بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف المرسلين.
أما بعد:
Maka termasuk nikmat Allah Azza wa Jalla adalah wujudnya ulama rabbaniyun yang membimbing umat kepada shirotholmustaqim (jalan yang lurus), mengajari mereka perkara agama dari kecilnya sampai perkara besarnya supaya selamat dunia dan akhirat.
Pada kesempatan ini kami akan sampaikan seputar tata cara sholat dalam bentuk tanya jawab yang kami ambilkan dari kitab:
150 سؤال وجواب في صفة الصلاة
🖋Penulis: Muwaffaq bin Ahmad bin Ali Al Fadhily
Kami pilih kitab ini karena di dalamnya disebutkan banyak pembahasan dengan dalil ayat atau hadits shahih dengan tanpa menyebutkan perbedaan pendapat di kalangan ulama secara detail untuk mempermudah pemula dalam memahami hukum terkait sholat ,
semoga Allah Azza wa Jalla membalas kebaikan kepada penulis kitab ini dan bisa menjadi jalan kebaikan dan manfaat kepada para pembaca sekalian.
In syaa Allah kami akan mulai terjemahkan pembahasan ini, semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan amalan ini ikhlas karena-Nya dan menjadi pemberat amalan di hari tidaklah bermanfaat harta dan anak keturunan.
🖋Penerjemah:
Abu Zur’ah Wiwit Wahyu Ariyanto.
23 Shofar 1440 H
21 Oktober 2019
بسم الله الرحمن الرحيم
Aku mulai dengan memohon pertolongan Allah Azza wa Jalla.
▶ Pembahasan Pertama Tentang Syarat, Rukun, Kewajiban Dan Pembatal Sholat
1). Apa hukum sholat?
Jawab :
🍁Hukum sholat adalah wajib menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijmak (kesepakatan ulama).
Sholat merupakan rukun Islam kedua. Barang siapa meninggalkannya, maka sungguh dia telah kafir.
Allah Ta’ala berfirman:
{ وَأقِيْمُواالصَّلٰوةَ وَاٰ تُواالزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ }.
“Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 43)
Dan hadits:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ”. متفق عليه.
dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam dibangun di atas lima (landasan); persaksian tidak ada sesembahan yang hak selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”.
📚 HR.Bukhori Muslim.
Dan hadits:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ”. رواه الترمذي وصححه الألباني وهو في الصحيح المسند للإمام الوادعي.
dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya, maka dia sungguh telah kafir’.”
📚 HR. At-Tirmidziy dishohihkan Syaikh Albany dan Syaikh Muqbil dalam ash-Shahih al-Musnad
2). Apa kewajiban kita terhadap sholat?
Jawab :
🍃Wajib atas kita menunaikannya sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menunaikannya dan kita diperintahkan untuk itu,
Dalilnya:
عَنْ أَبِي سُلَيْمَانَ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً فَظَنَّ أَنَّا اشْتَقْنَا أَهْلَنَا وَسَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا فِي أَهْلِنَا فَأَخْبَرْنَاهُ وَكَانَ رَفِيقًا رَحِيمًا فَقَال:َ “ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي وَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُم”.ْ رواه البخاري
dari Abu Sulaiman Malik bin Al Huwairits dia berkata; “Kami datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam sedangkan waktu itu kami adalah pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Beliau mengira kalau kami merindukan keluarga kami, maka beliau bertanya tentang keluarga kami yang kami tinggalkan. Kami pun memberitahukannya, beliau adalah seorang yang sangat penyayang dan sangat lembut. Beliau bersabda: “Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka dan ajari mereka serta perintahkan mereka dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Jika telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan yang paling tua dari kalian hendaknya menjadi imam kalian’.”
📚 HR.Bukhori.
3). Apakah syarat-syarat sholat itu?
Jawab:
1). Islam :
tidak sah sholat seorang kafir sampai dia menjadi Muslim.
2). Berakal :
tidak sah sholat orang gila sampai dia berakal (sembuh).
3). Tamyiz :
tidak sah sholat dari anak kecil yang tidak paham dan tidak bisa menjawab dalam pembicaraan dan kapan seorang anak kecil bisa membedakan (tamyiz), maka sah sholatnya baik itu berumur, 5 tahun /6 tahun/ 7tahun. Tidak ada di sana batasan umur tertentu.
(📝Penerjemah: sholatnya anak kecil adalah sebagai latihan bagi mereka, supaya terbiasa dalam menjalankannya, adapun hukum wajibnya, apabila anak tersebut telah mencapai usia baligh)
4). Suci:
Suci badan, pakaian dan tempat sholatnya, tidak sah sholat dengan adanya najis pada salah satu di antara ketiganya.
5). Menutup aurat: Tidak sah sholat orang yang terbuka auratnya.
6). Menghilangkan hadats:
Tidak sah sholat tanpa wudhu’.
(📝Penerjemah: hadats kecil: buang angin, buang air besar, hadats besar: keluar mani (junub) dan ini harus mandi besar terlebih dahulu)
7). Mengetahui waktu sholat:
Tidak sah shalat sebelum masuk waktu atau keluar dari waktu sholat kecuali sakit, bepergian, lupa atau tertidur.
8). Menghadap kiblat: Tidak sah sholat bila menghadap ke arah selain kiblat kecuali orang yang berada di kapal atau semisalnya dan khawatir keluar dari waktu.
9) . Niat dan memaksudkan ibadah: Tidak sah sholat tanpa niat yaitu menentukan sholat yang akan dia laksanakan, niat tempatnya di hati. Dan termasuk di dalamnya adalah ikhlas, yaitu sholat ikhlas dengan mengharap wajah Allah tidak riya, tidak pula pamer.