Syariat Sujud Syukur

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَتَاهُ أَمْرٌ يَسُرُّهُ، أَوْ يُسَرُ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شُكْرًا لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى. رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وحسنه الألباني.

dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila didatangi oleh urusan yang menyenangkan atau diberi kabar gembira, beliau tersungkur sujud sebagai tanda syukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.”

📚HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa` (474).

🌻Syaikh Taufiq Al Ba’daniy hafizhahullah berkata:

“Di dalam hadits ini disunnahkannya sujud syukur menurut pendapat Jumhur Ulama. Dan sujud ini disunnahkan ketika mendapatkan nikmat yang agung yang baru didapati, sama saja apakah nikmat secara umum semisal, kemenangan kaum Muslimin atas orang-orang kafir, terusirnya orang-orang kafir dari negeri kaum Muslimin, atau nikmat secara khusus terkait dengan dirinya sebagaimana dalam hadits diterimanya taubat Ka’ab bin Malik ketika tertinggal dalam perang Tabuk. Adapun dalam nikmat yang terus-menerus didapatkan seorang hamba seperti kesehatan, kekayaan, adanya bahan makanan dan minuman, maka ini tidak disunnahkan sujud syukur, dikarenakan nikmat Allah tidaklah terputus dalam hal ini, hanya saja disyukuri dengan berbuat ketaatan dan ibadah dan meninggalkan maksiat.”

💐Faedah Hadits Pelajaran Bulughul Maram, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 16 Rabiiul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/