๐นRisalah Ketiga Puluh Empat๐น
๐ทBab seputar penjelasan tentang sepuluh akhir bulan Ramadan dan Lailatul Qadar๐ท
Soal:
- Apa yang paling utama di Lailatul Qadar memperbanyak salat atau doa? Jawab :
๐ณ”Dahulu Nabi ๏ทบ melakukan salat malam pada malam-malam Ramadan, membaca Al-Qur’an secara tartil, tidaklah lewat ayat tentang rahmat kecuali memintanya, dan tidaklah melewati ayat tentang azab kecuali berlindung darinya, maka Beliau โ๏ทบ mengumpulkan antara salat, Al-Qur’an, berdoa dan tafakkur. Dan ini adalah amalan paling utama dan sempurnanya di malam 10 yang terakhir dan malam-malam selainnya, Wallahua’lam.”
โ(Imam Ibnu Rajab).
Soal:
- Apakah Lailatul Qadar khusus malam-malam ganjil di 10 hari terakhir dan bukan malam genapnya? Jawab:
๐ผ”Lailatul Qadar ada pada malam ganjil, akan tetapi ganjil ditinjau dari yang telah lewat, maka dicari pada malam 21, 23, 25, 27, 29, dan bisa jadi ditinjau dari yang masih tersisa, sebagaimana sabda Rasulullah โ๏ทบ:
(( ูุชุงุณุนุฉ ุชุจูู, ูุณุงุจุนุฉ ุชุจูู, ูุฎุงู ุณุฉ ุชุจูู, ูุซุงูุซุฉ ุชุจูู )).
“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang akhir dari Ramadan, pada sisa malam kesembilan, pada yang ketujuh, pada yang kelima, pada yang ketiga.”
โก Atas dasar ini apabila Ramadan berjumlah 30 hari, maka itu (Lailatul Qadar) terjadi pada malam-malam genap, tanggal 22 adalah sisa malam 9 hari, malam 24 adalah sisa malam 7 hari, dan beginilah Abu said Al Khudriy menafsirkannya dalam hadits sahih.
โก Kalau satu bulan berjumlah 29 hari, maka penanggalan ditinjau apa yang tersisa seperti penanggalan yang telah telah lewat.
โก Apabila perkaranya begini, maka sepantasnya seorang mukmin bersemangat pada 10 hari terakhir secara keseluruhannya; sebagaimana sabda Nabi โ๏ทบ :
(( ุชูุญูุฑูููููุง ููู ุงูุนูุดุฑู ุงูุฃูููุงุฎูุฑู )).
“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang akhir dari Ramadan.”
โ(Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah).
Soal:
- Manakah malam-malam yang paling diharapkan terjadinya Lailatul Qadar? Jawab: ๐ฑAl-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah membawakan 40 pendapat mengenai penentuan Lailatul Qadar kemudian berkata:
“Yang paling kuatnya di malam-malam ganjil 10 hari Ramadan, dan Lailatul Qadar berpindah-pindah sebagaimana dipahami dari hadits-hadits pada bab ini.”
๐ฐBerkata Imam An-Nawawi rahimahullah:
“Hanya saja Lailatul Qadar berpindah-pindah pada 10 hari terakhir dari Ramadan, dengan ini digabungkan hadits-hadits sahih yang berbeda-beda mengenai Lailatul Qadar.”
Soal:
- Di malam manakah paling diharapkan terjadinya Lailatul Qadar? Jawab:
๐ดMenurut Jumhur Ulama yang paling diharapkan adalah malam ke 27 Ramadan; sebagaimana hadits Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu :
(( ุฃูู ูุงู ููุญููููู ุฃููููููุง ููููููุฉู ุณูุจูุนู ููุนูุดูุฑูููู ูููููู ููู ุจูุฃูููู ุดูููุกู ุชูููููู ุฐููููู ููุง ุฃูุจูุง ุงููู ูููุฐูุฑู ููุงูู ุจูุงููุนูููุงู ูุฉู ุฃููู ุจูุงููุขููุฉู ุงูููุชูู ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃููููููุง ุชูุทูููุนู ููููู ูุฆูุฐู ููุง ุดูุนูุงุนู ููููุง )).
“Dahulu Ubay bin Ka’b bersumpah, bahwa adanya Lailatul Qadar adalah pada malam kedua puluh tujuh. Maka dikatakan padanya “Dengan landasan apa, engkau mengatakan hal itu ya Aba Mundzir?” Ia menjawab, “Dengan dasar alamat atau tanda-tanda yang telah dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kami, bahwa di hari itu matahari terbit dengan pancaran cahaya yang tidak menyengat.”
๐HR. Muslim.
๐Dan juga hadits Ibnu’Abbas radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad sahih:
ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ุจููู ุนูุจููุงุณู ููุงูู: ุฃูููู ุฑูุฌูููุง ุฃูุชูู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุงูู ููุง ููุจูููู ุงูููููู ุฅููููู ุดูููุฎู ููุจููุฑู ุนูููููู ููุดูููู ุนูููููู ุงููููููุงู ู ููุฃูู ูุฑูููู ุจูููููููุฉู ููุนูููู ุงูููููู ูููููููููููู ูููููุง ููููููููุฉู ุงููููุฏูุฑู ููุงูู:(( ุนููููููู ุจูุงูุณููุงุจูุนูุฉู )).
Dari Abdullah bin ‘Abbas; bahwa seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata; “Wahai Nabi Allah, aku adalah orang yang sudah tua renta yang sakit-sakitan, sulit bagiku untuk berdiri, maka perintahkan kepadaku dengan satu malam semoga Allah menetapkanku bertemu dengan malam Lailatul Qadar.” Beliau bersabda: ” (Beribadahlah) pada malam ketujuh (27).”
๐HR. Ahmad.
โก Dan dikarenakan Rasulullah โ๏ทบ mengkhususkan malam ini dengan salat malam semalam suntuk. Dalilnya hadits Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu berkata:
ููู ูููุง ู ูุนู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููู ุดูููุฑู ุฑูู ูุถูุงูู ููููููุฉู ุซูููุงุซู ููุนูุดูุฑูููู ุฅูููู ุซูููุซู ุงูููููููู ุงููุฃูููููู ุซูู ูู ููู ูููุง ู ูุนููู ููููููุฉู ุฎูู ูุณู ููุนูุดูุฑูููู ุฅูููู ููุตููู ุงูููููููู ุซูู ูู ููู ูููุง ู ูุนููู ููููููุฉู ุณูุจูุนู ููุนูุดูุฑูููู ุญูุชููู ุธููููููุง ุฃููู ููุง ููุฏูุฑููู ุงููููููุงุญู ููููุงูููุง ููุณูู ููููููู ุงูุณููุญููุฑู .
‘Kami bangun untuk salat malam bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam di bulan Ramadan pada malam dua puluh tiga sampai sepertiga malam pertama. Kemudian kami bangun (salat malam) lagi bersama beliau pada malam kedua puluh lima sampai pertengahan malam. Kemudian kami bangun (salat malam) lagi bersama beliau pada malam kedua puluh tujuh hingga kami mengira bahwa kami tidak mendapatkan Al Falah, dahulu mereka menamakan As-Suhur (makan sahur).”
๐HR. Ahmad.
Soal:
- Apakah hukum mengkhususkan malam ke 27 dengan menunaikan Umroh? Jawab:
๐บ”Pengkhususan malam ke 27 dengan Umroh adalah termasuk bid’ah; dikarenakan Rasulullah โ๏ทบ tidak mengkhususkannya dengan Umroh dalam perbuatan Beliau โ๏ทบ. Dan tidak mengkhususkannya yakni malam ke 27 dalam sabda Beliau โ๏ทบ, Beliauโ๏ทบ tidak menunaikan Umroh pada malam ke 27 Ramadan, bersamaan Beliauโ๏ทบ pada tahun Fathul Makkah di malam 27 Ramadan Beliau โ๏ทบ berada di Makkah, dan tidak menunaikan Umroh dan tidak bersabda kepada kaum Muslimin: ‘Carilah Lailatul Qadar malam 27 Ramadan dengan Umroh’, hanya saja Beliau ๏ทบ memerintahkan mencari Lailatul Qadar malam 27 Ramadan dengan salat malam bukan dengan umroh.”
โ(Syaikh Al-‘Utsaimin).
Soal:
- Apakah Lailatul Qadar tetap di suatu malam atau berpindah-pindah? Jawab:
๐พ”Menurut pendapat yang kuat bahwa Lailatul Qadar berpindah-pindah, bukan menetap pada satu malam tertentu dan tidak mungkin di malam yang lainnya, di suatu tahun pada suatu malam dan di tahun berikutnya pada malam yang lain, untuk menggabungkan antara hadits-hadits yang datang mengenai Lailatul Qadar ini;
โก Telah datang hadits-hadits bahwa Lailatul Qadar pada malam 27 , dan hadits-hadits yang lain pada malam ke 21, hadits-hadits yang lain lagi pada malam 23. Dan juga menggabungkan antara atsar (keterangan) para Sahabat radhiyallahu ‘anhum dalam penentuan Lailatul Qadar, dan semua dari mereka menghukumi tergantung tahun yang mereka melihat terjadinya Lailatul Qadar. Wallahua’lam.”
Soal:
- Apakah tanda Lailatul Qadar itu? Jawab:
๐”Lailatul Qadar memiliki tanda-tanda, yang paling benar dan masyhurnya adalah hadits Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah โ๏ทบ memberitahu sahabat bahwa matahari terbit dengan pancaran cahaya tidak menyengat.
โถ Dan telah tetap (tsabit) dengan seluruh sanad-sanadnya dari sekelompok sahabat radhiyallahu ‘anhum bahwa Nabi โ๏ทบ bersabda:
(( ูุฅููููููุง ูููููุฉู ุทููุฉ ุจูุฌุฉ, ูุง ุญูุงุฑูุฉ ูู ููุง ุจูุงุฑูุฏูุฉ )).
“Sesungguhnya Lailatul Qadar adalah malam yang tenang dan bercahaya, tidak panas dan tidak pula dingin.”
Soal:
- Apakah mungkin Lailatul Qadar tersingkap bagi sebagian orang? Jawab:
๐ท”Tanda Lailatul Qadar yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’b dari Nabi โ๏ทบ adalah termasuk paling masyhurnya tanda dalam hadits, boleh jadi Allah Ta’ala menyingkapnya bagi sebagian orang dalam mimpi atau terjaga; misalnya dia melihat cahaya atau bermimpi ada orang berkata kepadanya ini adalah Lailatul Qadar, atau Allah membuka hatinya dari tanda-tanda yang memperjelas dengannya perkara ini. Wallahu Ta’ala a’lam.”
โ(Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah).
โก Ketahuilah bahwa Lailatul Qadar, dilihat oleh orang yang Allah Ta’ala kehendaki dari kalangan Bani Adam setiap tahun di setiap Ramadan; sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits dan keterangan dari orang-orang shalih tentang Lailatul Qadar dan penglihatan mereka terhadapnya, banyak tidak terbatas.”
โ(Al-Imam An-Nawawi).
Soal:
- Jika diketahui Lailatul Qadar dari tanda-tandanya, apakah disempurnakan menghidupkan malam (salat Malam)nya pada sisa malam-malam 10 hari terakhir? Jawab:
๐ฟDikatakan: ‘sepertinya tidak mendapatkan pahala dan ganjaran kecuali jika menggabungkan pada sisa malam 10 hari terakhir, maka jadilah sisa malam 10 hari terakhir seakan-akan salat rawatib bagi salat fardhu, dan karena sebab ini Nabi โ๏ทบ mengetahui dengan tanda-tandanya tanggal 21 dan bersamaan dengan hal itu Beliau โ๏ทบ menyempurnakan Iktikaf dan menghidupkan malamnya โ๏ทบ.”
โ(Syaikh Al-‘Utsaimin).
๐ทBab seputar penjelasan tentang salat Tarawih
Soal:
- Apakah hukum salat Tarawih? Jawab :
๐”Salat tarawih adalah sunnah dari sunnah-sunnah Rasulullah โ๏ทบ, dan perbuatan Sahabat yang masyhur, kaum Muslimin sejak dulu dan sekarang menerimanya (melaksanakannya), dan orang yang pertama kali mengumpulkan mereka setelah wafatnya Rasulullah โ๏ทบ adalah Umar radhiyallahu ‘anhu, beliau adalah Khalifah yang terbimbing, tidak ada yang mengingkari tarawih kecuali pelaku bid’ah.”
โ(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).
