Risalah Ketiga Puluh Lima – Bab seputar penjelasan tentang salat Tarawih

๐ŸŒนRisalah Ketiga Puluh Lima๐ŸŒน

๐ŸŒทBab seputar penjelasan tentang salat Tarawih๐ŸŒท

Soal:

  1. Apa yang dimaksud dengan salat malam Ramadan yang dianjurkan yang disebutkan dalam hadits-hadits? Jawab :

๐Ÿ”Yang dimaksud salat malam Ramadan adalah salat tarawih.”

โœ’(Al-Imam An-Nawawi).

Soal:

  1. Mengapa Rasulullah โ€Ž๏ทบ meninggalkan salat tarawih berjamaah setelah Beliau โ€Ž๏ทบ salat tarawih berjamaah selama 3 malam? Jawab :

๐ŸŒป”Para Ulama telah sepakat atas disyariatkannya salat Tarawih, sungguh Rasulullah โ€Ž๏ทบ telah melaksanakannya kemudian meninggalkannya setelah itu dan menjelaskan mengapa Beliau โ€Ž๏ทบ meninggalkannya; sebagaimana hadits’Aisyah radhiyallahu ‘anha:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุฃูู…ู‘ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุฐูŽุงุชูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ููŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุจูุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ู†ูŽุงุณูŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุจูู„ูŽุฉู ููŽูƒูŽุซูุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุซูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุชูŽู…ูŽุนููˆุง ู…ูู†ู’ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซูŽุฉู ุฃูŽูˆู’ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุจูุนูŽุฉู ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฎู’ุฑูุฌู’ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽุตู’ุจูŽุญูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ :(( ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุตูŽู†ูŽุนู’ุชูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู…ู’ู†ูŽุนู’ู†ููŠ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฎูุฑููˆุฌู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู‘ููŠ ุฎูŽุดููŠุชู ุฃูŽู†ู’ ุชููู’ุฑูŽุถูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ )).

Dari ‘Aisyah Ummul Mu’minin radhiyallahu ‘anha berkata; “Pada suatu malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan salat di masjid, maka orang-oang mengikuti salat Beliau. Pada malam berikutnya Beliau kembali melaksanakan salat di masjid dan orang-orang yang mengikuti bertambah banyak. Pada malam ketiga atau keempat, orang-orang banyak sudah berkumpul namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Ketika pagi harinya, Beliau bersabda: “Sungguh aku mengetahui apa yang kalian lakukan tadi malam dan tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar salat bersama kalian. Hanya saja aku khawatir nanti diwajibkan atas kalian.”

๐Ÿ“šHR. Bukhori dan Muslim.

Soal:

  1. Mengapa Umar radhiyallahu ‘anhu kembali mengumpulkan manusia untuk salat tarawih berjamaah? Jawab:

๐Ÿ€”Karena kekhawatiran yang disebutkan -akan diwajibkan salat tarawih kepada ummat- tidak akan terjadi setelah wafatnya Nabi โ€Ž๏ทบ; oleh sebab itu Umar bin al-Khaththab mengumpulkan mereka dengan Ubay bin Ka’b sebagai Imam.”

โœ’(Imam Ibnu Hajar).

๐ŸŒฟ”Karena Rasulullah โ€Ž๏ทบ memberikan alasan ditinggalkannya salat tarawih berjamaah dengan sabda Beliau โ€Ž๏ทบ:

(( ุฎูŽุดููŠุชู ุฃูŽู† ุชููุฑูŽุถูŽ ุนูŽู„ูŽูŠูƒูู… )).

“Aku khawatir akan diwajibkan atas kalian.”

Tidak diragukan bahwa kekhawatiran ini sudah hilang dengan wafatnya โ€Ž๏ทบ setelah Allah Ta’ala menyempurnakan syariat-Nya. Dan dengan itu hilanglah alasan yaitu meninggalkan jamaah, dan kembalilah hukum yang terdahulu yaitu disyariatkannya “berjamaah”, dan karena ini Umar bin Al-Khaththab menghidupkannya kembali.”

โœ’(Syaikh Al-Albany).

Soal:

  1. Apa makna perkataan Umar radhiyallahu ‘anhu ” ู†ุนู…ุช ุงู„ุจุฏุนุฉ ู‡ุฐู‡ “.

“Sebaik-baik bid’ah adalah ini?”

Jawab:

๐ŸŒบ”Yang dimaksud Umar radhiyallahu ‘anhu adalah bid’ah secara bahasa, dikarenakan keberadaannya di zaman Nabi โ€Ž๏ทบ tidak pernah ditunaikan berjamaah secara terus menerus, hanya saja Rasulullah โ€Ž๏ทบ salat berjamaah 3 atau 4 malam saja, kemudian Rasulullah โ€Ž๏ทบ meninggalkannya karena khawatir akan diwajibkan atas mereka, ketika Rasulullah โ€Ž๏ทบ wafat, maka telah aman dari diwajibkannya atas mereka (dikarenakan hukumnya adalah sunnah). Dan Umar radhiyallahu ‘anhu memerintahkan dengannya (berjamaah).”

โœ’(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).

Soal:

  1. Apa sikap Ahlul Bait terhadap salat Tarawih? Jawab:

๐ŸŒพ”Imam Rujukan Yahya bin Hamzah Az-Zaidy dalam
kitabnya “Al Intishoru ‘ala ‘Ulamail Amshor, ( Kitabu Shalatil Jum’ah ) menetapkan akan bolehnya salat tarawih berjamaah dari 3 sisi, dan dia berkata:
“Diriwayatkan bahwa Ali melihat lampu di masjid, kemudian beliau berkata: ‘Semoga Allah Ta’ala merahmati Umar, dia telah menerangi masjid kita, semoga Allah Ta’ala menerangi kuburnya, kemudian dia berkata: ‘Maka benarlah apa yang dilakukan Umar.’ Dan ini menunjukkan bolehnya salat tarawih berjamaah.”

โžก Dan dalam Musnad Zaid bin ‘Ali pada pembahasan (Kitab Salat : Bab Salat malam di bulan Ramadan) : “Dari Amirul Mu’minin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau memerintahkan orang yang mengimami manusia salat tarawih di bulan Ramadan agar menunaikan 20 rakaat dan salam tiap selesai rakaat, dan beristirahat sebentar di antara setiap dua rakaat, dan beristirahat sebentar di antara setiap 4 rakaat, lalu orang yang mempunyai keperluan kembali dan berwudhu, dan salat Witir bersama mereka di akhir malam sebelum pulang.”

Soal:

  1. Mengapa dinamakan salat tarawih? Jawab:

๐ŸŒพ”Karena pada awal mereka melaksanakan salat berjamaah, mereka istirahat antara dua salam.”

โœ’(Imam Ibnu Hajar).

Soal:

  1. Apakah disunnahkan istirahat pada salat tarawih? Jawab:

๐Ÿ‚”Para Ahli Fikih telah sepakat atas disyariatkannya istirahat setiap setelah 4 rakaat karena itu warisan generasi Salaf. Sungguh dahulu mereka memanjangkan berdiri pada salat tarawih, imam dan makmum duduk istirahat setiap selesai 4 rakaat.”

โœ’(Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah).

โžก Dan bukanlah istirahat setiap selesai 4 rakaat syarat salat tarawih, khususnya apabila salat tarawih pendek, tidak ada kesulitan bagi makmum. Sungguh Imam Ahmad ditanya tentang kaum yang salat di bulan Ramadan 5 kali salam dalam shalat tarawih tidak beristirahat di antaranya, maka Beliau menjawab: ‘Tidak mengapa’.”

Soal:

  1. Apakah yang utama salat tarawih berjamaah di masjid atau di rumah? Jawab:

๐ŸŒฟ”Salatnya bersama imam di masjid lebih utama, mengikuti Nabi โ€Ž๏ทบ dan para Sahabat radhiyallahu ‘anhum. Dan sabda Nabi โ€Ž๏ทบ kepada Sahabatnya ketika salat tarawih berjamaah di sebagian malam sampai 3 malam, berkata sebagian dari mereka kepada Rasulullah โ€Ž๏ทบ: ‘Kalau kami salat nawafil di sisa malam kami?
Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

(( ู…ูŽู†ู’ ู‚ูŽุงู…ูŽ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽู†ู’ุตูŽุฑูููŽ ูƒูุชูุจูŽ ู„ูŽู‡ู ู‚ููŠูŽุงู…ู ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉ )).

“Barang siapa salat bersama imam hingga selesai, ditulis untuknya salat semalam suntuk.”

๐Ÿ“šHR. Ahmad dan Ashhabus Sunan dengan sanad hasan dari hadits Abu Dzar Radhiyallahu’anhu.”

โœ’(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).

Soal:

  1. Apa yang dikecualikan dari keumuman hadits; (( ุฃูŽูู’ุถูŽู„ูŽ ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุกู ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชูู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูŽูƒู’ุชููˆุจูŽุฉูŽ )).

Seutama-utama salat seseorang adalah di rumahnya selain salat wajib.”

Jawab:

๐ŸŒณ”Para Ulama telah mengecualikan dari salat Sunnah yang disyariatkan berjamaah selain salat wajib misalnya: salat Gerhana, salat Idul Fitri dan Idul Adha, salat Istisqa’ (minta hujan) dan selainnya, dan seperti salat Tarawih juga, sesungguhnya juga disyariatkan berjamaah di bulan Ramadan, dan keberadaan seseorang datang dan salat Tarawih berjamaah lebih utama dari keberadaannya salat di rumahnya.”

โœ’(Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad).

Soal:

  1. Manakah yang lebih utama salat Tarawih berjamaah atau salat di akhir malam secara sendirian? Jawab:

“Apabila perkara ini berputar antara salat di awal malam berjamaah dan antara salat di akhir malam sendirian, maka salat berjamaah lebih utama, karena dihitung baginya salat semalam suntuk, atas dasar itu perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum berjalan pada masa pemerintahan Umar radhiyallahu ‘anhu.”

โœ’(Syaikh Al-Albany).