๐นRisalah Keempat Puluh Empat๐น
๐ทBab Seputar Berbagai Pembahasan Terkait Puasa dan Salat Tarawih๐ท
Soal:
- Apa yang seharusnya dilakukan dari memberikan nafkah di bulan Ramadan? Jawab:
๐พ”Manusia memilih untuk memperbanyak kedermawaman dan perbuatan kebaikan di bulan Ramadan, mengikuti Rasulullah โ๏ทบ dan Salafush Shalih setelah Beliau โ๏ทบ; karena Ramadan adalah bulan mulia, sungguh manusia telah sibuk di dalamnya dengan berpuasa daripada mencari nafkah, disunnahkan bagi seseorang untuk melapangkan pemberian bagi anak-anaknya dan berbuat kebaikan kepada orang yanh masih memiliki hubungan rahim dan tetangganya, terutama pada 10 hari terakhir.”
โ(Imam Al-Maawardiy).
Soal:
- Apa dalilnya akan tadarus Al-Qur’an di bulan Ramadan dan membacanya lebih banyak daripada di bulan selainnya? Jawab:
๐”Dalilnya adalah hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
ุนููู ุงุจููู ุนูุจููุงุณู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃูุฌูููุฏู ุงููููุงุณู ููููุงูู ุฃูุฌูููุฏู ู ูุง ููููููู ููู ุฑูู ูุถูุงูู ุญูููู ููููููุงูู ุฌูุจูุฑูููู ููููุงูู ููููููุงูู ููู ููููู ููููููุฉู ู ููู ุฑูู ูุถูุงูู ููููุฏูุงุฑูุณููู ุงููููุฑูุขูู ููููุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃูุฌูููุฏู ุจูุงููุฎูููุฑู ู ููู ุงูุฑูููุญู ุงููู ูุฑูุณูููุฉู .
Dari Ibnu ‘Abbas berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling pemurah terutama pada bulan Ramadan ketika malaikat Jibril ‘alaihis salam menemuinya, dan adalah Jibril ‘alaihis salam mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan, di mana Jibril ‘alaihis salam mengajarinya Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih pemurah daripada angin yang berhembus.”
๐ HR. Bukhori dan Muslim.
๐บBerkata Ibnu Rajab rahimahullah:
“Hadits ini menunjukkan dalil bahwa disunnahkannya mempelajari Al-Qur’an di bulan Ramadan dan berkumpul atas itu. Dan di dalamnya terdapat dalil disunnahkannya memperbanyak tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadan.”
Soal:
- Bagaimana keadaan generasi Salaf bersama Al-Qur’an di bulan Ramadan? Jawab:
๐ฑ”Dahulu sebagian Salaf mengkhatamkan Al-Qur’an dalam salat malam di bulan Ramadan setiap 3 malam, sebagian lagi tiap 7 malam, di antaranya: Imam Qotadah dan sebagian lagi setiap 10 malam, di antaranya: Imam Abu Rajaa` Al-‘Uthoridiy.
โก Dahulu salaf membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan dalam salat dan selainnya. Dahulu Imam Al-Aswad mengkhatamkan di setiap 2 malam di bulan Ramadan, Dahulu Imam An-Nakho’i melakukan itu di 10 terakhir Ramadan secara khusus (2 malam), adapun di bulan-bulan yang lain dalam 3 malam.
โก Dahulu Imam Qotadah selalu mengkhatamkan Al-Qur’an pada setiap 7 malam, pada bulan Ramadan setiap 3 malam, pada 10 hari terakhir setiap malam. Dahulu Imam Syafi’i di bulan Ramadan mengkhatamkan Al-Qur’an 60 kali, beliau membacanya di luar salat. Dan dari Imam Abu Hanifah semisalnya.
โก Dahulu Imam Qotadah mengajari Al-Qur’an di bulan Ramadan. Dahulu Imam Az-Zuhriy jika masuk bulan Ramadan berkata: ‘Hanya saja dia adalah bulan tilawah Al-Qur’an dan memberi makan.
โก Berkata Imam Ibnu Abdul Hakam: ‘Dahulu Imam Malik apabila masuk bulan Ramadan menghindar dari membaca hadits dan duduk bersama Ulama dan memfokuskan tilawah Al-Qur’an dari mushaf.’
โก Berkata Imam Abdur Rozzaq: ‘Dahulu Imam Sufyan Ats-Tsaury meninggalkan semua ibadah sunnah (semisal membacakan hadits kepada manusia) dan memfokuskan tilawah Al-Qur’an.’
โก Dahulu Aisyah radhiyallahu ‘anha membaca mushaf di awal siang Ramadan maka apabila matahari terbit beliau tidur.
โก Berkata Imam Sufyan: ‘Dahulu Zubaid Al-Yaamiy apabila masuk bulan Ramadan menghadirkan mushaf-mushaf dan mengumpulkan sahabat-sahabat (murid-murid)nya.
โก Hanya saja datang pelarangan dari membaca Al-Qur’an kurang dari 3 hari (malam) apabila dilakukan terus menerus atas hal itu. Adapun di waktu-waktu utama seperti bulan Ramadan terutama di malam yang dicari di dalamnya Lailatul Qadar atau pada tempat-tempat utama seperti Makkah bagi orang yang memasukinya yang dia itu bukan termasuk penduduknya, maka disunnahkan untuk memperbanyak di dalamnya dari tilawah Al-Qur’an karena untuk memanfaatkan keutamaan waktu dan tempat, dan ini pendapat Imam Ahmad, Ishaq dan selain keduanya dari para Imam. Atasnya menunjukkan amalan selain mereka sebagaimana telah lewat penyebutannya.”
โ(Imam Ibnu Rajab).
Soal:
- Berapa kali seharusnya bagi orang yang berpuasa mengkhatamkan Al-Qur’an? Jawab :
๐”Pilihan atas hal itu berbeda karena berbedanya individu. Barang siapa yang jelas baginya dengan pemikiran yang jitu, kelembutan dan kebaikan maka dia mencukupkan atas kemampuan yang ada padanya, kesempurnaan pemahaman apa yang dibacanya. Begitu pula orang yang sibuk dengan menyebarkan ilmu atau selainnya dari perkara penting dalam agama dan kemaslahatan bagi kaum Muslimin secara umum, maka dia mencukupkan dengan kemampuan yang ada, yang tidak menyebabkan terjadinya kekurangan terhadap apa yang dia awasi. Apabila seorang itu bukan termasuk yang disebutkan maka perbanyaklah apa yang memungkinkannya, dengan tanpa keluar kepada batas jenuh dan cepat dalam membaca saja.”
โ(Al-Imam An-Nawawi).
Soal:
- Apa yang sepantasnya dilakukan bagi orang yang Allah Ta’ala berikan rezeki bersuara merdu ketika membaca Al-Qur’an? Jawab :
๐ผ”Sepantasnya bagi orang yang diberikan rezeki suara merdu ketika membaca Al-Qur’an agar dia mengetahui bahwa Allah Ta’ala sungguh telah mengkhususkannya dengan kebaikan yang besar. Maka hendaklah dia mengetahui nilai yang Allah mengkhususkan dia dengannya. Dan hendaklah dia membaca karena Allah Ta’ala bukan karena makhluk. Dan hendaklah dia berhati-hati dari kecenderungan memperdengarkan sesuatu darinya untuk mengambil keuntungan dari pendengar, bersemangat dalam perkara dunia. Barang siapa yang jiwanya cenderung kepada apa yang aku telah larang darinya maka aku mengkhawatirkannya bahwa bagusnya suaranya akan menjadi fitnah padanya sedangkan dahulu (awal) maksudnya adalah untuk memperdengarkan Al-Qur’an; supaya orang yang lalai mendapat peringatan dari kelalaiannya sehingga mereka mencintai apa yang Allah Azza wa Jalla mencintainya (dari melakukan amalan ketaatan), dan supaya mereka berhenti dari apa yang Dia Azza wa Jalla larang darinya. Maka barang siapa ini adalah akhlaknya (perangainya) maka dia akan mendapat manfaat dengan bagusnya suaranya dan akan memberikan manfaat dengannya manusia.”
โ(Imam Al-Aajurriy).
Soal:
- Manakah yang lebih utama membaca Al-Qur’an atau mendengarkan murottal salah seorang qori’ lewat kaset (mp3 atau semisalnya?? Jawab:
๐”Yang lebih utama adalah dia mengerjakan dengan apa yang lebih baik untuk hatinya dan memberi pengaruh di dalamnya dari membaca atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan seksama; dikarenakan maksud dari membaca Al-Qur’an adalah menadaburi dan memahami maknanya, dan beramal dengan apa yang ditunjukkan Kitabullah ‘Azza wa Jalla.”
โ(Syaikh Ibnu Baz).
Soal:
- Apakah yang lebih utama di bulan Ramadan, memfokuskan diri untuk membaca Al-Qur’an atau mengabungkan antara Al-Qur’an dan menuntut ilmu? Jawab:
๐”Jika didapati orang yang bisa diambil ilmunya maka ambillah ilmu darinya. Dan menggabungkan antara membaca Al-Qur’an dan sibuk dengan berzikir dengan belajar ilmu agama; dikarenakan tidak akan terus menerus dalam membaca Al-Qur’an di setiap waktu pada umumnya, maka apabila didapati kesempatan agar menghadiri pelajaran dari pelajaran-pelajaran maka ini adalah hal yang baik.”
โ(Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad).
Soal:
- Apakah hukum bacaan Al-Qur’an sebagian imam dalam salat fardhu berurutan dari surat Al-Fatihah sampai An-Nas? Jawab :
๐”Meninggalkan hal ini lebih utama, keberadaannya memilih sebagian surat dan ayat lebih utama karena mengikuti Rasulullah โ๏ทบ dan Khulafa Ar Rasyidiin.”
โ(Syaikh Ibnu Baz).
๐ฟFaedah:
Dalam Masaail Al Imam Ahmad bin Hanbal riwayat anaknya Abdullah halaman 83-84:
Berkata Abdullah bin Ahmad: “Aku bertanya pada ayahku mengenai seorang yang membaca Al-Qur’an seluruhnya dalam salat fardhu?
Beliau menjawab : ‘Aku tidak mengetahui seorangpun melakukan hal ini’.”
Soal:
- Apa pendapatmu terhadap orang yang lebih khusyuk ketika mendengarkan doa daripada Al-Qur’an? Jawab:
๐ป”Ini bukan kemauannya, dikarenakan jiwa kadang-kadang tersentuh dalam doa dan tidak tersentuh dalam sebagian ayat. Akan tetapi sepantasnya dia mengobati jiwanya dan khusyuk dalam bacaan Al-Qur’an lebih besar daripada kekhusyukannya dalam doanya; dikarenakan khusyuk dalam membaca Al-Qur’an lebih penting. Apabila dia khusyuk dalam membaca Al-Qur’an dan doa seluruhnya maka itu semuanya baik; dikarenakan khusyuk dalam doa juga termasuk sebab dikabulkannya.”
โ(Syaikh Ibnu Baz).
