Keutamaan Meninggal Dalam Keadaan Sakit Perut

💥Keutamaan Meninggal Dalam Keadaan Sakit Perut💥

عَنْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ يَسَارٍ قَالَ : كُنْتُ جَالِسًا وَسُلَيْمَانُ بْنُ صُرَدٍ وخَالِدُ بْنُ عُرْفُطَةَ ، فَذَكَرُوا أَنَّ رَجُلًا تُوُفِّيَ مَاتَ بِبَطْنِهِ، فَإِذَا هُمَا يَشْتَهِيَانِ أَنْ يَكُونَا شُهَدَاءَ جَنَازَتِهِ، فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِلْآخَرِ : أَلَمْ يَقُلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَنْ يَقْتُلْهُ بَطْنُهُ فَلَنْ يُعَذَّبَ فِي قَبْرِهِ ” ؟ فَقَالَ الْآخَرُ : بَلَى. رواه الإمام أحمد والنسائي وصححه الألباني والوادعي.

Dari Abdullah bin Yasar dia berkata; Aku pernah duduk bersama Sulaiman bin Shurad dan Khalid bin ‘Urfuthah radhiyallahu ‘anhuma, lalu mereka menyebutkan tentang seseorang yang mati karena sakit perut, dan mereka ingin menyaksikan jenazahnya, seorang di antara mereka berkata kepada yang lain, “Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Barang siapa yang terbunuh karena sakit perut (semisal diare, kanker usus dan penyakit semisalnya), maka ia tidak akan disiksa di kuburnya?” kemudian yang lain menjawab, ‘Benar’.”

📚HR. Imam Ahmad dan An-Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa’i (2052) dan Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (453).

💐Faedah Hadits Pelajaran Maghrib, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin 14 Dzulqa’dah 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/