78). Apakah ada doa-doa yang disyariatkan setelah Tasmi’ dan Tahmid (bacaan: Sami’allahu Liman Hamidah)?
Jawab:
๐ Ya ada, hukumnya adalah sunnah,
โก Di antaranya adalah hadits yang datang dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุฃูุจูู ุณูุนููุฏู ุงููุฎูุฏูุฑูููู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูุฐูุง ุฑูููุนู ุฑูุฃูุณููู ู ููู ุงูุฑูููููุนู ููุงูู:( ุฑูุจููููุง ูููู ุงููุญูู ูุฏู ู ูููุกู ุงูุณููู ูุงููุงุชู ููุงููุฃูุฑูุถู ููู ูููุกู ู ูุง ุดูุฆูุชู ู ููู ุดูููุกู ุจูุนูุฏูุ ุฃููููู ุงูุซููููุงุกู ููุงููู ูุฌูุฏู. ุฃูุญูููู ู ูุง ููุงูู ุงููุนูุจูุฏู -ูููููููููุง ูููู ุนูุจูุฏู- ุงููููููู ูู ููุง ู ูุงููุนู ููู ูุง ุฃูุนูุทูููุชู ููููุง ู ูุนูุทููู ููู ูุง ู ูููุนูุชู ููููุง ููููููุนู ุฐูุง ุงููุฌูุฏูู ู ููููู ุงููุฌูุฏูู ). ุฑูุงู ู ุณูู .
dari Abu Sa’id al-Khudri dia berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam apabila mengangkat kepalanya dari rukuk maka beliau membaca, ROBBANAA LAKAL HAMDU MILAS SAMAAWAATI WAL ARDHI WAMIL
A MAA SYITA MIN SYAI
IN BA’DU, AHLATS TSANAA`I WAL MAJDI, AHAQQU MAA QOOLAL ‘ABDU, -WAKULLUNA LAKA ‘ABDUN-, ALLOOHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THOITA WALAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WALAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU ‘Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu, wahai Pemilik pujian dan kemulian, itulah yang paling haq yang diucapkan seorang hamba. Dan setiap kami adalah hamba untuk-Mu. Ya Allah, tidak ada penghalang untuk sesuatu yang Engkau beri, dan tidak ada pemberi untuk sesuatu yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat harta orang yang kaya, kekuasaan orang yang berkuasa dari adzab-Mu (hanya saja Dia lah yang menyelamatkannya dengan melakukan amal shalih)’.”
โก Dan juga hadits Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqi radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุฑูููุงุนูุฉู ุจููู ุฑูุงููุนู ุงูุฒููุฑูููููู ููุงูู ูููููุง ููุตููููู ููููู ูุง ููุฑูุงุกู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููู ููุง ุฑูููุนู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฑูุฃูุณููู ู ููู ุงูุฑููููุนูุฉู ููููุงูู ุณูู ูุนู ุงูููููู ููู ููู ุญูู ูุฏููู ููุงูู ุฑูุฌููู ููุฑูุงุกููู ุฑูุจููููุง ูููู ุงููุญูู ูุฏู ุญูู ูุฏูุง ููุซููุฑูุง ุทููููุจูุง ู ูุจูุงุฑูููุง ููููู ููููู ููุง ุงููุตูุฑููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู ู ููู ุงููู ูุชููููููู ู ุขููููุง ููุงูู ุงูุฑููุฌููู ุฃูููุง ููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ููููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุฏู ุฑูุฃูููุชู ุจูุถูุนูุฉู ููุซูููุงุซูููู ู ูููููุง ููุจูุชูุฏูุฑููููููุง ุฃููููููู ู ููููุชูุจูููุง ุฃููููููุง.
dari Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqi ia berkata; Pada suatu hari, kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’ dan membaca, “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Allah Maha Mendengar bagi siapa saja yang memujinya).” Tiba-tiba seorang laki-laki menyahut di belakangnya, “RABBANAA LAKAL HAMDU KATSIIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIH (Ya Rabb kami, bagi-Mu segala pujian yang baik dan banyak, serta mengandung keberkahan).” Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai shalat, beliau bertanya: “Siapa yang berkata-kata tadi?” laki-laki itu pun menjawab, “Aku -wahai Rasulullah-.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungghnya aku telah melihat tiga puluh lebih Malaikat yang saling berlomba, siapa di antara mereka yang menulisnya pertama kali.”
๐HR. Bukhori.
๐ดDan masih ada bacaan selain itu dan disunnahkan untuk bervariasi pada setiap kali bacaan satu macam, dibaca salah satu darinya.
๐บTata Cara Sujud๐บ
79). Bagaimana tata cara sujud?
Jawab:
๐ฟYaitu turun untuk sujud dengan bertumpu pada tangan, mendahulukan tangannya dari kedua lututnya, meletakkan kedua tangan, kedua lutut dan kedua kakinya di atas tanah (lantai), menempelkan dahi dan hidungnya di tanah, meluruskan punggungnya, tidak merendahkan atau mengangkatnya, tumakninah di dalam sujudnya sampai setiap sendi kembali ke tempatnya.
โก Dalilnya adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:
ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู:( ุฃูู ูุฑูุชู ุฃููู ุฃูุณูุฌูุฏู ุนูููู ุณูุจูุนูุฉู ุฃูุนูุธูู ู ุงููุฌูุจูููุฉู ููุฃูุดูุงุฑู ุจูููุฏููู ุนูููู ุฃููููููู ููุงููููุฏููููู ููุงูุฑููุฌููููููู ููุฃูุทูุฑูุงูู ุงููููุฏูู ููููู ). ู ุชูู ุนููู.
dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku diperintahkan untuk bersujud pada tujuh anggota badan: kening -dan beliau menunjuk dengan tangannya pada hidungnya juga-, kedua tangannya, dan kedua kakinya, serta ujung kedua kedua telapak kakinya.
๐ HR. Bukhori dan Muslim.
๐Maka dahi dan hidung adalah satu tulang dengan dalil isyarat Rasulullah โ๏ทบ kepada hidungnya, kaki dua tulang, lutut dua tulang, tangan dua tulang, maka jumlah keseluruhannya adalah tujuh tulang.
80). Apakah dalilnya didahulukan tangan daripada lutut di saat sujud [1]?
Jawab:
โก Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูุฐูุง ุณูุฌูุฏู ุฃูุญูุฏูููู ู ููููููุถูุนู ููุฏููููู ููุจููู ุฑูููุจูุชููููู ููููุง ููุจูุฑููู ุจูุฑูููู ุงููุจูุนููุฑู ุฑูุงู ุงููุณุงุฆู ูุตุญุญู ุงูุฃูุจุงูู.
dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Jika salah seorang dari kalian hendak sujud, maka hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya dan janganlah ia turun (untuk sujud) seperti menderumnya unta.”
๐ HR. An-Nasa`i dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.
๐Adapun hadits didahulukannya lutut daripada tangan adalah hadits dhaif didhaifkan oleh Syaikh Al-Albany.
๐ฑDan sudah diketahui bahwa cara menderumnya unta yaitu dengan mendahulukan lutut, dan kedua lututnya pada tangannya.
๐ฟBerkata sebagian ulama:
“Manusia ketika hendak berdiri dengan menggunakan kedua kakinya, sedangkan binatang berkaki empat dengan tangannya.
โก Dalilnya hadits Suroqoh radhiyallahu ‘anhu berkata:
ู ุณูุงุฎูุชู ููุฏูุง ููุฑูุณูู ููู ุงููุฃูุฑูุถู ุญูุชููู ุจูููุบูุชูุง ุงูุฑููููุจูุชูููู.
“Kaki depan (tangan) kudaku kembali terperosok di dalam tanah hingga mencapai kedua lututnya.”
๐ HR. Bukhori.
[1]. Penerjemah:
๐ฟSyaikh Hasan bin Nur Al-Marwa’iy hafizhahullah (beliau sekarang salah seorang pengajar di Darul Hadits Mabar) berkata:
“Dan permasalahan ini terjadi perbedaan pendapat sejak dulu smpai sekarang,โฆdan yang kuat adalah bolehnya dua perkara (mendahulukan tangan atau lutut dulu), karena tidak adanya dalil yang shohih dalam permasalahan iniโฆ.”