Risalah Kelima Tentang Seputar Tata Cara Sholat

17). Apa yang dilakukan seseorang yang mendapati di bajunya sesuatu yang najis sedang dia dalam keadaan shalat?

Jawab:

🌸Apabila dia mampu melepas baju yang terkena najis, maka hendaklah baju tersebut dilepas sedang dia dalam keadaan sholat, maka sholatnya shahih (tidak batal). Jika tidak mampu melepas bajunya dia batalkan sholatnya dan mengganti dengan baju yang suci kemudian mengulang shalatnya. Begitu pula yang dilakukan orang yang berhadats dalam sholatnya.

▶ Dan dalilnya adalah hadits Abi Sa’id Al-Khudry radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فَخَلَعَ نَعْلَيْهِ فَخَلَعَ النَّاسُ نِعَالَهُمْ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَال:”َ لِمَ خَلَعْتُمْ نِعَالَكُم؟ْ “,فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْنَاكَ خَلَعْتَ فَخَلَعْنَا قَالَ :”إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي فَأَخْبَرَنِي أَنَّ بِهِمَا خَبَثًا فَإِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلْيَقْلِبْ نَعْلَهُ فَلْيَنْظُرْ فِيهَا فَإِنْ رَأَى بِهَا خَبَثًا فَلْيُمِسَّهُ بِالْأَرْضِ ثُمَّ لِيُصَلِّ فِيهِمَا”. رواه أحمد وغيره وصححه الألباني

dari Abu Sa’id Al Khudri berkata; “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat kemudian melepas sandalnya dan orang-orang pun ikut melepas sandal mereka, ketika selesai beliau bertanya: “Kenapa kalian melepas sandal kalian?” mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau melepas sandal maka kami juga melepas sandal kami, ” beliau bersabda: “Sesungguhnya Jibril menemuiku dan mengabarkan bahwa ada kotoran di kedua sandalku, maka jika di antara kalian mendatangi masjid hendaknya ia membalik sandalnya lalu melihat apakah ada kotorannya, jika ia melihatnya maka hendaklah ia gosokkan kotoran itu ke tanah, setelah itu hendaknya ia shalat dengan mengenakan keduanya.

📚 HR. Ahmad dan selainnya, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.

18). Apa dalil rukun sholat?

Jawab:

🌿Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّلَامَ قَال :”َ ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ” ,فَرَجَعَ الرَّجُلُ فَصَلَّى كَمَا كَانَ صَلَّى ثُمَّ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْكَ السَّلَامُ ثُمَّ قَالَ :”ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ” حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ الرَّجُلُ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَ هَذَا عَلِّمْنِي قَالَ :”إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا”. متفق عليه.

dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki sebuah masjid, lalu seorang laki-laki masuk, lalu shalat, kemudian dia datang, lalu mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membalas salamnya seraya berkata, ‘Kembalilah, lalu shalatlah, karena kamu belum shalat.’, Lalu laki-laki tersebut kembali, lalu shalat sebagaimana sebelumnya dia shalat, kemudian mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya mengucapkan salam kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu’ kemudian beliau bersabda lagi, ‘Kembalilah dan shalatlah lagi, karena kamu belum shalat’, hingga dia melakukan hal tersebut tiga kali. Lalu laki-laki tersebut berkata, ‘Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik selain daripada ini, ajarkanlah kepadaku.’ Beliau bersabda, ‘ Apabila kamu mendirikan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah sesuatu yang mudah dari al-Qur’an, kemudian rukuklah hingga bertumakninah dalam keadaan rukuk. Kemudian angkatlah (kepalamu dari rukuk) hingga lurus berdiri, kemudian sujudlah hingga bertumakninah dalam keadaan sujud, kemudian angkatlah hingga bertumakninah dalam duduk, kemudian lakukan hal tersebut dalam shalatmu semuanya’.”

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

Menuntut Ilmu Hingga Akhir Hayat

🌻Sholih bin Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata:

“Seorang laki-laki melihat Ayahku (Imam Ahmad Bin Hanbal) membawa tempat tinta, lalu dia berkata: ‘Wahai Aba Abdillah (panggilan Imam Ahmad), engkau telah sampai kepada derajat yang tinggi, imamnya kaum Muslimin,
lalu Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241H) rahimahullah berkata:

‘Bersama tempat tinta hingga akhir hayat’.”

📚Manaqib Al-Imam Ahmad hal. 107 karya Ibnul Jauzi wafat 597H .

💐Faedah Pelajaran. Ta’lim Al-Muta’allim Bersama Syaikh Ahmad Al Ahmadi, Darul Hadits Mabar Yaman,
Rabu 28 Rabiiul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Jangan Mengandalkan Akal

🌻Al-Imam Burhan Al-Islam Az-Zurnuji (wafat setelah tahun 593H) rahimahullah berkata:

“Selayaknya ada pada penuntut ilmu, menyibukkan dirinya bersyukur dengan lisan, hati, anggota tubuh dan harta. Dan memandang bahwa kepemahaman, ilmu dan taufik dari Allah Ta’ala. Dan memohon hidayah dari Allah Ta’ala dengan berdoa kepada-Nya, merendahkan diri kepada-Nya. Karena sesungguhnya Allahﷻ adalah pemberi petunjuk kepada orang yang meminta petunjuk kepada-Nya. Dan pengikut kebenaran, mereka adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka meminta ditunjukkan kebenaran dari Allahﷻ Yang Maha Benar, Maha menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya), Yang Maha memberi petunjuk, Yang Maha pelindung, maka Allahﷻ memberikan petunjuk dan melindungi mereka dari kesesatan. Adapun pengikut kesesatan, mereka merasa takjub dengan pendapat mereka sendiri dan akalnya, meminta kebenaran dari makhluk yang lemah yaitu akal. Karena akal tidak mengetahui segala sesuatu seperti mata, sesungguhnya ia pun tidak bisa melihat seluruh sesuatu yang ada, sehingga mereka terhalangi dari kebenaran dan menjadi lemah lalu sesat dan menyesatkan.”

📚Ta’lim Al-Muta’allim Thariq At-Ta’allum hal. 98.

💐Faedah Pelajaran Kitab Tersebut Bersama Syaikh Ahmad Al Ahmadi, Darul Hadits Mabar Yaman,
Rabu 28 Rabiiul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Sibukkan Berbuat Kebaikan Dalam Menuntut Ilmu

🌻Al-Imam Burhan Al-Islam Az-Zurnuji (wafat setelah tahun 593H) rahimahullah berkata:

“Selayaknya bagi para penuntut ilmu, menyibukkan dirinya dengan amalan-amalan kebaikan, hingga hawa nafsunya tidak menyibukkannya. Dan seorang yang berakal tidak pula mementingkan terhadap perkara dunia, dikarenakan kesusahan dan kesedihan tidak bisa menolak musibah dan tidak pula mendatangkan manfaat. Bahkan, akan memadaratkan hati, akal dan badan serta mempengaruhi dalam berbuat amalan kebaikan. Dan hendaklah seorang itu, lebih mementingkan perkara akhirat, dikarenakan itu yang akan mendatangkan manfaat.”

📚Ta’lim Al-Muta’allim Thariq At-Ta’allum hal. 106.

💐Faedah Pelajaran Kitab Tersebut Bersama Syaikh Ahmad Al Ahmadi, Darul Hadits Mabar Yaman,
Rabu 28 Rabiiul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Membaca Doa Setelah Adzan

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:( مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ ). تفرد به البخاري.

Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa berdoa setelah mendengar adzan: ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA’WATIT TAAMMAH WASHSHALAATIL QAA`IMAH, AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WALFADHIILAH WAB’ATSHU MAQAAMAM MAHMUUDANIL LADZII WA’ADTAH (Ya Allah Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah (tempat yang tinggi) dan keutamaan (yang lebih) kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan) ‘. Maka ia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.”

📚HR. Bukhori (614, 4719).

💐Faedah Hadits Pelajaran Sunan Abi Dawud, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa, 27 Rab’iiul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Menyampaikan Kebenaran Tidak Takut Celaan

🌻Khalid bin Ma’dan (wafat 103H) rahimahullah berkata:

“Barang siapa yang berani menanggung celaan dalam mencocoki kebenaran, maka Allah akan mengembalikan celaan itu menjadi pujian. Dan barang siapa yang mencari pujian-pujian dalam menyelisihi kebenaran, maka Allah akan membalikkan pujian itu menjadi celaan.”

📚Az-Zuhd (494) karya Abu Dawud dengan sanad shahih.

💐Faedah Pelajaran Maghrib Kitab Al-Ibanah Bersama Syaikh Ali Ar Razihi, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 27 Rabii’ul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Dzikir Subhanallah Wa Bihamdih

عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ : أَيُّ الْكَلَامِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : ” مَا اصْطَفَى اللَّهُ لِمَلَائِكَتِهِ، أَوْ لِعِبَادِهِ : سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ “. تفرد به مسلم.

dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah ﷺ pernah ditanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah ucapan dzikir yang paling afdhal (utama)?’ Jawab beliau ﷺ: ‘Yaitu ucapan dzikir yang dipilihkan Allah bagi para malaikat-Nya dan hamba-hamba-Nya, ialah; Subhanallahi wa bihamdihi’ (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya).”

📚HR. Muslim (2731).

💐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 27 Rab’iiul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Risalah Keempat Tentang Seputar Tata Cara Sholat

13). Apakah dalil disyaratkannya menutup aurat?

Jawab:

🍀Dalil disyaratkannya menutup aurat adalah firman Allah Ta’ala:

{ يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا ۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ }.

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. Qs. Al A’rof (7) : 31.

🌿Berkata Syaikh Assa’dy rahimahullah dalam tafsirnya:

“Yaitu : tutuplah aurat kalian semuanya ketika sholat, baik yang wajib ditutup dan yang sunnah ditutup, karena sesungguhnya menutup aurat adalah perhiasan badan sebagaimana terbukanya aurat menjadikan badan menjadi buruk dan jelek.”

🍁Berkata Imam Al-Baghawy dalam tafsirnya:

“Berkata ahli tafsir: Dahulu bani ‘Aamir thawaf di ka’bah dalam keadaan telanjang kemudian Allah azza wa jalla menurunkan ayat:

{ يٰبَنِيْۤ ءادَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ }.

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid.”

Yaitu: pakaian”.

🌷Berkata pula Imam Ibnu Katsir tentang ini.

14). Apakah dalil disyaratkannya suci dari hadats?

Jawab :

🌸Dalilnya hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallaahu’Alaihi wasallam bersabda:

( لَا تُقْبَلُ صَلَاةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ ) قَالَ رَجُلٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ: مَا الْحَدَثُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ: فُسَاءٌ أَوْ ضُرَاطٌ.

“Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadats hingga dia berwudhu.”
Seorang laki-laki dari Hadhramaut berkata, “Apa yang dimaksud dengan hadats wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab, “Kentut baik dengan suara atau tidak.”

📚 HR. Bukhori.

15). Apakah dalil disyaratkannya “masuk waktu shalat”?

Jawab:

🌺Dalil disyaratkannya masuk waktu sholat adalah firman Allah Ta’ala:

{ إِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا }.

“Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 103)

Maka barang siapa yang menjamak sholat Asar dengan sholat Dhuhur atau sholat Maghrib dengan shalat Isya tanpa uzur maka kami mengkhawatirkan batalnya dua sholat ini dikarenakan dia sholat tidak pada waktunya (1) kecuali orang yang sedang bepergian atau sakit disyariatkan jamak sholat, akan datang in syaa Allah penjelasannya.


📝 1. Penerjemah:

Melainkan apabila seseorang menjamaknya karena adanya suatu kebutuhan serta tidak dijadikan adat kebiasaan yaitu dilakukan terus-menerus, maka ini boleh sebagaimana hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ قَالَ كَيْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ وَفِي حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ قِيلَ لِابْنِ عَبَّاسٍ مَا أَرَادَ إِلَى ذَلِكَ قَالَ أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَه.ُ رواه مسلم.

dari Ibnu Abbas katanya; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjamak antara zhuhur dan ashar, maghrib dan isya` di Madinah, bukan karena ketakutan dan bukan pula karena hujan .” Dalam hadis Waki’, katanya; aku tanyakan kepada Ibnu Abbas; “Mengapa beliau lakukan hal itu?” Dia menjawab; “Beliau ingin supaya tidak memberatkan umatnya .”

16). Apakah dalil disyaratkannya suci dari najis?

Jawab:

🌷Dalilnya adalah hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

(مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ…).

“Kunci shalat adalah bersuci”.

📚 H.R. Abu Dawud dan dishahihkan Syaikh Al-Albani.

▶ Bersuci meliputi suci badan, pakaian, tempat sholat.

Doa Malaikat Kepada Manusia

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:( إِنَّ مَلَكًا بِبَابٍ مِنْ أَبْوَابِ السَّمَاءِ يَقُولُ مَنْ يُقْرِضْ الْيَوْمَ يُجْزَى غَدًا وَمَلَكًا بِبَابٍ آخَرَ يَقُولُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَعَجِّلْ لِمُمْسِكٍ تَلَفًا). رواه الإمام أحمد صححه الألباني والوادعي.

Dari Abu Hurairah, dia berkata; bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya malaikat yang berada di sebuah pintu langit berkata; ‘Barang siapa memberi hutang pada hari ini, maka akan dibalas besok (1)’, dan Malaikat yang berada pada pintu lain berkata; ‘Ya Allah berilah orang yang suka berinfak dengan ganti (2) dan segerakan bagi orang yang kikir kehancuran.”

📚HR. Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al Albany dalam Ash-Shahihah (920) dan Syaikh Al Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (1447).

🌻Syaikh Ahmad bin Abdurrahman Al-Bana As-Sa’aati (wafat 1378H) rahimahullah berkata:

“(1). Yaitu, barang siapa yang menginfakkan hartanya pada hari ini pada jalan-jalan kebaikan dan amal kebaikan, maka Allah akan membalasnya di hari kiamat dan menggantinya dengan yang lebih banyak dari apa yang dia infakkan. Allahﷻ berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 245, dan juga surat Al Muzammil ayat 20.
(2). Ulama berkata: ‘Hal ini berinfak dalam ketaatan dan akhlak mulia, atas anak dan istri, para tamu dan sedekah dan semisalnya, di mana tidak dicela dan dinamakan berbuat boros. Dan menahan harta yang tercela, dalam sabda Rasulullahﷺ (dan segerakan adalah menahan bagi orang yang kikir kehancuran), adalah menahan dari infak dari hal di atas.”

📚Al-Fath Ar-Rabbani Li Tartib Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal Asy-Syaibani (9/157-158).

💐Faedah Hadits Pelajaran Maghrib, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin 26 Rabii’ul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Allahﷻ Menciptakan Manusia Di Atas Fitrah Cinta Kebenaran Dan Benci Kebatilan

🌻Syaikh Abdurrahman bin Yahya Al-Mu’allimi (wafat 1386H) berkata:

“Sesungguhnya poros kesempurnaan manusia adalah kecintaannya kepada kebenaran dan kebenciannya terhadap kebatilan.”

📚Al-Qoidu Ila Tashhihi Al-‘Aqoid hal. 9.

💐Faedah Pelajaran Maghrib Kitab Al-Ibanah Bersama Syaikh Ali Ar Razihi, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin 26 Rabii’ul Awwal 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/