Keutamaan Orang Yang Berilmu Agama

๐Ÿ’ฅKeutamaan Orang Yang Berilmu Agama๐Ÿ’ฅ

๐ŸŒปSulaiman bin Mihran Al-A’masy (wafat: 148H) rahimahullah berkata:

“Sesungguhnya Allah๏ทป akan mengangkat derajat (memuliakan) suatu kaum dengan Al-Qur’an. Dan aku termasuk orang yang Allah๏ทป memuliakanku dengan Al-Qur’an ini. Seandainya bukan karena itu, sungguh di atas leherku bejana besar yang berisi lauk dari ikan asin, aku berkeliling dengannya di gang-gang kota Kufah (Iraq).”

๐Ÿ“š Al-Mujalasah wa Jawahirul ‘llm (508) karya Ahmad bin Marwan Ad-Dainuriy (wafat: 333H) dengan sanad shahih.

๐ŸŒพSyaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Beliau seorang muqri`Al-Qur’an. Jika bukan karena ilmu dan mengamalkannya, beliau sudah berjualan di jalanan, tetapi ilmu telah mengangkat derajat beliau. Dalam ucapan beliau yang lain, “Seandainya bukan karena ilmu ini, sungguh aku hanyalah seorang penjual sayuran”. Dan demi Allah, tidaklah kami bermaksud merendahkan orang yang berprofesi sebagai penjual sayuran atau lainnya, bahkan kami katakan orang yang diberikan rezeki ilmu Agama, Allah๏ทป akan mengangkat derajat mereka.”

๐Ÿ’Faedah Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 16 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Faedah-Faedah Hadits Tentang Sabda Rasulullah๏ทบ: Janganlah Kalian Meninggal Dunia

๐Ÿ’ฅFaedah-Faedah Hadits Tentang Sabda Rasulullah๏ทบ: Janganlah Kalian Meninggal Dunia๐Ÿ’ฅ

๐ŸŒปSyaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Di antara faedah hadits:

  1. Hadits ini sungguh telah datang dari Watsilah, Mu’awiyah bin Haidah, Anas, dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum. Dan hadits Jabir paling shahihnya.
  2. Hadits-hadits yang terdapat di dalamnya seruan untuk berhusnuzan kepada Allah๏ทป mencapai batasan hadits mutawatir.
  3. Sabda Rasulullah๏ทบ (Janganlah salah seorang dari kalian) adalah larangan dan peringatan bagi seorang mukmin dan mukminah supaya tidak berburuk sangka kepada Allah๏ทป ketika dan sebelum kematian menjemput.
  4. Sabda Rasulullah๏ทบ (dia berbaik sangka kepada Allah), yaitu makna pertama; dia berharap rahmat Allah๏ทป dan menginginkan ampunan dan maaf-Nya, karena Allah๏ทป sangat luas ampunan-Nya, dia berharap selamat dari neraka-Nya dan sangat ingin akan masuk ke dalam surga-Nya kampung Abrar (orang-orang baik). Dan makna ini merupakan perkataan Jumhur Ulama. Makna kedua; hendaklah terkumpul pada seorang yang sedang menghadapi sakaratul maut rasa takut dan rasa harap. Ini merupakan pendapat sebagian Ulama. Dan ini adalah perkataan yang kuat, hanya saja dimenangkan rasa harap dalam kondisi ini.
  5. Berkata Imam An-Nawawi; Berkata Ulama, di dalam hadits ini terdapat teguran dan peringatan dari berputus asa dari rahmat Allah๏ทป.
  6. Para pensyarah hadits menyebutkan bahwa termasuk perkara yang membuat seorang hamba berbaik sangka kepada Allah๏ทป ketika sakaratul maut adalah dia mengingat ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya rasa harap, ayat-ayat di dalamnya terdapat ampunan, maaf dan rahmat-Nya.
  7. Sepatutnya bagi orang-orang yang berada di sisi orang yang sedang menghadapi sakaratul maut untuk mengingatkan amalan-amalan salehnya dan memberikan kabar gembira akan pahala yang sangat banyak dari Allah๏ทป serta mendapatkan ampunan dosa-dosa, karena ini akan menguatkan rasa harap kepada Allah๏ทป dan tidak berputus asa dari rahmat-Nya.”

๐Ÿ’Faedah Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 16 Syawal 1443H.

๐ŸŒพMuntaqo Al Fawaid

๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Hukuman Mencela Sahabat Rasulullah๏ทบ

๐Ÿ”ฅHukuman Mencela Sahabat Rasulullah๏ทบ๐Ÿ”ฅ

๐ŸŒปDhiyauddin Al-Maqdasi (wafat: 643) rahimahullah berkata:

“Aku mendengar dari Abal Abbas bin Syu’aib bin Ali bin Ja’far Al-Yamani tidak hanya sekali dia berkata, telah menceritakan kepada kami seorang dari Yaman dari kampung Khaulan namanya Ali bahwa jamaah dari penduduk Yaman pergi untuk melaksanakan ibadah haji, lalu mereka singgah dalam perjalanan mereka di kota Sho’dah atas jamuan seorang yang berpemahaman Syi’ah. Tatkala mereka hendak berpisah darinya, laki-laki ini berkata kepada mereka, “Aku ada keperluan kepada kalian, kalian ambil batu ini lalu kalian tinggalkan di sisi kuburan Nabi ๏ทบ, dia berkata, “Batu sebesar Al-Auqiyah (2 ons), lalu mereka mengambilnya, mereka taruh di wadah tepung. Tatkala mereka telah melanjutkan perjalanan, mereka berkata, “Apa yang kita akan lakukan dengan batu ini”, lalu mereka melemparnya di jalan. Ternyata setelah itu, tiba-tiba ada suara yang berbicara, “Wahai orang yang mendapat amanah, tunaikanlah amanahmu!” Tatkala mereka membuka wadah perbekalan mereka, tiba-tiba mereka dapati batu itu sudah berada di dalam wadah tepung . Maka tatkala mereka telah sampai kuburan Rasulullah๏ทบ mereka meninggalkan batu itu di sisi kuburannya ๏ทบ. Ketika di malam harinya, salah seorang jamaah bermimpi bahwa Abu Bakr dan Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata kepada Rasulullah๏ทบ, “Bagaimana menurutmu dengan laki-laki celaka lagi terlaknat ini, dia melempar kami dengan batu ini? Lalu Rasulullah๏ทบ bersabda, “Lemparlah orang celaka lagi terlaknat itu!” Lalu mereka (jamaah haji ini) menulis tarikh malam kejadian itu dari bulan tersebut. Tatkala mereka kembali dari haji, mereka melewati rumah orang yang menjamu mereka, lalu keluarlah istrinya kepada mereka, lalu bercerita, “Apakah kalian tahu apa yang terjadi dengan tuan rumah yang menjamu kalian?”. Mereka pun menjawab, “Apa yang menimpanya?”. Istrinya berkata, “Dia telah mati”.
Mereka berkata :”Dengan apa sebab matinya?”
Istrinya berkata: “Dengan dilempar batu”,
Mereka berkata: “Malam apa itu?”,
Istrinya berkata: “Malam yang itu di bulan itu”,
Kemudian mereka melihat apa yang mereka tulis ternyata itu sebagaimana di malam yang mereka catat tarikhnya. Mereka berkata: “Apakah batu yang digunakan untuk melemparnya masih ada?”,
Istrinya berkata: “Ya.”
Kemudian dia mengeluarkannya. Dan ternyata batu itu yang mereka bawa dulu. Dan ini makna apa yang dihikayatkannya.”

๐Ÿ“šAn-Nahy ‘an Sabb Al-Ashhab wa Maa Fiihi min Al-Itsmi wa Al-‘Iqaab (45).

๐Ÿ’Faedah Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 16 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Menjaga Lisan

๐ŸŒปSyaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin (wafat: 1421) rahimahullah berkata:

“Termasuk menjaga lisan adalah seorang itu menjaga lisannya dari kedustaan, tipu muslihat, kepalsuan (kebohongan), adu domba dan ghibah dan setiap ucapan yang menjauhkan dirinya dari Allah๏ทป dan akan mendatangkan azab atasnya. Maka itu, wajib padanya untuk menjauhi darinya. Kita memohon kepada Allah๏ทป supaya menjaga agama kita yang itu merupakan benteng penjagaan urusan kita. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

๐Ÿ“šSyarh Riyadhis Shalihin (6/125).

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Senin, 15 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Perang Authos

๐Ÿ’ฅPerang Authos๐Ÿ’ฅ

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู…ููˆุณูŽู‰ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ : ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ููŽุฑูŽุบูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุญูู†ูŽูŠู’ู†ู ุจูŽุนูŽุซูŽ ุฃูŽุจูŽุง ุนูŽุงู…ูุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฌูŽูŠู’ุดู ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽูˆู’ุทูŽุงุณู ููŽู„ูŽู‚ููŠูŽ ุฏูุฑูŽูŠู’ุฏูŽ ุจู’ู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูู…ู‘ูŽุฉูุŒ ููŽู‚ูุชูู„ูŽ ุฏูุฑูŽูŠู’ุฏูŒุŒ ูˆูŽู‡ูŽุฒูŽู…ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูŽู‡ูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ู…ููˆุณูŽู‰ : ูˆูŽุจูŽุนูŽุซูŽู†ููŠ ู…ูŽุนูŽ ุฃูŽุจููŠ ุนูŽุงู…ูุฑูุŒ ููŽุฑูู…ููŠูŽ ุฃูŽุจููˆ ุนูŽุงู…ูุฑู ูููŠ ุฑููƒู’ุจูŽุชูู‡ู ุ› ุฑูŽู…ูŽุงู‡ู ุฌูุดูŽู…ููŠู‘ูŒ ุจูุณูŽู‡ู’ู…ูุŒ ููŽุฃูŽุซู’ุจูŽุชูŽู‡ู ูููŠ ุฑููƒู’ุจูŽุชูู‡ูุŒ ููŽุงู†ู’ุชูŽู‡ูŽูŠู’ุชู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูุŒ ููŽู‚ูู„ู’ุชู : ูŠูŽุง ุนูŽู…ู‘ูุŒ ู…ูŽู†ู’ ุฑูŽู…ูŽุงูƒูŽ ุŸ ููŽุฃูŽุดูŽุงุฑูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽุจููŠ ู…ููˆุณูŽู‰ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฐูŽุงูƒูŽ ู‚ูŽุงุชูู„ููŠ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฑูŽู…ูŽุงู†ููŠ. ููŽู‚ูŽุตูŽุฏู’ุชู ู„ูŽู‡ูุŒ ููŽู„ูŽุญูู‚ู’ุชูู‡ูุŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฑูŽุขู†ููŠ ูˆูŽู„ู‘ูŽู‰ุŒ ููŽุงุชู‘ูŽุจูŽุนู’ุชูู‡ูุŒ ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ู’ุชู ุฃูŽู‚ููˆู„ู ู„ูŽู‡ู : ุฃูŽู„ูŽุง ุชูŽุณู’ุชูŽุญู’ูŠููŠ ุŸ ุฃูŽู„ูŽุง ุชูŽุซู’ุจูุชู ุŸ ููŽูƒูŽูู‘ูŽุŒ ููŽุงุฎู’ุชูŽู„ูŽูู’ู†ูŽุง ุถูŽุฑู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุจูุงู„ุณู‘ูŽูŠู’ููุŒ ููŽู‚ูŽุชูŽู„ู’ุชูู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ู„ูุฃูŽุจููŠ ุนูŽุงู…ูุฑู : ู‚ูŽุชูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽุงุญูุจูŽูƒูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ : ููŽุงู†ู’ุฒูุนู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุณู‘ูŽู‡ู’ู…ูŽ. ููŽู†ูŽุฒูŽุนู’ุชูู‡ูุŒ ููŽู†ูŽุฒูŽุง ู…ูู†ู’ู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽุงุกูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ : ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽ ุฃูŽุฎููŠุŒ ุฃูŽู‚ู’ุฑูุฆู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ูŽุŒ ูˆูŽู‚ูู„ู’ ู„ูŽู‡ู : ุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ููŠ. ูˆูŽุงุณู’ุชูŽุฎู’ู„ูŽููŽู†ููŠ ุฃูŽุจููˆ ุนูŽุงู…ูุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูุŒ ููŽู…ูŽูƒูุซูŽ ูŠูŽุณููŠุฑู‹ุงุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽุงุชูŽุŒ ููŽุฑูŽุฌูŽุนู’ุชูุŒ ููŽุฏูŽุฎูŽู„ู’ุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽุฑููŠุฑู ู…ูุฑู’ู…ูŽู„ู ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ููุฑูŽุงุดูŒ ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุซู‘ูŽุฑูŽ ุฑูู…ูŽุงู„ู ุงู„ุณู‘ูŽุฑููŠุฑู ุจูุธูŽู‡ู’ุฑูู‡ู ูˆูŽุฌูŽู†ู’ุจูŽูŠู’ู‡ูุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑู’ุชูู‡ู ุจูุฎูŽุจูŽุฑูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽุฎูŽุจูŽุฑู ุฃูŽุจููŠ ุนูŽุงู…ูุฑูุŒ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ู‚ูู„ู’ ู„ูŽู‡ู : ุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู’ ู„ููŠ. ููŽุฏูŽุนูŽุง ุจูู…ูŽุงุกูุŒ ููŽุชูŽูˆูŽุถู‘ูŽุฃูŽุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ” ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูุนูุจูŽูŠู’ุฏู ุฃูŽุจููŠ ุนูŽุงู…ูุฑู “. ูˆูŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุจูŽูŠูŽุงุถูŽ ุฅูุจู’ุทูŽูŠู’ู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ : ” ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ูƒูŽุซููŠุฑู ู…ูู†ู’ ุฎูŽู„ู’ู‚ููƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู “. ููŽู‚ูู„ู’ุชู : ูˆูŽู„ููŠ ููŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู’. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ : ” ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ู‚ูŽูŠู’ุณู ุฐูŽู†ู’ุจูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุฏู’ุฎูู„ู’ู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ู…ูุฏู’ุฎูŽู„ู‹ุง ูƒูŽุฑููŠู…ู‹ุง “. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูุฑู’ุฏูŽุฉูŽ : ุฅูุญู’ุฏูŽุงู‡ูู…ูŽุง ู„ูุฃูŽุจููŠ ุนูŽุงู…ูุฑูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ ู„ูุฃูŽุจููŠ ู…ููˆุณูŽู‰. ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡.

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, selepas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari perang Hunain, Beliau๏ทบ mengutus Abu Amir (paman Abu Musa) memimpin pasukan ke Authas. Selanjutnya Abu Amir bertemu Duraid bin Ash-Shimmah (Pembesar Kabilah Hawazin yang lari dari Hunain) lalu Duraid pun dibunuh. Kemudian Allah menghancurkan para pengikutnya. Abu Musa berkata; Rasulullah๏ทบ mengutusku bersama Abu Amir, Abu Amir kemudian terkena lemparan panah pada lututnya, dia terkena panah yang dibidikkan oleh Jusyamiy hingga panah itu menancap di lututnya. Aku pun menemuinya dan bertanya; “Wahai paman, siapa yang melemparmu? Dia memberi isyarat kepada Abu Musa dan berujar; “Itu pembunuhku yang telah membidikkan panah kepadaku.” Maka aku memburunya dan berusaha aku kejar, ketika dia melihatku, dia melarikan diri, maka aku terus menguntitnya dan aku katakan kepadanya; “Apa kamu tidak malu, tidak bisakah engkau berhenti?” Ia pun berhenti, kami bergantian menebas dengan pedang dua kali sabetan yang selanjutnya aku berhasil membunuhnya. Kemudian aku katakan kepada Abu Amir; “Allah telah membunuh kawanmu (ini termasuk kesempurnaan adab karena Allah๏ทป yang telah menolong Abu Musa Al-Asy’ari). Abu Amir kemudian berujar; “Tolong cabutlah panah ini dariku” Maka aku mencabutnya sehingga lukanya mengalirkan air. Kata Abu Amir “Wahai anak saudaraku, sampaikanlah salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan sampaikan, “Mintakanlah ampunan untukku! Dan Abu Amir pun menjadikanku sebagai komandan bagi para Sahabat. Dia masih bertahan beberapa saat kemudian wafat. Aku pun pulang dan aku temui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di rumahnya di atas tempat tidur yang terbuat dari anyaman pelepah kurma yang tidak ada kasur di atasnya hingga membekas di punggung dan pinggangnya. Aku sampaikan kepada Beliau๏ทบ segala berita kami dan juga berita Abu Amir yang menyampaikan pesan, “Sampaikan kepada Rasulullah, mintakanlah ampunan untukku.” Nabi meminta air, dan Beliau๏ทบ berwudhu, kemudian Beliau๏ทบ menengadahkan kedua tangannya dan berdoa ALLOHUMMAGHFIR LI’UBAID ABI AMIR” (Ya Allah, berilah ampunan untuk hamba-Mu Ubaid Abu Amir), dan aku melihat ketiaknya yang putih kemudian Beliau๏ทบ memanjatkan doa ALLOHUMMAJ’ALHU YAUMAL QIYAAMATI FAUQO KATSIIRIN MIN KHOLQIKA MINAN NAAS’ (Ya Allah, jadikanlah ia di hari kiamat di atas kebanyakan manusia dari makhluk-Mu). Maka aku pun meminta; “Dan juga mintakanlah ampunan untukku.” Maka Nabi๏ทบ memanjatkan, “ALLOHUMMAGH FIR LIABDILLAH BIN QAIS DZANBAHU WA ADKHILHU YAUMAL QIYAMATI MUDKHALAN KARIIMA (Ya Allah, ampunilah Abdullah bin Qais (Abu Musa) atas dosanya, dan masukkanlah pada hari kiamat ke tempat yang terpuji). Kata Abu Burdah, satu doanya untuk Abu Amir dan satunya untuk Abu Musa.

๐Ÿ“šHR. Bukhori (4323) dan Muslim (2498).

๐ŸŒพSyaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Di antara faedah hadits:

  1. Hadits ini merupakan ketawadukan Rasulullah๏ทบ dan keutamaan Abu ‘Amir Ubaid dan Abu Musa keduanya dari kabilah Asy’ariyyah.
  2. Perang Authos adalah sariyah (perang yang tidak diikuti Rasulullah๏ทบ) terjadi pada bulan Syawal tahun 8H setelah perang Hunain secara langsung. Letak Authos adalah sebelah timur Makkah dan sebelah barat Wadi Al-‘Aqiq.
  3. Bolehnya menggantikan kepemimpinan dalam perang sehingga tidak membiarkan pasukan den tanpa adanya pemimpin.
  4. Keutamaan berdoa dalam keadaan memiliki wudhu dan syariat berdoa dengan mengangkat tangan.”

๐Ÿ’Faedah Hadits Pelajaran Shahih Bukhori, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin 15 Syawal 1443H.

๐ŸŒพMuntaqo Al Fawaid

๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Kota Makkah

๐Ÿ’ฅKeutamaan Kota Makkah๐Ÿ’ฅ

ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูŽุงุฑูุซู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุงุจู’ู†ู ุจูŽุฑู’ุตูŽุงุกูŽ ุŒ ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ : ” ู„ูŽุง ุชูุบู’ุฒูŽู‰ ู…ูŽูƒู‘ูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ูŽุง ุฃูŽุจูŽุฏู‹ุง “. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุฃุญู…ุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ูˆุงู„ูˆุงุฏุนูŠ.

Dari Harits bin Malik bin Barsha` radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Beliau๏ทบ bersabda: “Kota Makkah tidak akan diperangi setelah Fath Makkah, selama-lamanya (hingga hari kiamat).”

๐Ÿ“šHR. Imam Ahmad dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ (7372) dan Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (284).

๐ŸŒพBerkata Imam Ath-Thahawi (wafat: 321) rahimahullah:

“Berkata Sufyan bin Uyainah: Tafsirnya bahwa mereka (penduduk Makkah) tidaklah menjadi orang-orang kafir selama-lamanya dan tidaklah mereka diperangi di atas (karena) kekafiran.”

๐Ÿ“šSyarh Musykil Al-Atsar (4/162).

๐Ÿ’Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Senin, 15 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Carilah Kehalalan Dan Keberkahan

๐Ÿ’ฅCarilah Kehalalan Dan Keberkahan๐Ÿ’ฅ

๐ŸŒปSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat: 728) rahimahullah berkata:

“Sedikit dari (hasil) yang halal akan diberkahi padanya. Sedangkan (hasil) yang haram lagi banyak akan sirna dan akan dihilangkan (keberkahannya) oleh Allah๏ทป.”

๐Ÿ“š Majmu’ Al-Fatawa (28/646).

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 12 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Bahaya Ghibah

๐Ÿ”ฅBahaya Ghibah๐Ÿ”ฅ

๐ŸŒปIbnul Jauzi (wafat: 597) rahimahullah berkata:

“Berapa banyak perbuatan ghibah telah merusak dari amalan orang-orang saleh. Berapa banyak ia telah membatalkan dari pahala orang-orang yang beramal kebaikan. Berapa banyak ia telah mendatangkan murka Rabbul ‘Alamin (Allah๏ทป).”

๐Ÿ“š At-Tadzkiroh fi Al-Wa’zh hal. 124.

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 12 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Di Antara Hukum Memandikan Mayit

๐Ÿ’ฆDi Antara Hukum Memandikan Mayit๐Ÿ’ฆ๐Ÿ’ฆ

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุŒุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง :” ู„ูŽูˆู’ ู…ูุชู‘ู ู‚ูŽุจู’ู„ููŠ ููŽุบูŽุณู‘ูŽู„ู’ุชููƒู “. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุฅู…ุงู… ุฃุญู…ุฏ ูˆุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ูˆุงุจู† ู…ุงุฌู‡ ูˆุงุจู† ุญุจุงู† ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ.

Dan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi ๏ทบ berkata kepadanya: “Jika engkau mati sebelumku, aku akan memandikanmu.”

๐Ÿ“šHR. Imam Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwaa` (700).

๐ŸŒปSyaikh Taufiq Al-Ba’dani hafizhahullah berkata:

“Pembahasan: Saling memandikan salah satu dari suami istri ketika meninggal dunia. Para Ahli Fikih telah bersepakat tentang bolehnya bagi seorang istri memandikan suaminya jika meninggal dan tidak ada larangan yang melarang dari hal itu. Begitu pula boleh bagi seorang suami memandikan istrinya jika meninggal, ini menurut pendapat Jumhur Ulama dan tidaklah istrinya menjadi haram baginya karena kematian. Maka, sebagaimana halal baginya untuk melihat istrinya semasa hidupnya demikian pula ketika istrinya meninggal.”

๐Ÿ’Faedah Pelajaran Bulughul Maram, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat, 12 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Ibadah Husnuzhan Kepada Allah๏ทป

๐Ÿ’ฅIbadah Husnuzhan Kepada Allah๏ทป๐Ÿ’ฅ

๐ŸŒพSyaikh Abdullah Al-Salfi hafizhahullah berkata:

“Sungguh, termasuk ibadah yang agung adalah berprasangka baik kepada Allah๏ทป, yang hendaknya bagi seorang hamba memenuhi hatinya dengannya di semua keadaan dan perkaranya. Berprasangka baik kepada Allah๏ทป adalah menyangka perbuatan baik dari Allah๏ทป. Abul Abbas Al-Qurthubi mendefinisikan husnuzhan kepada Allah๏ทป adalah berprasangka dikabulkan doa ketika berdoa, berprasangka diterimanya taubat ketika bertaubat, berprasangka diampuni ketika meminta ampun (beristighfar), berprasangka diterimanya amalan ibadah ketika beramal sesuai dengan syarat-syaratnya; dikarenakan berpegang dengan benarnya janji-Nya dan banyaknya karunia-Nya.

Berprasangka baik kepada Allah๏ทป merupakan penyempurna keimanan dan merupakan tuntutan tauhid. Yang demikian itu bahwa Husnuzhan billah akan tegak di atas pengetahuan tentang Allah๏ทป dan pengilmuan terhadap Nama-Nama-Nya yang indah (Asmaul Husna) dan Sifat-Sifat-Nya yang tinggi, serta pengilmuan keagungan Allah๏ทป, hikmah-Nya, kemampuan-Nya, rahmat-Nya, kebaikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan bagusnya apa yang dipilihkan untuk mereka.

Setiap kali seorang hamba mengetahui hakikat Nama-Nama-Nya yang indah (Asmaul Husna) dan Sifat-Sifat-Nya yang tinggi akan membuahkan untuknya husnuzhan billah Tabaraka wa Ta’ala. Dan setiap kali seorang hamba berprasangka yang baik kepada Allah๏ทป maka akan semakin kuat rasa harapnya kepada Allah๏ทป, benar tawakalnya, karena Allah๏ทป tidak akan mengecewakan dan tidak menyia-nyiakan amalan hamba-hamba-Nya.”

๐Ÿ’Faedah Hadits Khutbah Jum’at, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 12 Syawal 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/