Istiqamahnya Hati

🌻Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin (wafat 1421H) rahimahullah berkata:

“Termasuk sebab yang paling besar untuk istiqamahnya hati dan selamatnya adalah banyak membaca Al-Qur’an, dikarenakan akan melunakkan hati dan menambah kekokohan terkhusus apabila seorang itu membacanya dengan menadaburinya dan membacanya dalam keadaan dia merasa bahwa dia sedang membaca kalam Allah Azza wa Jalla dan membacanya dalam keadaan dia membenarkan berita-beritanya serta membacanya dalam keadaan dia melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya; dikarenakan diharapkan dia akan mendapatkan kebaikan yang sangat banyak.”

📚 Fatawa Nur ‘Ala Ad-Darb (2/24).

💐Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 9 Rabii’uts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Risalah Keenam Belas Seputar Tata Cara Sholat

🌸Tata Cara Berdiri Dalam Sholat🌸

43). Apakah hukum berdiri ketika sholat?

Jawab:

🌿Berdiri adalah rukun dari rukun-rukun sholat, tidak sah sholat kecuali dengannya, dikecualikan bagi orang yang tidak mampu berdiri.

➡ Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah telah lewat di Bab Rukun Sholat. (pada soal nomor 17).

44). Bolehkah sholat fardhu di atas kendaraan?

Jawab:

🍀Tidak boleh sholat wajib di atas hewan tunggangan atau kendaraan (mobil, bis, kereta dan semisalnya) atau kapal dan semisalnya karena tidak tetapnya seorang yang sholat dalam menghadap kiblat kecuali dalam keadaan darurat (terpaksa) semisal takut.

➡ Dalilnya adalah firman Allah Azza wa Jalla:

{ حَا فِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَا لصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ }.

“Peliharalah semua sholat dan sholat wusta (Ashar). Dan laksanakanlah (sholat) karena Allah dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 238).

( فَإنْ خِفْتُمْ فَرِجَا لًا اَوْ رُكْبَا نًا ۚ فَاِذَاۤ اَمِنْتُمْ فَاذْکُرُوا اللّٰهَ کَمَا عَلَّمَکُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَ ).

“Jika kamu takut (ada bahaya), sholatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan. Kemudian apabila telah aman, maka ingatlah Allah (sholatlah), sebagaimana Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 239)

🌺Berkata Imam As-Sa’diy rahimahullah di dalam tafsir ayat ini:

{ فَرِجَا لًا }

Yaitu berjalan dengan kaki.

{ رُكْبَا نًا }

Di atas kuda, unta dan lainnya. Dan mengharuskan yang demikian itu (perintah menjaga sholat) mereka (sholat dalam keadaan) menghadap kiblat atau tidak menghadapnya.

45). Bolehkah bagi seorang yang sedang sakit atau yang tidak mampu berdiri, sholat dalam keadaan duduk?

Jawab:

🍁Ya, boleh. Apabila tidak mempunyai kemampuan berdiri, adapun apabila sakitnya ringan dan mampu berdiri, maka wajib baginya untuk sholat dalam keadaan berdiri.

▶ Dalilnya adalah hadits ‘Imron bin Hushain:

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ 🙁 صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ ). رواه البخاري.

dari ‘Imran bin Hushain radliallahu ‘anhu berkata: “Suatu kali aku menderita sakit wasir lalu aku tanyakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang cara shalat. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Shalatlah dengan berdiri, jika kamu tidak sanggup lakukanlah dengan duduk dan bila tidak sanggup juga lakukanlah dengan berbaring pada salah satu sisi badan”.

📚HR. Bukhori.

46). Apakah hukum sholat berpegangan pada tongkat atau semisalnya ketika tidak mampu atau sedang sakit?

Jawab:

🌷Ini merupakan berlebih-lebihan dalam agama dan memperberat diri sendiri karena tidak dilakukan oleh Rasulullah ‎ﷺ ketika beliau dalam keadaan sakitnya.

➡ Dan dalilnya adalah hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا حَبْلٌ مَمْدُودٌ بَيْنَ السَّارِيَتَيْنِ فَقَال:( مَا هَذَا الْحَبْلُ؟). قَالُوا :هَذَا حَبْلٌ لِزَيْنَبَ فَإِذَا فَتَرَتْ تَعَلَّقَتْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:( لَا حُلُّوهُ لِيُصَلِّ أَحَدُكُمْ نَشَاطَهُ فَإِذَا فَتَرَ فَلْيَقْعُدْ ). متفق عليه.

dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk (ke masjid), kemudian Beliau mendapati tali yang diikatkan dua tiang. Kemudian Beliau berkata: “Apa ini?” Orang-orang menjawab: “Tali ini milik Zainab, bila dia shalat dengan berdiri lalu merasa letih, dia berpegangan tali tersebut”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jangan ia lakukan sedemikian itu. Lepaskanlah! Hendaklah seseorang dari kalian tekun dalam shalatnya (dalam keadaan berdiri) dan apabila dia merasa letih, shalatlah sambil duduk”.

📚 HR. Bukhori Muslim.

Kekekalan Penduduk Surga Dan Penghuni Neraka

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” يُجَاءُ بِالْمَوْتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُ كَبْشٌ أَمْلَحُ “. زَادَ أَبُو كُرَيْبٍ : ” فَيُوقَفُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ “. وَاتَّفَقَا فِي بَاقِي الْحَدِيثِ : ” فَيُقَالُ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، هَلْ تَعْرِفُونَ هَذَا ؟ فَيَشْرَئِبُّونَ وَيَنْظُرُونَ وَيَقُولُونَ : نَعَمْ، هَذَا الْمَوْتُ. قَالَ : وَيُقَالُ : يَا أَهْلَ النَّارِ، هَلْ تَعْرِفُونَ هَذَا ؟ قَالَ : فَيَشْرَئِبُّونَ، وَيَنْظُرُونَ، وَيَقُولُونَ : نَعَمْ، هَذَا الْمَوْتُ. قَالَ : فَيُؤْمَرُ بِهِ فَيُذْبَحُ. قَالَ : ثُمَّ يُقَالُ : يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ، خُلُودٌ فَلَا مَوْتَ، وَيَا أَهْلَ النَّارِ، خُلُودٌ فَلَا مَوْتَ “. قَالَ : ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” { وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ } “، وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى الدُّنْيَا. متفق عليه.

Dari Abu Sa’id berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kematian akan didatangkan pada hari kiamat menjadi seekor domba yang memiliki warna hitam dan putih -Abu Kuraib (perawi) menambahkan: Lalu diberdirikan di antara surga dan neraka, dan keduanya (Abu Bakr bin Syaibah dan Abu Kuraib) sepakat pada lafazh hadits berikutnya Kemudian dikatakan: ‘Wahai penduduk surga, apa kalian mengetahui ini? Lalu mereka melihat dengan mendongak, mereka menjawab: ‘Ya, itu adalah kematian.’ Kemudian dikatakan kepada penduduk neraka: ‘Wahai penghuni neraka, apa kalian mengetahui ini? ‘ Mereka melihat dengan mendongak, mereka menjawab: ‘Ya, itu adalah kematian’.” Beliau bersabda: “Lalu kematian (dalam bentuk domba dibaringkan) lalu diperintahkan untuk disembelih, setelah itu dikatakan: ‘Wahai penduduk surga, kekal tidak ada ada kematian dan wahai penduduk neraka (yang mati dalam keadaan kafir), kekal tidak ada kematian’.” Setelah itu beliau membaca (yang artinya): “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (Maryam: 39) dan beliau mengisyaratkan dengan tangan beliau ke dunia.

📚HR. Bukhori (4730) dan Muslim (2849).

💐Faedah Hadits Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 9 Rabii’uts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Faedah-Faedah Hadits Tentang Kekekalan Penduduk Surga Atau Penghuni Neraka

🌻Syaikh Muhammad Al Imam hafizhahullah berkata:

“Di antara faedah hadits:

  1. Hadits ini juga diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Anas radhiyallahu ‘anhuma. Dan para Ulama Hadits telah sepakat akan keshahihannya.
  2. Sabda Rasulullahﷺ : (Kematian didatangkan pada hari kiamat seperti domba yang memiliki warna hitam dan putih), Ini menunjukkan akan kesempurnaan kekuasaan Allah dalam mengubah sesuatu yang maknawi kepada sesuatu yang berbentuk. Dan ini akan terjadi di hari kiamat terhadap amalan hamba yang berupa keimanan, amalan shalih dan begitu juga kekufuran, kesyirikan dan kefasikan.
  3. Sabda Rasulullahﷺ : (Lalu diberdirikan di antara surga dan neraka), Diletakkan di atas jembatan shiroth supaya disaksikan oleh penduduk surga dan penghuni neraka. Dan kematian telah berubah menjadi seekor domba yang tidaklah mengetahui kadar besarnya melainkan Allah Azza wa Jalla.
  4. Sabda Rasulullah ﷺ ketika ada yang mengatakan kepada penduduk surga dan penghuni neraka: (Apa kalian mengetahui ini? Mereka melihat dengan mendongak, mereka menjawab: ‘Ya, itu adalah kematian’), Mereka mengetahui ini dikarenakan mereka telah merasakannya di dunia.
  5. Panggilan kepada penduduk surga dan penghuni neraka: (kekal tidak ada kematian), sebagai dalil akan abadinya surga dan neraka (bagi orang kafir) dan tidaklah akan keluar penghuninya dari keduanya.
  6. Hikmah disembelihnya kematian atas pengetahuan penduduk surga dan penghuni neraka supaya penduduk surga semakin sempurna ketenangannya bahwa mereka akan kekal selamanya di dalam surga dan bertambah gembira. Dan sebaliknya, penduduk neraka dari orang kafir semakin berputus asa dikarenakan tidak akan keluar dari neraka dan tidak akan mengalami kematian serta semakin besar penyesalan mereka. 💐 Faedah Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 9 Rabii’uts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id

Adab Yang Paling Bermanfaat

🌻Ibnul Qayyim (wafat 751H) rahimahullah berkata:

“Al-Hasan Al-Bashri (wafat 110H) rahimahullah pernah ditanya tentang adab yang paling bermanfaat, lalu beliau bertutur:
‘Belajar ilmu Agama, zuhud terhadap perkara dunia dan mengetahui kewajiban kita kepada Allah’.”

📚Madarij As-Salikin (2/356).

Nb:
Semisal beribadah hanya kepada Allah semata dan tidak menyekutan-Nya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

💐Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 8 Rabii’ul Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Senantiasa Berusaha Menjaga Keikhlasan

🌻Yusuf bin Al-Husain Ar-Raazi (wafat. 134H) rahimahullah berkata:

“Sesuatu yang paling mulia di dunia adalah keikhlasan. Berapa banyak aku bersungguh-sunguh untuk menjatuhkan (mengalahkan) riya`(suka pamer) dari hatiku, seakan-akan ia tumbuh kembali dalam warna yang lain.”

📚 Jaami’ Al-Ulum wa Al-Hikam (1/84) karya Ibnu Rajab Al Hanbali (wafat 795H).

💐Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 8 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Sholat Berjamaah

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ : صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا الصُّبْحَ، فَقَالَ : ” أَشَاهِدٌ فُلَانٌ ؟ “. قَالُوا : لَا. قَالَ : ” أَشَاهِدٌ فُلَانٌ ؟ “. قَالُوا : لَا. قَالَ : ” إِنَّ هَاتَيْنِ الصَّلَاتَيْنِ أَثْقَلُ الصَّلَوَاتِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ، وَلَوْ تَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَيْتُمُوهُمَا وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الرُّكَبِ، وَإِنَّ الصَّفَّ الْأَوَّلَ عَلَى مِثْلِ صَفِّ الْمَلَائِكَةِ، وَلَوْ عَلِمْتُمْ مَا فَضِيلَتُهُ لَابْتَدَرْتُمُوهُ، وَإِنَّ صَلَاةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ وَحْدَهُ، وَصَلَاتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلَاتِهِ مَعَ الرَّجُلِ، وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى “. رواه الإمام أحمد وأبو داود والنسائي وصححه الألباني.

Dari Ubay bin Ka’b dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan shalat Shubuh bersama kami, lalu beliau bersabda: “Apakah si fulan hadir?” Mereka (para sahabat) menjawab; Tidak. Beliau bersabda: “Apakah si fulan hadir?” Para sahabat menjawab; Tidak. Beliau bersabda: “Dua shalat ini (Shubuh dan Isya) adalah shalat yang paling berat atas orang-orang munafik. Andaikata kalian mengetahui apa (keutamaan dan pahala) yang ada pada keduanya, niscaya kalian akan menghadirinya sekalipun dengan merangkak, dan sesungguhnya shaf pertama adalah seperti shafnya para malaikat. Seandainya kalian mengetahui keutamaan shaf pertama, niscaya kalian akan memperebutkannya. Sesungguhnya shalat seseorang yang berjamaah dengan satu orang adalah lebih utama dan banyak pahalanya daripada shalat sendirian. Dan shalatnya bersama dua orang adalah lebih utama dan banyak pahalanya daripada shalat bersama seorang. Semakin banyak jamaahnya, maka semakin dicintai oleh Allah Ta’ala.”

📚HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa`i dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Al-Jaami’ (2242).

💐Faedah Hadits Pelajaran Sunan Abi Dawud, Darul Hadits Mabar Yaman, Jum’at 7 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Sedekah Dalam Bentuk Nasehat

🌻Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H) rahimahullah berkata:

“Abud Dardaa` (wafat 32H) radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Tidaklah seorang hamba bersedekah dengan suatu sedekah yang lebih utama dari wejangan yang dia sampaikan kepada saudara-saudaranya yang beriman, lalu mereka berpisah dan sungguh Allah telah memberikan manfaat kepada mereka melaluinya.”

📚Majmu’ Al-Fatawa (4/42).

🌾Darul Hadits Mabar Yaman, Jum’at 7 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Amalan Yang Menjadi Sebab Masuk Surga

عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ “. قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ ؟ قَالَ : ” جَنَاهَا “. تفرد به مسلم.

dari Tsauban dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Apabila seorang muslim mengunjungi saudaranya yang sedang sakit, maka orang itu senantiasa berada dalam sebuah taman surga.” Beliau ditanya; Bagaimana taman surga itu? Beliau menjawab: “Taman yang penuh dengan buah-buahan yang dapat dia petik.”

📚HR. Muslim (2568).

🌾Darul Hadits Mabar Yaman, Kamis 6 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Bertakwa Kepada Allah Dan Menyebarkan Ilmu Agama Di Mana pun Berada

🌻Muhammad bin Al-Qasim rahimahullah berkata:

“Dahulu kami apabila berpamitan kepada Imam Malik (wafat 179H), dia berpesan kepada kami: ‘Bertakwalah kalian kepada Allah, sebarkanlah ilmu ini dan ajarkanlah serta janganlah kalian menyembunyikannya’.”

📚Jaami’ Bayan Al-‘Ilm wa Fadhlih (1/492) karya Ibnu Abdil Barr (wafat 463H).

💐Darul Hadits Mabar Yaman, Kamis 6 Rabiuts Tsani 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/