عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ ، حَدَّثَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ ، أَنَّ الْفُتْيَا الَّتِي كَانُوا يُفْتُونَ أَنَّ الْمَاءَ مِنَ الْمَاءِ كَانَتْ رُخْصَةً رَخَّصَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَدْءِ الْإِسْلَامِ، ثُمَّ أَمَرَ بِالِاغْتِسَالِ بَعْدُ. رواه الإمام أحمد وأبو داود وغيرهما وصححه الألباني والوادعي.
dari Sahl bin Sa’d telah menceritakan kepada saya Ubay bin Ka’b bahwa fatwa yang mereka pegang dahulu bahwa air (mandi junub) itu disebabkan karena keluarnya air (mani) adalah suatu rukhshah (keringanan) yang telah diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada permulaan Islam, kemudian beliau menyuruh untuk mandi setelah itu (1).
📚HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, dan selain keduanya, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Abi Dawud (215) dan Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (5).
Nb:
(1). Hukum awal dimansukh (dihapus) hukumnya. Dan menjadi kewajiban atas orang yang melakukan jimak untuk mandi, sama saja keluar air mani atau pun tidak.
💐 Faedah Hadits Pelajaran Maghrib, Darul Hadits Mabar Yaman, Kamis 20 Rabiuts Tsani 1443H .
✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/