๐ธTata cara sholat khauf๐ธ
139). Bagaimana tata cara sholat Khauf?
Jawab :
๐ฑSholat Khauf mempunyai banyak tata cara dan ini tergantung keadaan.
๐Berkata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya:
” Sholat Khauf beragam caranya, sebab musuh terkadang ada di arah kiblat, kadang pula selain arah kiblat. Sholat terkadang empat rakaat, tiga rakaat misalnya sholat Maghrib dan dua rakaat contohnya sholat Shubuh dan sholat Safar. Kadang pula berjamaah, kadang perang berkecamuk tidak bisa melaksanakan sholat secara berjamaah, bahkan sholat sendiri-sendiri menghadap kiblat atau ke arah selain kiblat. Berjalan kaki atau berkendaraan. Boleh bagi mereka berjalan kaki dalam keadaan perang berkecamuk sedangkan mereka di tengah sholat.
๐ Sekian tafsir Beliau pada ayat khauf.
๐ฑKami akan sebutkan di sini dua tata cara sholat Khauf,
โก [1 ]. yaitu imam sholat dengan pasukan sebanyak dua rakaat , pasukan dibagi dua, pasukan yang pertama sholat bersama imam satu rakaat dan pasukan yang kedua berjaga-jaga dan mengarah ke musuh, kemudian pasukan yang pertama pergi ke arah musuh dan pasukan yang kedua sholat bersama imam satu rakaat, imam melakukan salam, lalu masing-masing pasukan menyelesaikan sholatnya.
โก [2]. Atau imam masih dalam keadaan duduk, pasukan yang pertama menyelesaikan rakaat kedua. Kemudian imam berdiri sholat dengan pasukan yang kedua, imam melakukan salam, dan pasukan yang kedua menyelesaikan kekurangan satu rakaat sholat mereka.
โถ Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
( ููุฅูุฐูุง ูููุชู ูููููู ู ููุฃูููู ูุชู ููููู ู ุงูุตููููุงุฉู ููููุชูููู ู ุทูุงุฆูููุฉู ู ููููููู ู ููุนููู ููููููุฃูุฎูุฐููุง ุฃูุณูููุญูุชูููู ู ููุฅูุฐูุง ุณูุฌูุฏููุง ููููููููููููุง ู ูู ููุฑูุงุฆูููู ู ููููุชูุฃูุชู ุทูุงุฆูููุฉู ุฃูุฎูุฑูููฐ ููู ู ููุตูููููุง ููููููุตูููููุง ู ูุนููู ููููููุฃูุฎูุฐููุง ุญูุฐูุฑูููู ู ููุฃูุณูููุญูุชูููู ู ). ุงููุณุงุก (102)
“Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan sholat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang sholat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat) maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum sholat, lalu mereka sholat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 102).
๐Dan juga hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
ุนููู ุงุจููู ุนูู ูุฑู ููุงูู:(( ุตููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุตูููุงุฉู ุงููุฎููููู ุจูุฅูุญูุฏูู ุงูุทููุงุฆูููุชููููู ุฑูููุนูุฉู ููุงูุทููุงุฆูููุฉู ุงููุฃูุฎูุฑูู ู ูููุงุฌูููุฉู ุงููุนูุฏูููู ุซูู ูู ุงููุตูุฑููููุง ููููุงู ููุง ููู ู ูููุงู ู ุฃูุตูุญูุงุจูููู ู ู ูููุจูููููู ุนูููู ุงููุนูุฏูููู ููุฌูุงุกู ุฃููููุฆููู ุซูู ูู ุตููููู ุจูููู ู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฑูููุนูุฉู ุซูู ูู ุณููููู ู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุซูู ูู ููุถูู ููุคูููุงุกู ุฑูููุนูุฉู ููููุคูููุงุกู ุฑูููุนูุฉู )). ู ุชูู ุนููู.
Dari Ibnu Umar ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah shalat Khauf bersama kami. Mula-mula satu kelompok pasukan mengikuti beliau shalat satu rakaat, sedangkan kelompok yang lain berjaga-jaga menghadap ke arah musuh. Setelah selesai satu rakaat, kelompok pertama pergi berjaga-jaga, menggantikan kelompok kedua, sedangkan kelompok kedua shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai shalat, masing-masing rombongan menyempurnakan shalat mereka satu rakaat lagi.”
๐ HR. Bukhori dan Muslim.
๐ฟDengan ini selesailah pembahasan sholat yang memiliki sebab-sebab.
140). Bolehkah sholat Sunnah pada waktu yang dimakruhkan?
Jawab:
๐Tidak boleh sholat pada waktu yang dimakruhkan. Rasulullah โshallallahu ‘alaihi wa sallam melarang sholat pada waktu yang dimakruhkan kecuali sholat yang memiliki sebab, hanya saja larangan ini berlaku untuk sholat sunnah mutlak tanpa sebab menurut pendapat yang kuat.
โถ Dalilnya adalah hadits Abu Said Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu :
ุนู ุณูุนููุฏู ุงููุฎูุฏูุฑูููู ููููููู ุณูู ูุนูุชู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููููู:(( ููุง ุตูููุงุฉู ุจูุนูุฏู ุงูุตููุจูุญู ุญูุชููู ุชูุฑูุชูููุนู ุงูุดููู ูุณู ููููุง ุตูููุงุฉู ุจูุนูุฏู ุงููุนูุตูุฑู ุญูุชููู ุชูุบููุจู ุงูุดููู ูุณู )). ู ุชูู ุนููู.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada shalat setelah Shubuh hingga matahari meninggi dan tidak ada shalat setelah ‘Ashar hingga matahari tenggelam.”
๐ HR. Bukhori dan Muslim.
141). Sebutkan waktu makruh yang kita dilarang sholat padanya?
Jawab:
๐ฟWaktu yang dimakruhkan adalah:
1). Dari setelah sholat Shubuh sampai terbitnya matahari.
2). Ketika matahari tepat di tengah langit hingga tergelincir.
3). Setelah sholat Ashar sampai terbenamnya matahari.
โถ Dalilnya adalah hadits ‘Utbah bin Amir Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu:
ุนูู ุนูููุจูุฉู ุจููู ุนูุงู ูุฑู ุงููุฌูููููููู ููุงูู:(( ุซูููุงุซู ุณูุงุนูุงุชู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููููุงููุง ุฃููู ููุตูููููู ูููููููู ุฃููู ุฃููู ููููุจูุฑู ูููููููู ู ูููุชูุงููุง ุญูููู ุชูุทูููุนู ุงูุดููู ูุณู ุจูุงุฒูุบูุฉู ุญูุชููู ุชูุฑูุชูููุนู ููุญูููู ูููููู ู ููุงุฆูู ู ุงูุธูููููุฑูุฉู ุญูุชููู ุชูู ูููู ุงูุดููู ูุณู ููุญูููู ุชูุถูููููู ุงูุดููู ูุณู ููููุบูุฑููุจู ุญูุชููู ุชูุบูุฑูุจู )). ุฑูุงู ู ุณูู .
Dari Uqbah bin Amir Al-Juhani berkata; “Ada tiga waktu, yang mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang kita untuk sholat atau menguburkan jenazah pada waktu-waktu tersebut. (Pertama), saat matahari terbit hingga ia agak meninggi. (Kedua), saat matahari tepat berada di pertengahan langit (tengah hari) hingga ia telah condong ke barat, (Ketiga), saat matahari hampir terbenam, hingga ia terbenam sama sekali.”
๐ HR. Muslim.
๐ Makna (ุชุถูู) yaitu (ุชู ูู): condong.