Keutamaan Ahli Ilmu Agama

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

{ ءَاتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا }. يوسف (22)

“Kami berikan kepadanya (Nabi Yusuf ‘alaihis salam) hikmah dan ilmu.” (QS. Yusuf 12: Ayat 22)

🌻Ahli Tafsir Mujahid bin Jabr (wafat 101H) rahimahullah berkata:

“Hikmah: fikih (pemahaman), akal dan ilmu.”

📚 Akhlaqul Ulama` (2) karya Al-Aajurri (wafat 360H) dengan sanad shahih.

💐Faedah Pelajaran Kitab Tersebut Bersama Syaikh Ahmad Al-Ahmadi, Darul Hadits Mabar Yaman,
Selasa 18 Rabiiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Ahli Ilmu Agama

عَنْ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” وَلَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَىالْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ “.

Dari Abud Dardaa` radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullahﷺ beliau bersabda: “Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah laksana keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, hanya saja mereka mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya, dia telah mengambil bagian yang banyak.”

📚 Akhlaqul Ulama`(8) karya Al-Aajurri (wafat 360H), hadits ini hasan beserta syawahid (penguat jalur-jalur yang lainnnya).

💐Faedah Pelajaran Kitab Tersebut Bersama Syaikh Ahmad Al-Ahmadi, Darul Hadits Mabar Yaman,
Rabu 19 Rabiiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Permisalan Dunia

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” إِنَّ مَطْعَمَ ابْنِ آدَمَ جُعِلَ مَثَلاً لِلْدُنْيَا، وَإِنْ قَزَّحَهُ وَمَلَحَهُ، فَانْظُرُوْا إِلَى مَصِيْرِهِ “. رواه عبد الله بن الإمام أحمد وصححه الألباني وحسنه الوادعي.

dari Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya makanan anak Adam dijadikan permisalan untuk kehidupan dunia, sekalipun dibumbui dengan rempah-rempah dan garam, maka lihatlah apa jadinya.”

📚HR. Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaaid Al-Musnad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah (382) dan dihasankan oleh Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (1).

🌻Imam Ibnul Amir Ash Shan’aniy wafat (1182 H) rahimahullah berkata:

“Sabda Rasulullahﷺ (maka lihatlah apa jadinya), sungguh makanan itu sebelumnya berwarna-warni, dari makanan yang mewah dah berselera, maka jadilah akhirnya sebagaimana yang engkau lihat. Begitu juga dunia, terlihat manis dan hijau, jiwa ini condong kepadanya. Dan orang yang bodoh dengan akibat akhirnya (apabila tidak digunakan untuk mencari bekal akhirat), dia akan berlomba-lomba dalam bunga kehidupan dunia dan menjadikan sebagai puncak tujuannya sebagaimana akhir dari makanan dan minumannya.”

📚At-Tanwir Syarh Al-Jaami’ Ash-Shaghir (4/105).

💐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 18 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Ahli Ilmu Agama

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

{ ءَاتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا }. يوسف (22)

“Kami berikan kepadanya (Nabi Yusuf ‘alaihis salam) hikmah dan ilmu.” (QS. Yusuf 12: Ayat 22)

🌻Ahli Tafsir Mujahid bin Jabr (wafat 101H) rahimahullah berkata:

“Hikmah: fikih (pemahaman), akal dan ilmu.”

📚 Akhlaqul Ulama` (2) karya Al-Aajurri (wafat 360H) dengan sanad shahih.

💐Faedah Pelajaran Kitab Tersebut Bersama Syaikh Ahmad Al-Ahmadi, Darul Hadits Mabar Yaman,
Selasa 18 Rabiiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Faedah-Faedah Hadits Tentang Azab Atas ‘Amr bin Luhai

🌻Syaikh Muhammad Al Imam hafizhahullah berkata:

“Di antara faedah hadits:

  1. Sungguh telah datang hadits ini dari Aisyah, Jabir, Al-Mughirah bin Syu’bah, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan selain mereka radhiyallahu ‘anhum. Hadits ini mustafidh.
  2. Kebanyakan ahli biografi dan sejarah, bahwa Amr bin Luhai awal yang menyembah berhala di jazirah Arab dan menyerukan untuk beribada kepadanya dan dia adalah awal yang membuat peribadatan bahwa unta betina dibiarkan pergi kemana saja lantaran nazar dan tidak diberikan beban apa pun sebagai persembahan kepada berhala.
  3. Amr bin Luhai adalah seorang pembesar al-Khuza’ah, pembesar Baitul Haram, ditaati oleh bangsa Arab, dan masyhur dengan kegagah beranian dan kedermawanan.
  4. Adapun sebab terjatuhnya dalam kesyirikan, sebagian ahli sejarah menyebutkan bahwa dia datang ke negeri Syam, lalu dia dapati mereka menyembah berhala, hingga membuatnya takjub, lalu dia kembali dan mengajak kepada peribadatan kepada berhala, dan dia datang membawa berhala dari negeri Hait ke jazirah Arab dan meletakkannya di dalam Ka’bah dan dia namakan Hubal. Dan berhala ini adalah milik kaum Quraisy dan siapa saja yang meyakininya. Dan keberadaannya tetap ada hingga tahun Fath (Pembukaan) kota Makkah.
  5. Sabda Rasulullahﷺ : (Aku melihat Amr bin Luhai), Melihatnya Rasulullahﷺ tatkala sholat gerhana bersama para Sahabat, Rasulullahﷺ diperlihatkan surga dan neraka di sisi dinding lalu beliau juga melihat Amr bin Luhai di neraka Jahannam.
  6. Hadits ini di dalamnya terdapat penetapan akan azab kubur, dikarenakan azab ini terjadi pada alam barzakh, yaitu alam setelah kematian dan sebelum tegaknya hari kiamat dan hisab.”

💐 Faedah Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 18 Rabii’uts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id

Azab Atas ‘Amr bin Luhai Al-Khuza’i

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ لُحَيِّ بْنِ قَمَعَةَ بْنِ خِنْدِفَ أَخَا بَنِي كَعْبٍ هَؤُلَاءِ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ “. متفق عليه.

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku melihat ‘Amr bin Luhai bin Qama’ah bin Khindif, kakek bani Ka’ab, dia menyeret ususnya di neraka.”

وَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولُ : إِنَّ الْبَحِيرَةَ : الَّتِي يُمْنَعُ دَرُّهَا لِلطَّوَاغِيتِ، فَلَا يَحْلُبُهَا أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ، وَأَمَّا السَّائِبَةُ : الَّتِي كَانُوا يُسَيِّبُونَهَا لِآلِهَتِهِمْ، فَلَا يُحْمَلُ عَلَيْهَا شَيْءٌ. وَقَالَ ابْنُ الْمُسَيَّبِ : قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ عَامِرٍ الْخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ. وَكَانَ أَوَّلَ مَنْ سَيَّبَ السُّيُوبَ “. متفق عليه.

dari Ibnu Syihab berkata: Aku mendengar Sa’id bin Al-Musayyib berkata: al-Bahirah adalah unta yang kantong susunya ditahan untuk berhala-berhala itu tidak boleh bagi seorang pun memerasnya, sedangkan as-saibah yang mereka sebut untuk tuhan-tuhan mereka tidak boleh diberi beban tunggangan apa pun. Ibnu Al-Musayyib berkata: Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: *"Aku melihat Amru bin 'Amir Al-Khuza'i menyeret ususnya di neraka." Ia adalah orang pertama yang membuat unta saibah (1).*

📚 HR. Bukhori (3521, 4623) dan Muslim (2856).

Nb:
(1). Unta betina yang dibiarkan pergi kemana saja lantaran nazar kepada berhala, pent. Lihat Fathul Bari)

💐Faedah Hadits Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 18 Rabii’uts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Risalah Kedua Puluh Enam Tentang Seputar Tata Cara Sholat

76). Apakah hukumnya seorang menjumpai imam sedang rukuk, apakah dia dihitung mendapatkan satu rakaat?

Jawab:

🌿 Pendapat yang kuat adalah dia mendapatkan satu rakaat dengan syarat tumakninah bersama imam, imam masih dalam keadaan rukuk.

➡ Dalilnya adalah hadits Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ رَاكِعٌ فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَصِلَ إِلَى الصَّفِّ فَذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:( زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلَا تَعُدْ ). رواه البخاري.

dari Abu Bakrah, bahwa dia pernah mendapati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang rukuk, maka dia pun ikut rukuk sebelum sampai ke dalam barisan shaf. Kemudian dia menceritakan kejadian tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: “Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan diulang kembali.”

📚 HR. Bukhori.

Dan makna sabda Nabi ‎ﷺ:

( زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلَا تَعُدْ )

“Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan diulang kembali.”

🍃 Yang dilarang adalah di ulang kembalinya “ketergesa-gesaan dan ketidak tenangan.”

Abu Bakrah tergesa-gesa agar mendapatkan rukuk bersama Rasulullah ‎ﷺ, maka Beliau ‎ﷺ melarangnya dari ketergesa-gesaannya dengan sabdanya:

( وَلَا تَعُدْ )

🎋Dan kita katakan sungguh dia mendapatkan satu rakaat karena Nabi ‎ﷺ tidak memerintahkannya mengulang rakaat tersebut.

🌿Berkata sebagian ulama sabda beliau ‎ﷺ:

( وَلَا تَعُدْ )

🌸 maknanya: jangan mengulangi lagi rukuk di belakang shaf sampai engkau masuk ke dalam shaf.

📚 Lihatlah Syarh Shahih Bukhori karya Ibnu Baththal: ‘Bab rukuk di belakang shaf’.

77). Bagaimana sifat bangkit dari rukuk dan apa yang diucapkan orang sholat?

Jawab:

🌱Bangkit dari rukuk sampai tegak berdiri dan mengangkat ke dua tangannya sejajar bahu serta tumakninah sampai tulang-tulangnya kembali pada tempatnya. Dalam keadaan bangkit dari rukuk mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH”. Dan ketika berdiri tegak mengucapkan “RABBANA WA LAKAL HAMD”

🌴Ini apabila seorang itu menjadi imam atau sholat sendiri, adapun jika sebagai makmum maka cukup baginya mengucapkan “RABBANA WA LAKAL HAMD. Setelah imam membaca SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH.

➡ Dalilnya adalah hadits Malik bin Al-Huwairts:

عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا كَبَّرَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا أُذُنَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا أُذُنَيْهِ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ فَقَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِك.

dari Malik bin al-Huwairits bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertakbir maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, dan apabila rukuk maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, dan apabila mengangkat kepalanya dari rukuk seraya mengucapkan,
SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH
(Semoga Allah mendengarkan orang yang memuji-Nya’, maka beliau melakukan seperti itu).

📚 HR. Muslim.

➡ Dan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ 🙁 رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْد ).

Kemudian dia membaca dalam keadaan berdiri, RABBANA WA LAKAL HAMDU (Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji).

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

➡ Dan dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ 🙁 إِذَا قَالَ الْإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْد ). رواه البخاري.

dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika Imam mengucapkan ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya) ‘, maka ucapkanlah: ‘ RABBANAA WA LAKAL HAMDU (Wahai Rabb kami, bagi-Mu lah segala pujian).

📚 HR. Bukhori.

Risalah Kedua Puluh Lima Tentang Seputar Tata Cara Sholat

74). Apakah hukum sholat seorang yang dia melakukan gerakan seperti ayam mematuk (tergesa-gesa) dalam rukuk dan sujudnya serta tidak tumakninah?

Jawab:

🔥 Sholatnya batal, karena tumakninah merupakan rukun sholat, sebagaimana telah lewat pada pembahasan rukun-rukun sholat beserta dalilnya.

➡ Dan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ‎ﷺ bersabda :

( إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّيَ سِتِّيْنَ سَنَةً مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ ، لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوْعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُوْدَ ، وَيُتِمُّ السُّجُوُدَ وَلَا يُتِمُ الرُّكُوْعَ ). رواه ابن أبي شيبة وحسنه الألباني.

“Sesungguhnya seorang laki-laki sholat selama enam puluh tahun, tidak diterima sholatnya, mungkin dia ini menyempurnakan rukuk tetapi tidak menyempurnakan sujud atau dia menyempurnakan sujud tetapi tidak menyempurnakan rukuk.”

📚 HR. Ibnu Abi Syaibah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.

📌Dan hadits Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu

وعن أبي عبد الله الأشعري رضي الله عنه أَنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم رَأَى رَجُلًا لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ وَيَنْقُرُ فِيْ سُجُوْدِهِ وَهُوَ يُصَلِّيْ فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم 🙁 لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَىحَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم ). ثُمَّ قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم 🙁 مَثَلُ الَّذِيْ لَا يُتِمُّ رُكُوْعَهُ وَيَنْقُرُ فِيْ سُجُوْدِهِ مِثْلُ الجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَيْنِ لَا تُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا ). رواه الطبراني وحسنه الألباني.

Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah ‎ﷺ melihat seorang laki-laki sholat, tidak menyempurnakan rukuknya dan tergesa-gesa (mematuk) di dalam sujudnya kemudian Rasulullah ‎ﷺ bersabda: “Apabila orang ini meninggal dalam keadaan seperti ini, maka dia meninggal bukan di atas agama Muhammad ‎ﷺ , kemudian Rasulullah ‎ﷺ bersabda: “Permisalan orang yang tidak menyempurnakan rukuknya dan tergesa-gesa (mematuk) dalam sujudnya seperti orang yang lapar memakan sebutir atau dua butir kurma, tidaklah itu mencukupinya sedikitpun.”

📚 HR. Thabraniy dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.

75). Apakah bacaan yang dibaca seorang yang sholat ketika rukuk?

Jawab:

🌿Dia membaca “SUBHANA RABBIYAL ‘ADHIM” tiga kali [1] dan bacaan ini hukumnya wajib dan sebagai pilihan juga membaca “SUBBUUHUN QUDDUUSUN RABBUL MALAAIKATI WAR RUH”

➡ Dalilnya adalah hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu:

…ثُمَّ رَكَعَ فَجَعَلَ يَقُولُ :”سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ”. رواه مسلم

Kemudian beliau ruku’. Dalam ruku’, beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL ‘ADHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung).

📚 HR. Muslim.

➡ Dan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dahulu berdoa dalam rukuk dan sujudnya, “SUBBUHUN QUDDUS RABBUL MALAAIKATI WAR RUH (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh.”

📚 HR. Muslim.

🍃Tidak membaca ayat Al-Qur’an ketika rukuk.

➡ Dan dalilnya adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

(…وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُم ).ْ رواه مسلم.

Aku dilarang untuk membaca al-Qur’an dalam keadaan rukuk atau sujud. Adapun rukuk maka agungkanlah Rabb azza wa jalla, sedangkan sujud, maka berusahalah bersungguh-sungguh dalam doa, sehingga layak dikabulkan untukmu’.”

📚 HR. Muslim.


[1]. Penerjemah:

🌸 Berkata Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al-Jibrin hafizhahullah:

“Disunahkan dan yang wajib sekali”.

📚 Syarh Umdatul Fiqh [1/288].

Tidak Menjadikan Pendapat Di Atas Dalil

عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ قَالَ : سُئِلَ عَطَاءٌ عَنْ شَيْءٍ، فَقَالَ : لَا أَدْرِي. قَالَ : قِيلَ لَهُ : أَلَا تَقُولُ فِيهَا بِرَأْيِكَ ؟ قَالَ : إِنِّي أَسْتَحْيِي مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدَانَ فِي الْأَرْضِ بِرَأْيِي. رواه والدارمي وإسناده صحيح.

Dari Abdul Aziz bin Rufai’ ia berkata: ‘Atho` bin Abi Rabbah (wafat 114H) pernah ditanya tentang suatu hal,
lalu ia menjawab:
‘Aku tidak tahu’. Kemudian seseorang berkata: ‘Mengapa kamu tidak jawab hal tersebut dengan pendapatmu saja?’,
ia rahimahullah menjawab:
‘Aku malu kepada Allah untuk dijadikan pendapatku sebagai pedoman di muka bumi’.”

📚Dikeluarkan Ad-Darimi (108) dan sanadnya shahih.

💐Faedah Pelajaran Maghrib Kitab Al-Ibanah Bersama Syaikh Ali Ar Razihi, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin 17 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Penghafal Al-Qur’an

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ : يَا رَبِّ، حَلِّهِ، فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ : يَا رَبِّ، زِدْهُ، فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ، ثُمَّ يَقُولُ : يَا رَبِّ، ارْضَ عَنْهُ، فَيَرْضَى عَنْهُ، فَيُقَالُ لَهُ : اقْرَأْ وَارْقَ وَيُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً “. رواه الإمام الترمذي وصححه الوادعي وحسنه الألباني.

dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Pada hari kiamat, Al-Quran akan datang kemudian berkata; "Wahai Rabb berilah dia pakaian", maka dipakaikanlah kepadanya mahkota kemuliaan, kemudian Al-Quran berkata lagi; “Wahai Rabb, tambahkanlah kepadanya”, maka dipakaikan kepadanya pakaian kemuliaan, kemudian berkata lagi; “Wahai Rabb ridhailah dia”, akhirnya dia pun diridhai, kemudian dikatakan kepada ahli Al Qur`an; “Bacalah dan naiklah, niscaya akan ditambahkan kepadamu satu pahala kebaikan pada setiap ayat.”

📚HR. Imam At-Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Al-Jaami’ (8030) dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Wadi’iy dalam Asy-Syafa’ah hal. 215-216.

💐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin 17 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/