💥Berbakti Kepada Orang Tua💥
Dari ‘Atho` bin Yasar, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa telah datang seorang laki-laki padanya dan berkata,
“Aku melamar seorang wanita tetapi ia menolak untuk menikah denganku, lalu ada orang lain melamarnya lalu ia menerimanya. Aku merasa cemburu, lalu kubunuh wanita itu, apakah aku masih bisa bertaubat?”
Ibnu Abbas menjawab, “Apakah ibumu masih hidup?”
Ia menjawab, “Tidak”.
Lalu Ibnu Abbas berkata, “Bertaubatlah kepada Allah dan bertaqarublah (mendekatkan diri) kepada-Nya menurut kemampuanmu!”,
Lalu aku (Atho`) mendatangi Ibnu Abbas (wafat: 68) dan bertanya, “Kenapa engkau tanyakan tentang ibunya?”,
Ibnu Abbas menjawab, “Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allahﷻ dari pada berbakti kepada ibu”.
📚HR. Imam Bukhori dalam Adabul Mufrad, atsar dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad (4) dan Ash-Shahihah (2799).
🌾Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:
“Ini adalah fikih Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, seorang ibu lebih luas haknya dalam berbakti dari pada seorang ayah. Disebutkan dari Imam Ahmad: Berbakti kepada orang tua adalah sebagai penebus dosa-dosa besar. Sebagian anak, merasa telah berbuat baik kepada orang tuanya, dan menganggap bahwa dia telah menunaikan hak keduanya. Ini termasuk pemahaman yang pendek. Bersungguh-sunguhlah dalam berbakti kepada keduanya selama mereka masih hidup. Dan apabila keduanya telah meninggal dunia, doakanlah tuk keduanya atau lakukan amal jariyah yang pahalanya akan mengalir untuk keduanya di alam barzakh atau lakukanlah apa yang mereka lakukan semasa hidupnya dari berbuat baik kepada tetangga, atau kerabat atau teman karibnya sesuai dengan batasan-batasan syariat. Al-Hasan Al-Bashri pernah ditanya, “Apakah berbakti kepada kedua orang tua?”, Dia menjawab, “Engkau memberikan apa yang engkau miliki kepada keduanya”.
💐Faedah Pelajaran Ashar, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin, 10 Ramadan 1443H.
🌾Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/
