๐ธTata cara sholat jenazah๐ธ
137). Bagaimana tata cara sholat jenazah itu?
Jawab:
๐ฑYaitu dengan cara imam keluar ke musholla (tanah lapang) [1], kemudian sholat berjamaah dengan empat kali takbir, imam dalam keadaan berdiri, tanpa rukuk, tidak pula sujud dan membaca secara sirriyah (tidak dikeraskan) kemudian salam.
โถ Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุนูู ุงููููุฌูุงุดูููู ููู ุงููููููู ู ุงูููุฐูู ู ูุงุชู ููููู ููุฎูุฑูุฌู ุจูููู ู ุฅูููู ุงููู ูุตููููู ููุตูููู ุจูููู ู ููููุจููุฑู ุนููููููู ุฃูุฑูุจูุนู ุชูููุจููุฑูุงุชู. ู ุชูู ุนููู.
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam mengumumkan kematian An-Najasyi, pada hari kematiannya lalu Beliau keluar bersama mereka menuju tanah lapang kemudian Beliau membariskan mereka dalam shaf lalu Beliau bertakbir sebanyak empat kali”.
๐ HR. Bukhori dan Muslim.
138). Apakah bacaan sholat jenazah?
Jawab:
๐Bacaan sholat jenazah seperti contoh berikut ini:
โก 1). Takbir yang pertama: membaca surat Al-Fatihah.
โก 2). Takbir yang kedua: membaca sholawat kepada Rasulullah โ๏ทบ.
โก 3). Takbir yang ketiga: berdoa untuk mayit dan mengikhlaskan doa untuknya.
โก 4). Takbir yang keempat:Langsung salam[2].
โถ Dalil-dalil mengenai hal di atas :
1). Dalil bacaan surat Al-Fatihah adalah hadits Thalhah bin Abdillah bin Auf radhiyallahu ‘anhuma:
ุนููู ุทูููุญูุฉู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุนููููู ููุงูู:( ุตููููููุชู ุฎููููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููู ูุง ุนูููู ุฌูููุงุฒูุฉู ููููุฑูุฃู ุจูููุงุชูุญูุฉู ุงููููุชูุงุจู ููุงูู ููููุนูููู ููุง ุฃููููููุง ุณููููุฉู ). ุฑูุงู ุงูุจุฎุงุฑู.
Dariari Tholhah bin ‘Abdullah bin ‘Auf berkata; Aku shalat di belakang Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma pada suatu jenazah, lalu ia membaca surat Al-Fatihah, ia berkata, agar orang-orang tahu bahwa itu merupakan sunah”.
๐ HR. Bukhori.
2). Dalil sholawat kepada Nabi โ๏ทบ pada rakaat kedua hadits Abi Umamah bin Sahl radhiyallahu ‘anhu:
‘Sungguh salah seorang dari sahabat Rasulullah โ๏ทบ telah mengabarkan kepadanya :
ุฃู ุงูุณูุฉ ูู ุงูุตูุงุฉ ุนูู ุงูุฌูุงุฒุฉ ุฃู ููุจุฑ ุงูุฅู ุงู ุซู ููุฑุฃ ุจูุงุชุญุฉ ุงููุชุงุจ ุจุนุฏ ุงูุชูุจูุฑุฉ ุงูุฃููู ูููุฑุฃ ูู ููุณู ุซู ูุตูู ุนูู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ููุฎูุต ุงูุฏุนุงุก ููุฌูุงุฒุฉ ูู ุงูุชูุจูุฑุงุช ูุง ููุฑุฃ ูู ุดูุก ู ููู ุซู ูุณูู ุณุฑุง ูู ููุณู. ุฑูุงู ุงูุจูููู ูุตุญุญู ุงูุฃูุจุงูู.
“Bahwasanya sunnah dalam sholat jenazah, imam bertakbir kemudian membaca surat Al-Fatihah secara sirriyah setelah takbir yang pertama, kemudian membaca sholawat nabi โ๏ทบ , (setelah takbir yang ketiga) mengikhlaskan doa untuk jenazah, pada takbir-takbir (setelah takbir yang pertama) tidak membaca sesuatupun dari Al-Fatihah ataupun surat dalam Al-Qur’an), setelah itu (takbir keempat) salam secara sirriyah.”
๐ HR. Al-Baihaqi dishahihkan oleh Al-Albany.
3). Dalil doa untuk mayit adalah hadits Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
ุนูู ุนููููู ุจููู ู ูุงูููู ููููููู ุตููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุนูููู ุฌูููุงุฒูุฉู ููุญูููุธูุชู ู ููู ุฏูุนูุงุฆููู ูููููู ููููููู:( ุงููููููู ูู ุงุบูููุฑู ูููู ููุงุฑูุญูู ููู ููุนูุงูููู ููุงุนููู ุนููููู ููุฃูููุฑูู ู ููุฒููููู ููููุณููุนู ู ูุฏูุฎููููู ููุงุบูุณููููู ุจูุงููู ูุงุกู ููุงูุซููููุฌู ููุงููุจูุฑูุฏู ููููููููู ู ููู ุงููุฎูุทูุงููุง ููู ูุง ูููููููุชู ุงูุซููููุจู ุงููุฃูุจูููุถู ู ููู ุงูุฏููููุณู ููุฃูุจูุฏููููู ุฏูุงุฑูุง ุฎูููุฑูุง ู ููู ุฏูุงุฑููู ููุฃูููููุง ุฎูููุฑูุง ู ููู ุฃููููููู ููุฒูููุฌูุง ุฎูููุฑูุง ู ููู ุฒูููุฌููู ููุฃูุฏูุฎููููู ุงููุฌููููุฉู ููุฃูุนูุฐููู ู ููู ุนูุฐูุงุจู ุงููููุจูุฑู ุฃููู ู ููู ุนูุฐูุงุจู ุงููููุงุฑู ). ููุงูู ุญูุชููู ุชูู ููููููุชู ุฃููู ุฃูููููู ุฃูููุง ุฐููููู ุงููู ููููุชู. ุฑูุงู ู ุณูู .
Dari Auf bin Malik berkata; Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyolatkan jenazah, dan aku hafal doa yang beliau ucapkan: “ALLAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA ‘AAFIHI WA’FU ‘ANHU WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI’ MUDKHALAHU WAGHSILHU BILMAA`I WATS TSALJI WAL BARADI WA NAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA NAQQAITATS TSAUBAL ABYADHA MINAD DANASI WA ABDILHU DAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA ADKHILHUL JANNATA WA A’IDZHU MIN ‘ADZAABIL QABRI AU MIN ‘ADZAABIN NAAR” (Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia, lindungilah ia dan maafkanlah ia, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah ia ke dalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka).” Hingga aku berangan seandainya aku saja yang menjadi mayit itu.
๐ HR. Muslim.
โถ Dan juga hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ููุงูู ุตููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุนูููู ุฌูููุงุฒูุฉู ููููุงูู:( ุงููููููู ูู ุงุบูููุฑู ููุญููููููุง ููู ููููุชูููุง ููุตูุบููุฑูููุง ููููุจููุฑูููุง ููุฐูููุฑูููุง ููุฃูููุซูุงููุง ููุดูุงููุฏูููุง ููุบูุงุฆูุจูููุง ุงููููููู ูู ู ููู ุฃูุญูููููุชููู ู ููููุง ููุฃูุญููููู ุนูููู ุงููุฅููู ูุงูู ููู ููู ุชููููููููุชููู ู ููููุง ููุชูููููููู ุนูููู ุงููุฅูุณูููุงู ู ุงููููููู ูู ููุง ุชูุญูุฑูู ูููุง ุฃูุฌูุฑููู ููููุง ุชูุถููููููุง ุจูุนูุฏููู ). ุฑูุงู ุฃุจู ุฏุงูุฏ ูุตุญุญู ุงูุฃูุจุงูู.
Dariari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam penah menshalati jenazah kemudian beliau mengucapkan: ALLAAHUMMAGHFIR LIHAYYINAA WA MAYYITINA, WA SHAGHIIRINAA WA KABIIRINAA WA DZAKARINAA WA UNTSAANAA, WA SYAAHIDINAA WA GHAAIBINAA. ALLAAHUMMA, MAN AHYAITAHU MINNAA FA AHYIHI ‘ALAL IIMAAN WA MAN TAWAFFAITAHU MINNAA FATAWAFFAHU ‘ALAL ISLAAM. ALLAHUMMA LAA TAHRIMAN AJRAHU WA LAA TUDHILLANAA BA’DAHU (Ya Allah, ampunilah orang-orang yang masih hidup di antara kami, dan yang telah mati, anak kecil dan yang dewasa kami, laki-laki kami dan wanita kami, orang-orang yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir. Ya Allah, siapapun di antara kami yang Engkau hidupkan maka hidupkanlah di atas keimanan dan siapapun di antara kami yang Engkau wafatkan maka wafatkanlah dalam keadaan beragama Islam, ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari mendapatkan pahalanya dan janganlah Engkau sesatkan kami setelah kematiannya.”
๐ HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Albany.
๐ฟApabila mayit anak kecil maka doanya adalah:
( ุงูููู ุงุฌูุนููููู ููููุง ููุฑูุทูุงุ ููุณูููููุงุ ููุฃูุฌูุฑูุง ).
“Ya Allah jadikanlah dia bagi kami farothon, salafan dan pahala.”
๐ดDan juga:
ููููุงูู ุงููุญูุณููู : ููููุฑูุฃู ุนูููู ุงูุทูููููู ุจูููุงุชูุญูุฉู ุงููููุชูุงุจูุ ููููููููู : ุงููููููู ูู ุงุฌูุนููููู ููููุง ููุฑูุทูุงุ ููุณูููููุงุ ููุฃูุฌูุฑูุง.
Berkata Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu : dibacakan atas mayit anak-anak surat Al-Fatihah, dan membaca ALLAHUMMAJ’AL LANA SALAFAN WA FAROTHON WA DZUHRON WA AJRAA
Ya Allah jadikanlah dia bagi kami farothon, salafan, simpanan dan pahala
๐ HR. Bukhori.
๐Makna ( farothon ): adalah yang menyambut dan mengantarkan kedua orang tuanya ke surga-Nya.
๐ฑMakna ( salafan ): adalah mendahului ke surga untuk kami.
๐Makna ( ajraa ):
adalah sebab untuk mendapatkan pahala atas kesabaran kami dalam musibah.
139). Apa keutamaan sholat jenazah dan mengantar jenazah ke pemakaman?
Jawab:
๐ฟSholat jenazah dan mengantar jenazah ke pemakaman pahalanya sangat besar. Barang siapa sholat jenazah baginya pahala semisal gunung Uhud. Barang siapa yang sholat jenazah dan mengantarkannya pahalanya semisal dua gunung Uhud.
โถ Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุงูู:( ู ููู ุตููููู ุนูููู ุฌูููุงุฒูุฉู ููููู ู ููุชูุจูุนูููุง ูููููู ูููุฑูุงุทู ููุฅููู ุชูุจูุนูููุง ูููููู ูููุฑูุงุทูุงูู ููููู ููู ูุง ุงูููููุฑูุงุทูุงูู ููุงูู ุฃูุตูุบูุฑูููู ูุง ู ูุซููู ุฃูุญูุฏู ). ู ุชูู ุนููู.
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barang siapa yang menyolatkan jenazah, namun ia tidak sampai ikut mengantarnya maka baginya pahala satu qirath. Dan jika ia turut mengantarnya, maka baginya pahala dua qirath.” Kemudian ditanyakanlah, “Seperti apakah dua qirath itu?” beliau menjawab: “Yang paling kecil di antaranya adalah seperti gunung uhud.”
๐ HR. Bukhori dan Muslim. ____________
Penerjemah:
[1]. Soal:
Apakah boleh menyolatkan jenazah di rumah duka? Karena kami melakukan ini di negeri kami, bahwa kebanyakan mayit di sholatkan di rumah duka? Dan sedikit yang disholatkan di masjid atau tempat yang disediakan untuk sholat jenazah.
Jazaakumullahu khair.
Jawab:
ุงูุญู ุฏ ููู ุฑุจ ุงูุนุงูู ูู
๐ฟBoleh dilakukan sholat jenazah di rumah duka setelah dimandikan, terlebih khusus para wanita dan orang yang tidak bisa menyolatkannya di masjid atau musholla (tanah lapang) yang disediakan untuk sholat jenazah,
dan asal (syariat) supaya mayit disholatkan di tempat yang disediakan untuk sholat atas mereka di luar masjid, dan boleh disholatkan jenazah di masjid dan boleh juga disholatkan di kuburan setelah dikubur bagi siapa yang belum menyolatkannya.”
โJawaban Syaikh Abdurrahman As-Simhi pengajar Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad, 13 Rajab 1441.
๐ค Adapun jawaban Syaikh Taufiq Al-Ba’dany hafizhahullah pada hari Senin 14 Rajab 1441:
ุงูุญู ุฏ ููู ุฑุจ ุงูุนุงูู ูู
Sah sholat jenazah di rumah duka atau selainnya, tidak mengapa, akan tetapi yang afdhol di musholla atau masjid, aku mengira mudah untuk disholatkan masjid, tinggal disampaikan kepada imam masjid, kemudian diumumkan kalau ada jenazah akan disholatkan, ini semua supaya jamaah semakin banyak dan mendapatkan keutamaan pahala yang besar (qiroth), faedah untuk mayit karena yang menyolatkan dan mendoakannya banyak serta menghidupkan Sunnah dan hendaknya ini tidak diremehkan dan digampangkan.
[2]. ๐ฑSyaikh Taufiq Al-Ba’dany hafizhahullah berkata:
“Dan yang masyhur dari pendapat Malikiyyah, Syafi’iyyah, sebagian Hanafiyah, riwayat dari Imam Ahmad, kebanyakan Hanabilah dan Ibnu Hazm bahwasanya disunnahkan berdoa setelah takbir keempat sebelum salam, maka ini lebih baik dari diamโฆ.
Dan pendapat ini adalah yang rajih-wallahua’lam-, dan menguatkan pendapat ini juga Imam Syaukani, Al-Albany dan Ibnu Utsaimin rahimahumullah, tidak mengapa langsung mengucapkan salam setelah takbir keempat, dan jika berdoa dengan doa secara ringkas, disyariatkan menurut pendapat yang rajih (kuat) dari kalangan ulama, apabila kita sholat di belakang Imam kemudian setelah takbir keempat, imam tidak langsung salam maka kita berdoa untuk mayit, apabila imam diam setelah takbir keempat, kita sibukkan dengan doa, maka ini lebih utama daripada diam, dan apabila imam salam langsung (setelah takbir keempat) maka kita segera salam mengikutinya.”
๐ Syarh Bulugh Al-Maram karya beliau [3/29] .