🌻Ibnul Qayyim (wafat 751H) rahimahullah berkata:
“Termasuk di antara akibat buruk perbuatan dosa dan maksiat bahwa Allahﷻ akan melupakan hamba-Nya, meninggalkannya, dan membiarkannya antara dia dengan hawa nafsunya dan setan. Di sana terdapat kebinasaan yang tak bisa diharapkan keberuntungannya. Allahﷻ berfirman:
( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ). الحشر (18)
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)
( وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ). الحشر (19)
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 19)
Allah ﷻ memerintahkan agar bertakwa kepada-Nya dan melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari menyerupai orang-orang yang melupakan-Nya dan meninggalkan ketakwaan kepada-Nya. Dan memberitahukan bahwa Allah ﷻ akan menghukum orang yang meninggalkan ketakwaan dengan menjadikan lupa dirinya sendiri, yaitu melupakan kebaikan untuk dirinya sendiri dan dari apa saja yang menyelamatkannya dari azab-Nya, serta dari apa saja yang menjadi sebab kebahagiaan dalam kehidupan yang kekal abadi kesempurnaan kelezatannya, kesenangan dan kenikmatannya. Maka Allah ﷻ menjadikanya lupa akan semua itu sebagai balasan atas lupanya dia dari keagungan-Nya dan rasa takut dari-Nya serta penunaian perintah-Nya. Maka, engkau akan melihat seorang yang berbuat maksiat lalai dari kebaikan (maslahat) untuk dirinya sendiri dan akan menyia-nyiakannya. Sungguh Allahﷻ telah mengunci hatinya dari mengingat-Nya, mengikuti hawa nafsunya dan keadaannya sudah melampaui batas. Sungguh telah tercerai-berai atasnya kebaikan dunia dan akhiratnya. Sungguh dia telah melalaikan dan menelantarkan keberuntungannya yang abadi dan menggantinya dengan kelezatan yang paling rendahnya(dengan mengikuti syahwat dan hawa nafsu).”
📚 Ad-Daawa Ad-Dawaa
hal. 172-173.
💐Faedah Pelajaran Kitab Tersebut Bersama Syaikh Muhammad Al-Imam, Darul Hadits Mabar Yaman,
Kamis 4 Jumada Al-Ula 1443H.
✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/