١. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: لَقَدْ رَأَيْتُنِي وَإِنِّي لَأَخِرُّ فِيمَا بَيْنَ مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى حُجْرَةِ عَائِشَةَ مَغْشِيًّا عَلَيَّ، فَيَجِيءُ الْجَائِي فَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى عُنُقِي، وَيُرَى أَنِّي مَجْنُونٌ، وَمَا بِي مِنْ جُنُونٍ، مَا بِي إِلَّا الْجُوعُ. رواه البخاري.
1ِ. Dari Abu Hurairah berkata : aku pernah tersungkur antara mimbar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga kamar Aisyah dengan setengah pingsan, lantas ada seseorang datang dan meletakkan kakinya di tengkukku, menyangkaku bahwa aku gila, padahal aku tidak gila, hanya karena aku sangat kelaparan.”
📚HR. Bukhori (7324).
٢. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّاسَ كَانُوا يَقُولُونَ : أَكْثَرَ أَبُو هُرَيْرَةَ، وَإِنِّي كُنْتُ أَلْزَمُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشِبَعِ بَطْنِي، حَتَّى لَا آكُلُ الْخَمِيرَ، وَلَا أَلْبَسُ الْحَبِيرَ ، وَلَا يَخْدُمُنِي فُلَانٌ وَلَا فُلَانَةُ، وَكُنْتُ أُلْصِقُ بَطْنِي بِالْحَصْبَاءِ مِنَ الْجُوعِ، وَإِنْ كُنْتُ لَأَسْتَقْرِئُ الرَّجُلَ الْآيَةَ هِيَ مَعِي ؛ كَيْ يَنْقَلِبَ بِي فَيُطْعِمَنِي، وَكَانَ أَخْيَرَ النَّاسِ لِلْمِسْكِينِ جَعْفَرُ بْنُ أَبِي طَالِبٍ ؛ كَانَ يَنْقَلِبُ بِنَا، فَيُطْعِمُنَا مَا كَانَ فِي بَيْتِهِ، حَتَّى إِنْ كَانَ لَيُخْرِجُ إِلَيْنَا الْعُكَّةَ الَّتِي لَيْسَ فِيهَا شَيْءٌ، فَنَشُقُّهَا، فَنَلْعَقُ مَا فِيهَا. رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah radhiyalahu ‘anhu bahwa orang-orang berkata bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh memang akulah orang yang bermulazamah (selalu menyertai) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan kenyangnya perutku yang hanya sekadarnya, dan aku tidak memakan roti dan tidak mengenakan pakaian bagus. Aku juga tidak dibantu oleh seorang pelayan-pun baik laki-laki maupun wanita dan aku biasa mengganjal perutku dengan batu karena menahan lapar, dan aku meminta seseorang untuk membacakan (memahamkan) ayat padahal aku lebih paham darinya, supaya mengajakku ke rumahnya lalu memberiku makan (tapi dia tidak mengajakku untuk makan). Dan manusia yang paling baik simpatinya terhadap orang miskin adalah Ja’far bin Abu Thalib. Dia bolak-balik menemui kami lalu memberi makan kepada kami makanan apa saja yang ada di rumahnya hingga suatu hari dia menyuguhkan kepada kami wadah minyak samin yang tidak berisi apa-apa, lalu kami membelahnya lalu kami menjilat sisa-sisa isinya.”
📚HR. Bukhori (3708).
💐Faedah Pelajaran Kitab Badzlul Tsaman Fi Fadhl Ahli Yaman karya Syaikh Arafat Al-Futahi, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 10 Jumada Al-Ula 1443H.
✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/