🌹Risalah Ketiga Puluh Tiga🌹
🌷Bab penjelasan seputar Iktikaf🌷
Soal:
- Barang siapa yang beriktikaf 10 hari terakhir Ramadan, maka kapan dia keluar dari tempat Iktikafnya ? Jawab: 🍁Berkata Ahli Fikih :
“Berakhirnya Iktikaf dengan tenggelamnya matahari dari akhir hari iktikaf; dikarenakan malam itu untuk hari setelahnya, bukan untuk hari sebelumnya, begitu juga dalam Iktikaf 10 hari terakhir Ramadan berakhir Iktikaf dengan tenggelamnya matahari di malam Hari Raya.”
🌻Berkata Imam Ibnu Abdil Bar rahimahullah:
“Malam Idul Fitri bukanlah waktu Iktikaf, tidak pula puasa dan bukan termasuk bulan Ramadan, dan tidak ada dalil sahih dari Nabi ﷺ di dalamnya (bahwa malam idul fitri untuk iktikaf dan berpuasa) .”
🌷Bab seputar penjelasan tentang sepuluh akhir bulan Ramadan dan malam Lailatul Qadar🌷
Soal:
- Apa kedudukan 10 hari terakhir Ramadan? Jawab:
🍀”10 hari terakhir Ramadan adalah paling utamanya bulan Ramadan, dan karena ini dahulu Nabi ﷺ mengkhususkannya dengan iktikaf untuk mencari Lailatul Qadar, Lailatul Qadar ada di antara 10 hari terakhir Ramadan yang Allah Ta’ala berfirman tentangnya:
{ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ }.
“Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr 97: Ayat 3).
Dan dahulu Nabi ﷺ mengkhususkan malam-malam ini dengan qiyamul lail seluruhnya, maka sepantasnya bagi manusia pada malam-malam ini bersemangat atas salat malam dan memanjangkan bacaan, rukuk, sujud, dan apabila salat bersama Imam maka salatlah sampai selesai karena Nabi ﷺ bersabda:
(( مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة )).
“Barang siapa salat bersama imam hingga selesai, ditulis untuknya salat semalam suntuk.”
✒(Syaikh Al-‘Utsaimin).
Soal:
- Apa yang disunnahkan pada 10 malam terakhir Ramadan? Jawab:
🌺”Yang disunnahkan adalah menghidupkan 10 malam terakhir Ramadan dengan ibadah dan semangat untuk menetapi salat malam, memperbanyak doa, memerintahkan keluarganya untuk memperbanyak ketaatan di dalamnya; sebagaimana hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ .
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadan), Beliau mengencangkan sarung Beliau, menghidupkan malamnya dengan ber’ibadah dan membangunkan keluarga Beliau.”
📚HR. Bukhori dan Muslim.
Soal:
- Mengapa dinamakan Lailatul Qadar? Jawab:
🌾”Dinamakan dengan itu karena kemuliannya yang agung; yaitu memiliki keutamaan yang agung;
dikarenakan Al-Qur’an turun di dalamya, dan karena barang siapa menghidupkannya dengan ibadah, maka dia akan mendapatkan kemuliaan yang besar atau karena ditulis takdir di malam itu apa yang akan terjadi di tahun itu dari keadaan-keadaan dan perkara-perkara.
Allah Ta’ala berfirman:
{فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ }.
“Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh Hikmah.” (QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 4)
Soal:
- Kapan Lailatul Qadar akan terjadi? Jawab:
🍂”Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan dan khususnya 10 hari terakhir, dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
{ شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ }
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185).
Dan sungguh Allah Ta’ala berfirman:
{ إنَّاۤ أَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ }.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.” (QS. Al-Qadr 97: Ayat 1)
Dan menjadi jelas dari kedua ayat ini bahwa sesungguhnya Al-Qur’an pada Lailatul Qadar pada bulan Ramadan.
➡ Adapun keberadaannya khusus di 10 akhir Ramadan, sebagaimana hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
(( الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ )).
“Carilah -Lailatul Qadar- pada sepuluh malam yang akhir dari Ramadan.”
📚HR. Bukhori dan Muslim.
Soal:
- Apakah maksud firman Allah Ta’ala: { فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيْمٍ }. “Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh Hikmah.” (QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 4) Jawab:
🌷”Itu adalah penulisan takdir yang terjadi selama setahun secara terperinci dari takdir yang berada di Lauh Al-Mahfuz. Ini termasuk sebagian ayat Allah dan hikmah-Nya Subhanahu wa Ta’ala.”
✒(Imam Ibnu Baz).
Soal:
- Apa yang dimaksud firman Allah Ta’ala: { لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ }.
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”(QS. Al-Qadr 97: Ayat 3) Jawab: 🌿Berkata Kebanyakan Ahli Tafsir :
“Amalan yang dilakukan di Lailatul Qadar itu lebih baik daripada amalan yang dilakukan pada 1000 bulan yang tidak ada Lailatul Qadarnya.”
🍃Imam Abul ‘Aliyah rahimahullah berkata:
“Lailatul Qadar lebih baik 1000 bulan dari bulan yang tidak ada Lailatul Qadarnya.”
✒(Imam Al-Qurthubiy).
Soal:
- Mengapa Rasulullah ﷺ beriktikaf di 10 hari terakhir secara khusus? Jawab:
🌳”Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari hadits Abu Said Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ beriktikaf pada 10 hari awal Ramadan kemudian 10 hari tengah Ramadan kemudian Beliau ﷺ bersabda:
(( إِنِّي اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الْأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِي إِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ )).
“Aku telah Iktikaf sejak sepuluh awal bulan untuk mendapatkan Lailatul Qadar, kemudian sepuluh yang pertengahan. Kemudian dikatakan kepadaku bahwa Lailatul Qadar itu terdapat pada sepuluh akhir Ramadan. Karena itu, siapa dari kalian yang suka melakukan Iktikaf, maka silahkan beriktikaf.” Maka para sahabat pun ikut Iktikaf bersama-sama dengan beliau.
📚HR. Bukhori dan Muslim.
Soal:
- Apakah hikmah diangkatnya ilmu tentang Lailatul Qadar dan tidak diketahui kepastian waktunya ? Jawab:
🌼”Hikmahnya sebagaimana disebutkan pada hadits Ubadah bin Shamit:
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُخْبِرَنَا بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى رَجُلَانِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَقَالَ:(( خَرَجْتُ لِأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمْ )).
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar untuk memberitahukan kami tentang Lailatul Qadar. Tiba-tiba ada dua orang dari Kaum Muslimin saling berbantahan. Akhirnya Beliau berkata: “Aku datang untuk memberitahukan kalian tentang waktu terjadinya Lailatul Qadar namun fulan dan fulan saling berbantahan sehingga kepastian waktunya diangkat (menjadi tidak diketahui). Namun semoga kejadian ini menjadi kebaikan buat kalian.”
📚HR. Bukhori.
🌰Berkata Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah:
“Sisi kebaikannya dari sisi ketidak tahuannya secara pasti adalah mendorong untuk melaksanakan salat malam sebulan penuh atau 10 hari terakhir, berbeda apabila telah mengetahuinya di malam tertentu.”
🌴Beliau juga berkata:
“Agar bersungguh-sungguh dalam mencarinya, berbeda bila telah ditentukan malamnya, sungguh akan dicukupkan atas waktu itu saja, sebagaimana waktu ijabah (dikabulkan doa) di hari Jum’at.”
Soal:
- Apakah Lailatul Qadar masih ada di setiap tahun atau sudah di angkat secara keseluruhan? Jawab:
“Para Ulama sejak zaman dulu dan zaman sekarang telah sepakat bahwa Lailatul Qadar tetap ada sampai hari kiamat dikarenakan hadits-hadits shorih (jelas) dan sahih dalam perintah untuk mencari Lailatul Qadar.”
✒(Imam Al-Qodhiy Iyadh).
Faedah sabda Rasulullah ﷺ
(( فرفعت )).
“Kemudian diangkat”, diangkat ilmu tentang kepastian Lailatul Qadar kepada kalian, bukan diangkat secara keseluruhan, karena Beliau ﷺ kemudian bersabda setelah itu :
(( فَالْتَمِسُوهَا فِي التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَة )).
“Maka carilah pada malam yang kesembilan, ketujuh dan kelima (pada sepuluh malam akhir dari Ramadan).”
