50). Apakah hukum sholat di atas kapal atau pesawat terbang?
Jawab:
๐ฟBoleh, jika dikhawatirkan keluar dari waktu sholat.
โก Dalilnya adalah Hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata:
“Rasulullah โ๏ทบ ditanya tentang sholat di kapal, Beliau โ๏ทบ bersabda:
( ุตูููู ููุงุฆูู ูุง ุฅููููุง ุฃููู ุชูุฎูุงูู ุงููุบูุฑููู)
“Sholatlah berdiri kecuali jika engkau takut tenggelam (maka sholatlah dengan duduk).”
๐HR. Daaraquthniy dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.
๐ธDi sini disebutkan bahwa sholat di kapal atau pesawat terbang dengan berdiri, kecuali jika khawatir akan dirinya terjatuh atau tenggalam, maka sholat dalam keadaan duduk.
๐บMenghadap qiblat ketika memulai sholat dan tidak mengapa jika kapal mengarah kepada selain qiblat setelah itu karena dalam keadaan darurat,
โก Allah Ta’ala berfirman:
{ ููุง ุชูููููุง ุงููููฐูู ู ูุง ุงุณูุชูุทูุนูุชูู ู }.
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 16)
51). Bolehkah sholat nafilah (sunnah) di atas kendaraan (mobil, pesawat atau hewan tunggangan) dalam keadaan tidak darurat?
Jawab:
๐ทYa, boleh.
โก Dan dalilnya adalah hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
ุนู ุฃูููุณู ุจููู ู ูุงูููู ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู ุฅูุฐูุง ุณูุงููุฑู ููุฃูุฑูุงุฏู ุฃููู ููุชูุทููููุนู ุงุณูุชูููุจููู ุจูููุงููุชููู ุงููููุจูููุฉู ููููุจููุฑู ุซูู ูู ุตููููู ุญูููุซู ููุฌูููููู ุฑูููุงุจููู.
Dari anas bin Malik bahwa apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak mengerjakan shalat sunnah, beliau menghadapkan untanya ke arah Kiblat, lalu beliau shalat ke arah mana saja kendaraan (untanya) menghadap.”
๐ HR. Imam Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.
โก Dalam riwayat Imam Ahmad dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany :
(ุญูููุซูู ูุง ุชูููุฌููููุชู ุจููู).
“Ke arah mana pun kendaraan itu menghadap.”
๐ธ Apabila datang waktu sholat fardhu turun dari kendaraannya setelah itu menghadap kiblat kemudian sholat.
๐ฟ Sebagaimana hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:
ุนู ุฌูุงุจูุฑู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู ููุตููููู ุนูููู ุฑูุงุญูููุชููู ููุญููู ุงููู ูุดูุฑููู ููุฅูุฐูุง ุฃูุฑูุงุฏู ุฃููู ููุตูููููู ุงููู ูููุชููุจูุฉู ููุฒููู ููุงุณูุชูููุจููู ุงููููุจูููุฉู.
Dari Jabir bin ‘Abdullah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendirikan shalat diatas hewan tunggangannya menghadap ke Timur. Jika Beliau hendak melaksanakan shalat wajib, maka Beliau turun dan melaksanakannya dengan menghadap kiblat”.
๐ HR. Bukhori.
52). Bolehkah sholat nawafil (sunnah) dalam keadaan duduk tanpa adanya uzur?
Jawab:
๐ทYa, boleh
๐Akan tetapi yang utama dia sholat dalam keadaan berdiri karena sholat duduk pahalanya separuh sholat berdiri kecuali bagi orang yang memiliki uzur baginya pahala sempurna.
โก Dalilnya adalah hadits Hafshoh radhiyallahu ‘anha:
ุนู ุญูููุตูุฉู ุฃููููููุง ููุงููุชู ู ูุง ุฑูุฃูููุชู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุตููููู ููู ุณูุจูุญูุชููู ููุงุนูุฏูุง ุญูุชููู ููุงูู ููุจููู ููููุงุชููู ุจูุนูุงู .
dari Hafsah Berkata: “Belum pernah Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam shalat sunnahnya beliau lakukan dengan duduk, hingga setahun sebelum wafatnya.”
๐ HR. Muslim.
Makna ุงูุณููุจูุญูุฉ adalah sholat sunnah.
โถ Dan hadits Imron bin Hushain radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุนูู
ูุฑูุงูู ุจููู ุญูุตููููู ููุงูู ุณูุฃูููุชู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ุนููู ุตูููุงุฉู ุงูุฑููุฌููู ูููููู ููุงุนูุฏู ููููุงูู ู
ููู ุตููููู ููุงุฆูู
ูุง ูููููู ุฃูููุถููู ููู
ููู ุตููููู ููุงุนูุฏูุง ูููููู ููุตููู ุฃูุฌูุฑู ุงููููุงุฆูู
ู ููู
ููู ุตููููู ููุงุฆูู
ูุง ูููููู ููุตููู ุฃูุฌูุฑู ุงููููุงุนูุฏ
ู
dari Imron bin Hushain, berkata; Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang seseorang yang melaksanakan shalat dengan duduk. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Siapa yang shalat dengan berdiri maka itu lebih utama. Dan siapa yang melaksanakan shalat dengan duduk maka baginya setengah pahala dari orang yang shalat dengan berdiri dan siapa yang shalat dengan tidur (berbaring) maka baginya setengah pahala orang yang shalat dengan duduk”.
๐HR. Bukhori
Dan makna:
(ูู ุตูููุงุชูู ููุงุฆูู ุงู) ุฃูู: ู ูุถูุทูุฌูุนูุง
Dan sholatnya dalam keadaan tidur
Maksudnya:
sholatnya dalam keadaan berbaring.