13). Apakah dalil disyaratkannya menutup aurat?
Jawab:
🍀Dalil disyaratkannya menutup aurat adalah firman Allah Ta’ala:
{ يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ }.
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Qs. Al A’rof (7) : 31.
🌿Berkata Syaikh Assa’dy rahimahullah dalam tafsirnya:
“Yaitu : tutuplah aurat kalian semuanya ketika sholat, baik yang wajib ditutup dan yang sunnah ditutup, karena sesungguhnya menutup aurat adalah perhiasan badan sebagaimana terbukanya aurat menjadikan badan menjadi buruk dan jelek.”
🍁Berkata Imam Al-Baghawy dalam tafsirnya:
“Berkata ahli tafsir: Dahulu bani ‘Aamir thawaf di ka’bah dalam keadaan telanjang kemudian Allah azza wa jalla menurunkan ayat:
{ يٰبَنِيْۤ ءادَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ }.
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid.”
Yaitu: pakaian”.
🌷Berkata pula Imam Ibnu Katsir tentang ini.
14). Apakah dalil disyaratkannya suci dari hadats?
Jawab :
🌸Dalilnya hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallaahu’Alaihi wasallam bersabda:
( لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ ) قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ: مَا الْحَدَثُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ.
“Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadats hingga dia berwudhu.”
Seorang laki-laki dari Hadhramaut berkata, “Apa yang dimaksud dengan hadats wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab, “Kentut baik dengan suara atau tidak.”
📚 HR. Bukhori.
15). Apakah dalil disyaratkannya “masuk waktu shalat”?
Jawab:
🌺Dalil disyaratkannya masuk waktu sholat adalah firman Allah Ta’ala:
{ إِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا }.
“Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 103)
Maka barang siapa yang menjamak sholat Asar dengan sholat Dhuhur atau sholat Maghrib dengan shalat Isya tanpa uzur maka kami mengkhawatirkan batalnya dua sholat ini dikarenakan dia sholat tidak pada waktunya (1) kecuali orang yang sedang bepergian atau sakit disyariatkan jamak sholat, akan datang in syaa Allah penjelasannya.
📝 1. Penerjemah:
Melainkan apabila seseorang menjamaknya karena adanya suatu kebutuhan serta tidak dijadikan adat kebiasaan yaitu dilakukan terus-menerus, maka ini boleh sebagaimana hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ قَالَ كَيْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ وَفِي حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَه.ُ رواه مسلم.
dari Ibnu Abbas katanya; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjamak antara zhuhur dan ashar, maghrib dan isya` di Madinah, bukan karena ketakutan dan bukan pula karena hujan .” Dalam hadis Waki’, katanya; aku tanyakan kepada Ibnu Abbas; “Mengapa beliau lakukan hal itu?” Dia menjawab; “Beliau ingin supaya tidak memberatkan umatnya .”
16). Apakah dalil disyaratkannya suci dari najis?
Jawab:
🌷Dalilnya adalah hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
(مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ…).
“Kunci shalat adalah bersuci”.
📚 H.R. Abu Dawud dan dishahihkan Syaikh Al-Albani.
▶ Bersuci meliputi suci badan, pakaian, tempat sholat.