🌸Tata Cara Berdiri Dalam Sholat🌸
43). Apakah hukum berdiri ketika sholat?
Jawab:
🌿Berdiri adalah rukun dari rukun-rukun sholat, tidak sah sholat kecuali dengannya, dikecualikan bagi orang yang tidak mampu berdiri.
➡ Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah telah lewat di Bab Rukun Sholat. (pada soal nomor 17).
44). Bolehkah sholat fardhu di atas kendaraan?
Jawab:
🍀Tidak boleh sholat wajib di atas hewan tunggangan atau kendaraan (mobil, bis, kereta dan semisalnya) atau kapal dan semisalnya karena tidak tetapnya seorang yang sholat dalam menghadap kiblat kecuali dalam keadaan darurat (terpaksa) semisal takut.
➡ Dalilnya adalah firman Allah Azza wa Jalla:
{ حَا فِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَا لصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ }.
“Peliharalah semua sholat dan sholat wusta (Ashar). Dan laksanakanlah (sholat) karena Allah dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 238).
( فَإنْ خِفْتُمْ فَرِجَا لًا اَوْ رُكْبَا نًا ۚ فَاِذَاۤ اَمِنْتُمْ فَاذْکُرُوا اللّٰهَ کَمَا عَلَّمَکُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ ).
“Jika kamu takut (ada bahaya), sholatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila telah aman, maka ingatlah Allah (sholatlah), sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 239)
🌺Berkata Imam As-Sa’diy rahimahullah di dalam tafsir ayat ini:
{ فَرِجَا لًا }
Yaitu berjalan dengan kaki.
{ رُكْبَا نًا }
Di atas kuda, unta dan lainnya. Dan mengharuskan yang demikian itu (perintah menjaga sholat) mereka (sholat dalam keadaan) menghadap kiblat atau tidak menghadapnya.
45). Bolehkah bagi seorang yang sedang sakit atau yang tidak mampu berdiri, sholat dalam keadaan duduk?
Jawab:
🍁Ya, boleh. Apabila tidak mempunyai kemampuan berdiri, adapun apabila sakitnya ringan dan mampu berdiri, maka wajib baginya untuk sholat dalam keadaan berdiri.
▶ Dalilnya adalah hadits ‘Imron bin Hushain:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ 🙁 صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ ). رواه البخاري.
dari ‘Imran bin Hushain radliallahu ‘anhu berkata: “Suatu kali aku menderita sakit wasir lalu aku tanyakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang cara shalat. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Shalatlah dengan berdiri, jika kamu tidak sanggup lakukanlah dengan duduk dan bila tidak sanggup juga lakukanlah dengan berbaring pada salah satu sisi badan”.
📚HR. Bukhori.
46). Apakah hukum sholat berpegangan pada tongkat atau semisalnya ketika tidak mampu atau sedang sakit?
Jawab:
🌷Ini merupakan berlebih-lebihan dalam agama dan memperberat diri sendiri karena tidak dilakukan oleh Rasulullah ﷺ ketika beliau dalam keadaan sakitnya.
➡ Dan dalilnya adalah hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا حَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ فَقَال:( مَا هَذَا الْحَبْلُ؟). قَالُوا :هَذَا حَبْلٌ لِزَيْنَبَ فَإِذَا فَتَرَتْ تَعَلَّقَتْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:( لَا حُلُّوهُ لِيُصَلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ فَإِذَا فَتَرَ فَلْيَقْعُدْ ). متفق عليه.
dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk (ke masjid), kemudian Beliau mendapati tali yang diikatkan dua tiang. Kemudian Beliau berkata: “Apa ini?” Orang-orang menjawab: “Tali ini milik Zainab, bila dia shalat dengan berdiri lalu merasa letih, dia berpegangan tali tersebut”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jangan ia lakukan sedemikian itu. Lepaskanlah! Hendaklah seseorang dari kalian tekun dalam shalatnya (dalam keadaan berdiri) dan apabila dia merasa letih, shalatlah sambil duduk”.
📚 HR. Bukhori Muslim.