๐ฆSyariat Shalat Ghaib๐ฆ
ุนููู ุญูุฐูููููุฉู ุจููู ุฃูุณููุฏู ุ ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฎูุฑูุฌู ุจูููู ูุ ููููุงูู : ” ุตูููููุง ุนูููู ุฃูุฎู ููููู ู ู ูุงุชู ุจูุบูููุฑู ุฃูุฑูุถูููู ู “. ููุงูููุง : ู ููู ูููู ุ ููุงูู : ุงููููุฌูุงุดูููู. ุฑูุงู ุงูุฅู ุงู ุฃุญู ุฏ ูุงุจู ู ุงุฌู ูุตุญุญู ุงูุฃูุจุงูู ูุงููุงุฏุนู.
Dari Hudzaifah bin Asid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar bersama para Sahabatnya, Beliau๏ทบ lalu bersabda: “Shalatlah untuk saudara kalian yang meninggal di tempat lain!” para sahabat bertanya, “Siapa itu?” Beliau๏ทบ bersabda: “Raja Najasyi (namanya Ash-hamah).”
๐HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah (1248) dan Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (292).
๐ปAl-‘Azhim Abadi (wafat: 1329H) rahimahullah berkata:
“Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Yang benar bahwa shalat ghaib adalah jika seorang meninggal di suatu negeri dan dia belum dishalatkan maka dishalatkan ghaib atasnya sebagaimana yang dilakukan Rasulullah๏ทบ terhadap An-Najasyi. Dikarenakan dia wafat di antara orang-orang kafir dan belum dishalatkan. Dan jika sudah dishalatkan di mana pun meninggalnya, maka tidak dishalatkan shalat ghaib, dikarenakan kewajiban telah gugur atas kaum Muslimin untuk menyalatinya.”
๐ Al-‘Aunul Al-Ma’bud (9/8).
๐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 20 Syawal 1443H.
๐พMuntaqo Al Fawaid
๐ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/
