๐นRisalah Keempat Puluh Satu๐น
๐ทBab Seputar Penjelasan Tentang Salat Witir๐ท
Soal:
390.Apakah datang dari Nabi โ๏ทบ doa dalam qunut Witir selain yang diajarkan Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma (1)?
Jawab :
๐ณ”Diriwayatkan oleh Imam Tirmidziy dan Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dari hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:
ุนููู ุนูููููู ุจููู ุฃูุจูู ุทูุงููุจู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ุฃูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููุงูู ููููููู ููู ุขุฎูุฑู ููุชูุฑูู:
(( ุงููููููู
ูู ุฅููููู ุฃูุนููุฐู ุจูุฑูุถูุงูู ู
ููู ุณูุฎูุทููู ููุจูู
ูุนูุงููุงุชููู ู
ููู ุนููููุจูุชููู ููุฃูุนููุฐู ุจููู ู
ููููู ููุง ุฃูุญูุตูู ุซูููุงุกู ุนููููููู ุฃูููุชู ููู
ูุง ุฃูุซูููููุชู ุนูููู ููููุณููู)).
Dari Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di akhir salat witirnya membaca: “ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIRIDHAAKA MIN SAKHATHIKA WA BIMU’AAFAATIK, MIN ‘UQUUBATIK, WA A’UUDZU BIKA MINKA LAA UHSHII TSANAA-AN ‘ALAIK, ANTA KAMAA ATSNAITA ‘ALAA NAFSIK.” (Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-MU dari murka-Mu dan kepada ampunan-Mu dari azab-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu (dikarenakan tidaklah ada seorang pun memiliki sesuatu bersamamu, sehingga tidaklah ada yang dapat melindunginya dari-Mu melainkan Engkau), aku tidak dapat menghitung pujian kepada-Mu, Engkau sebagaimana yang telah Engkau puji diri-Mu).
๐HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud.
(1). Penerjemah:
๐Bacaan doa qunut salat witir yaitu apa yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari hadits Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma:
ููุงูู ุงููุญูุณููู ุจููู ุนูููููู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนูููููู ูุง ุนููููู ูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููู ูุงุชู ุฃููููููููููู ููู ุงููููุชูุฑู :(( ุงููููููู ูู ุงููุฏูููู ูููู ููู ููุฏูููุชู ููุนูุงููููู ูููู ููู ุนูุงููููุชู ููุชููููููููู ูููู ููู ุชููููููููุชู ููุจูุงุฑููู ููู ูููู ูุง ุฃูุนูุทูููุชู ููููููู ุดูุฑูู ู ูุง ููุถูููุชู ุฅูููููู ุชูููุถูู ููููุง ููููุถูู ุนููููููู ููุฅูููููู ููุง ููุฐูููู ู ููู ููุงููููุชู ููููุง ููุนูุฒูู ู ููู ุนูุงุฏูููุชู ุชูุจูุงุฑูููุชู ุฑูุจููููุง ููุชูุนูุงููููุช )). ุฑูุงู ุฃุญู ุฏ ู ุบูุฑู ูุตุญุญู ุงูุฃูุจุงูู ูุงููุงุฏุนู.
Telah berkata Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang aku ucapkan ketika melakukan witir yaitu; ALLAAHUMMAH DINII FIIMAN HADAIT, WA ‘AAFINII FIIMAN ‘AAFAIT, WA TAWALLANI FIIMAN TAWALLAIT, WA BAARIK LII FIIMAA A’THAIT, WA QINII SYARRA MAA QADHAIT, INNAKA TAQDHII WA LAA YUQDHAA ‘ALAIK, WA INNAHU LAA YADZILLU MAN WAALAIT, WA LAA YA’IZZU MAN ‘AADAIT, TABAARAKTA RABBANAA WA TA’AALAIT (Ya Allah, berilah aku petunjuk diantara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, dan berilah aku keselamatan di antara orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan, uruslah diriku di antara orang-orang yang telah Engkau urus, berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau putuskan, sesungguhnya Engkau Yang memutuskan dan tidak diputuskan kepadaku, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau jaga dan Engkau tolong, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi).
๐ HR. Imam Ahmad dan selainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dan Syaikh Muqbil Al-Wadi’y.
Soal:
- Doa apakah yang tetap (tsabit) dari Umar radhiyallahu ‘anhu dalam doa qunut? Jawab:
๐ฟDiriwayatkan oleh Imam Baihaqy (2/210) dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albany dalam Al Irwa’ (2/170) dari Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau qunut dengan doa ini :
ุงููููููู ูู ุฅููููุง ููุณูุชูุนูููููู ููููุคู ููู ุจููู, ููููุชูููููููู ุนูููููู ููููุซูููู ุนููููููู ุงูุฎูููุฑู ููููุง ููููููุฑู, ุงูููููู ูู ุฅููููุงูู ููุนุจูุฏู ูููููู ููุตููููู ููููุณูุฌูุฏู ููุฅููููููู ููุณูุนูู ููููุญูููุฏู, ููุฑูุฌูู ุฑูุญูู ูุชููู ูู ููุฎูุดูู ุนูุฐูุงุจููู, ุฅูููู ุนูุฐูุงุจููู ุงูุฌูุฏูู ุจูุงููููููุงุฑู ู ูููุญููู, ุงูููููู ูู ุนูุฐููุจู ุงูููููุฑูุฉู ุฃูููู ุงูููุชูุงุจู ุงูุฐูููู ููุตูุฏููููู ุนููู ุณูุจูููููู .
ALLAHUMMA INNAA NASTA’IINUKA, WA NU’MINU BIKA, WA NATAWAKKALU ‘ALAIKA, WA NUTSNII ‘ALAIKA AL KHAIRA WA LA NAKFURUKA, ALLAHUMMA IYYAAKA NA’BUDU, WA ILAIKA NAS’A WA NAHFIDU, NARJU RAHMATAKA WA NAKHSYAA ‘ADZAABAKA, INNA ‘ADZAABAKAL JIDDA BIL KUFRI MULHIQ. ALLAHUMMA ‘ADZDZIBIL KAFAROH AHLAL KITABIL LADZIINA YASHUDDUUNA ‘AN SABIILIKA.
(Ya Allah sesungguhnya kami meminta pertolongan kepada-Mu, kami beriman kepada-Mu, dan kami bertawakal kepada-Mu, kami memuji atas kebaikan-Mu dan kami tidak mengkufuri-Mu, Ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami salat dan sujud, kepada-Mu kami bersegera dan bercepat-cepat, kami mengharapkan rahmat-Mu dan kami takut azab-Mu, Sesungguhnya azab-Mu yang keras atas orang kafir dilipatkan (ditambahkan), ya Allah azablah orang kafir dari ahlul kitab yang mereka telah menghalangi dari jalan-Mu).”
Soal:
- Apakah doa qunut dilakukan sebelum rukuk atau setelahnya? Jawab :
๐”Kebanyakan hadits-hadits dan yang merupakan pendapat Kebanyakan Ulama adalah bahwa doa qunut dilakukan setelah rukuk, apabila melakukan qunut sebelum rukuk tidak mengapa, ada padanya pilihan antara dia melakukan rukuk apabila setelah selesai membaca surat, setelah berdiri dari rukuk mengucapkan: ‘Rabbanaa wa lakal hamdu kemudian melakukan qunutโฆdan di antara dia melakukan doa qunut setelah selesai membaca surat kemudian mengucapkan takbir dan melakukan rukuk, semua ini telah datang dalam As-Sunnah.”
โ(Syaikh Al-‘Utsaimin).
Soal:
393.Manakah yang lebih utama, doa qunut dilakukan sebelum rukuk atau setelahnya?
Jawab:
๐”Para perawi qunut setelah rukuk lebih banyak dan lebih kuat hafalannya, maka ini yang lebih utama, atas ini berjalan Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin radhiyallahu ‘anhum pada riwayat yang termasyhur dan terbanyak dari mereka.”
โ(Imam Al-Baihaqy).
Soal:
- Apakah disyaratkan mengangkat kedua tangan pada qunut Witir ? Jawab:
๐”Disyariatkan mengangkat tangan pada doa qunut witir; dikarenakan termasuk jenis qunut nawazil. Sungguh telah datang dari Nabi โ๏ทบ bahwa Beliau โ๏ทบ mengangkat kedua tangannya ketika membaca doa qunut nawazil. Diriwayatkan Al-Imam Al-Baihaqy rahimahullah dengan sanad yang sahih.”
โ(Syaikh Ibnu Baz).
๐ป”Telah sahih riwayat tentang mengangkat kedua tangan pada qunut nawazil datang dari hadits Umar dan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dan telah tetap (tsabit) hadits Ibnu Mas’ud dan Ibnu’Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam mengangkat tangan pada qunut witir.”
โ(Syaikh Muhammad Al-Imam).
Soal:
- Bagaimana tata cara yang benar dalam mengangkat tangan pada qunut Witir? Jawab :
๐ด”Para Ulama telah berkata: ‘Diangkat kedua tangannya sampai dada dan tidak melebihinya’; dikarenakan doa ini bukanlah doa permohonan yang sangat (semisal doa pada salat istisqo’) yang seseorang itu melebihkan dalam mengangkat tangan, dan dia membentangkan tangannya dan kedua telapak tangannya ke langit. Bahkan (doa qunut) adalah doa keinginan. Begitu pendapat sahabat-sahabat kami (mazhab Hanabilah) rahimahumullah.
Dan yang tampak dari perkataan Ulama bahwasanya dia mengabungkan kedua tangannya sebagiannya kepada sebagian yang lain seperti keadaan peminta-minta yang meminta kepada orang agar diberikan kepadanya sesuatu.
Adapun merenggangkan dan menjauhkan kedua tangannya, aku tidak mengetahui hal itu ada dalilnya; baik dari Sunnah atau perkataan Ulama.”
โ(Syaikh Al-‘Utsaimin).
Soal:
396.Apakah kita mengucapkan ‘Aamiin’ ketika imam membaca doa qunut : “innahu laa yadzillu man waalait” dan seterusnya?
Jawab:
๐ฐ”Disyariatkan mengucapkan Aamiin pada doa qunut, dan ketika pujian atas Allah Subhanah cukup baginya diam, bila dia mengucapkan:
‘Subhaanak’ (Engkau Maha Suci) atau ‘Subhaanah’ (Dia Maha Suci), maka ini tidak mengapa. Dia mengangkat tangannya ketika qunut, takbir pada salat jenazah dan salat hari raya; dikarenakan telah datang hadits yang menunjukkan hal itu.”
โ(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).
Soal:
- Apakah hukum perkataan sebagian makmum ketika mendengarkan doa mengucapkan YA ALLAH sebagai pengganti AAMIIN? Jawab:
๐ฅ”(Ini adalah) Bid’ah.”
โ(Syaikh Al’Utsaimin).
๐ฅ”Jawaban makmum pada tempat-tempat zikir dari qunutnya Imam dengan lafadz : HAQQON atau SHODAQTA, atau SHIDQOO WA ‘ADLAA, atau ASYHAD atau HAQ dan semisalnya. Semuanya tidak ada dalilnya.”
โ(Syaikh Bakr Abu Zaid).
Soal:
- Kapan disunnahkan menggabungkan qunut Al-Hasan dan Umar radhiyallahu ‘anhuma? Jawab:
๐ฑ”Sesungguhnya disunnahkan menggabungkan keduanya ketika dia salat sendirian atau imam yang makmumnya ridha dengan bacaan panjang. Wallahua’lam.”
โ(Al-Imam An-Nawawi).
Soal:
- Apakah yang lebih utama kita mencukupkan dengan doa yang di hadits atau berdoa dengan yang lainnya? Jawab :
๐ฑ”Allah Ta’ala mengizinkan untuk berdoa kepada-Nya dan mengajari doa di dalam Kitab-Nya kepada makhluk-Nya dan Nabi โ๏ทบ mengajari doa kepada ummatnya, dan terkumpul padanya 3 perkara :
1). Ilmu tentang Tauhid
2). Ilmu tentang Bahasa.
3). Nasihat bagi ummat;
Maka tidak sepantasnya bagi seorangpun berpaling dari doanya Nabi โ๏ทบ.”
โ(Al-Imam Al-Qodhi Iyadh).
๐ฟ”Yang lebih utama adalah mencukupkan pada doa yang datang dari hadits, tidaklah semua orang bagus dalam berdoa, dikhawatirkan padanya bertindak melampaui batas dalam berdoa.”
โ(Imam An-Nawawi).
๐”Yang diriwayatkan dari Rasulullah๏ทบ lebih kami senangi dari selainnya, doa qunut mana saja yang tetap dari Rasulullah๏ทบ atau selain Beliau, hukumnya telah sah qunutnya.”
โ(Imam Al-Mawardiy).
Soal:
- Bolehkah berdoa dalam qunut selain dengan doa yang ada dalam hadits? Jawab:
๐ผ”Yang sahih dan masyhur yang Jumhur Ulama telah menetapkannya bahwa tidak harus dengannya (yaitu dengan bacaan ini) bahkan terwujud (boleh) dengan semua doa.”
โ(Al-Imam An-Nawawi).
Soal:
- Apa doa yang ditambahkan pada qunut pada setengah bulan terakhir dari bulan Ramadan? Jawab :
๐บ”Tidak mengapa dari tambahan atas qunut, misalnya : melaknat orang kafir, sholawat atas Nabi โ๏ทบ, doa untuk kebaikan kaum muslimin pada setengah bulan terakhir Ramadan; dikarenakan tetapnya (tsabit) dari para imam pada zaman Umar radhiyallahu ‘anhu. Sungguh telah datang pada akhir hadits Abdurrahman bin Abdin Al-Qooriy: ‘Dahulu mereka melaknat orang-orang kafir pada setengah bulan.
ALLAHUMMA QOOTILIL KAFAROH ALLADZIINA YASHUDDUNA ‘AN SABIILIK WA YUKADZDZIBUUNA RUSULAK WA LAA YUUFUUNA BI WA’DIK WA KHOLIF BAINA KALIMATIHIM WA ALQI FI QULUUBIHIM ARRU’BA WA ALQI RIJZAK WA ‘ADZABAK ILAHIL HAQ.
(Ya Allah perangilah orang kafir yang menghalangi dari jalan-Mu, mendustakan Rasul-Rasul-Mu, yang tidak memenuhi janji-Mu, cerai beraikanlah kalimat mereka, hujamkanlah di hati-hati mereka rasa takut, berilah mereka siksa-Mu dan azab-Mu, Wahai Sesembahan Yang Haq.
Kemudian bersholawat kepada Nabi โ๏ทบ , berdoa untuk kebaikan kaum Muslimin, kemudian meminta ampunan bagi kaum Muslimin.”
โ(Syaikh Al-Albany).
Soal:
- Apa ukuran panjang yang dibolehkan dengannya dalam doa qunut ? Jawab:
๐ฑ”Bagi seorang dai (imam) supaya tidak memanjangkannya dengan panjang yang memberatkan makmum, bahkan baginya untuk meringankan dan bersemangat atas doa-doa yang mencakup seluruh kebaikan dan meninggalkan yang selainnya; sebagaimana ditunjukkan oleh Sunnah.”
โ(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).
๐พ”Yang benar adalah tidak berlebihan dan tidak mengabaikan. Pemanjangan yang memberatkan orang dilarang darinya. Sebab Nabi โ๏ทบ ketika sampai pada Beliau โ๏ทบ bahwa Muadz bin Jabal memanjangkan salat atas kaumnya, Beliau โ๏ทบ marah dan bersabda:
(( ููุง ู ูุนูุงุฐู ุฃูููุชููุงูู ุฃูููุชู ))
“Wahai Mu’adz, apakah kamu membuat fitnah?”
Maka yang sepantasnya adalah mencukupkan dengan kata-kata yang ada (dalam hadits) atau menambah (tetapi tidak sampai memberatkan makmum).
โก Tidak diragukan bahwa pemanjangan yang memberatkan orang dan melelahkannya, terlebih-lebih orang-orang lemah di kalangan mereka. Sebagian orang, dia mempunyai banyak pekerjaan dan tidak mau pulang sebelum Imam selesai sedangkan berat baginya tetap bersama imam, maka nasihatku untuk saudaraku para imam hendaklah tengah-tengah, begitu juga sepantasnya terkadang meninggalkan doa, sampai orang awam tidak menyangka bahwa doa adalah kewajiban.”
โ( Syaikh Al-‘Utsaimin).
