Risalah Kedua Tentang Seputar Tata Cara Sholat

4). Apa saja rukun sholat?

Jawab :

๐ŸŒธRukun sholat ada 14 rukun, yaitu :

1). Berdiri bila mampu.
2). Takbiratul ihram.
3). Membaca Al-fatihah.
4). Rukuk.
5). Bangkit dari rukuk.
6). I’tidal setelah rukuk.
7). Sujud.
8). Bangkit dari sujud.
9). Duduk di antara dua sujud.
10). Tuma’ninah pada setiap rukun sholat.
11). Mengerjakan rukun sholat secara berurutan.
12). Tasyahud akhir.
13). Duduk tasyahud akhir.
14). Salam.


๐Ÿ“Catatan penerjemah:

Rukun sholat adalah bacaan atau gerakan sholat yang apabila ditinggalkan secara sengaja, maka batal sholatnya, jika lupa tidak dihitung rakaatnya dan harus menambah rakaat lagi kemudian melakukan sujud sahwi.

5). Apakah kewajiban-kewajiban sholat itu?

Jawab:

๐Ÿ€Kewajiban sholat ada 8, yaitu:

1). Takbir selain takbiratul ihram, karena takbiratul ihram merupakan rukun sholat.
2). Bacaan:

ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู

Sami’allahu liman hamidah.

Untuk imam dan orang yang sholat sendirian (munfarid).

4). Bacaan
ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู

Robbanaa wa lakal hamdu

Untuk semua (imam, makmum dan munfarid).

4). Bacaan rukuk.
5). Bacaan sujud.
6). Bacaan duduk diantara dua sujud ุฑูŽุจู‘ู ุงุบู’ููุฑ ู„ููŠ
Robbigh firli.
7). Tasyahud awwal.
8). Duduk Tasyahud awwal.

Dan kewajiban-kewajiban ini akan batal sholat jika ditinggalkan secara sengaja dan cukup sujud sahwi bila meninggalkannya karena lupa.

6). Apakah pembatal-pembatal sholat itu?

Jawab :

๐ŸŒฟPembatal sholat ada 8, yaitu:

1). Berbicara dengan sengaja.
2). Tertawa.
3). Makan.
4). Minum.
5). Membuka aurot.
6). Berpaling dari arah kiblat.
7). Melakukan banyak gerakan yang tidak diperlukan berbeda dengan sedikit gerakan, tidak membatalkan sholat.
8). Berhadats.

7). Apa dalil disyaratkannya niat?

Jawab:

๐ŸŒพDalilnya adalah hadits Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู: ” ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุจูุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุงุชู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ู„ููƒูู„ู‘ู ุงู…ู’ุฑูุฆู ู…ูŽุง ู†ูŽูˆูŽู‰”. ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡.

Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.

๐Ÿ“š HR. Bukhari Muslim.

8). Apakah hukum mengucapkan niat? Seperti perkataan sebagian orang:

ู†ูŽูˆูŽูŠุชู ุฃูุตูŽู„ู‘ููŠ ู„ูู„ู‘ู‡ู ูƒูŽุฐูŽุง ูƒูŽุฐูุง ุฑูŽูƒู’ุนูŽุฉ

Saya niat shalat karena Allah begini dan begini sekian rakaat? dengan dilafazkan (Penerjemah)

Jawab:

๐ŸŒทMelafazkan niat adalah bid’ah, tidak boleh dilakulan; karena itu tidak dilakukan oleh Nabi Shallallaahu’ alaihi wasallam, dalilnya adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, Beliau berkata:

ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : “ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ูููŠ ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ู…ูŽุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูููŠู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏู‘ูŒ”. ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang membuat perkara baru dalam urusan kami (agama) ini yang tidak ada perintahnya, maka perkara itu tertolak”.

๐Ÿ“š HR. Bukhori Muslim

Dalam riwayat Imam Muslim:

“ู…ูŽู†ู’ ุนูŽู…ูู„ูŽ ุนูŽู…ูŽู„ู‹ุง ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽู…ู’ุฑูู†ูŽุง ููŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุฏู‘ูŒ”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa mengamalkan suatu perkara yang tidak kami perintahkan, maka ia (amalan itu) tertolak.”

Dan cukup berniat di dalam hati.

Sebagaimana hadits:

ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุจูุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุงุชู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ู„ููƒูู„ู‘ู ุงู…ู’ุฑูุฆู ู…ูŽุง ู†ูŽูˆูŽู‰

“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan”.

(Bersambung in syaa Allah)