Sumber Tuk Mendapatkan Kesabaran

💥Sumber Tuk Mendapatkan Kesabaran💥

🌻Ibnul Qayyim (wafat: 751H) rahimahullah berkata:

“Kesabaran itu walaupun berat dan dibenci oleh jiwa, untuk mendapatkannya itu adalah suatu hal yang mungkin. Dan itu tersusun dari dua kata yaitu ilmu dan amal. Maka dari keduanya tersusun seluruh obat yang diobati dengannya hati dan badan. Maka harus terdiri dari dua bagian : bagian ilmu dan bagian amal. Maka dari keduanya tersusun obat ini yang itu merupakan paling bermanfaatnya obat. Adapun bagian ilmu adalah pengetahuan terhadap apa yang diperintahkan dari kebaikan, kemanfaatan, kelezatan dan kesempurnaan. Dan pengetahuan terhadap apa yang dilarang (diharamkan) dari kejelekan, kemudaratan dan kekurangan. Apabila seorang itu mengetahui dua ilmu ini sebagaimana selayaknya…, maka akan terwujud padanya kesabaran dan kesusahan akan menjadi ringan baginya, kepahitannya akan menjadi terasa manis baginya, rasa sakitnya berubah menjadi kelezatan.”

📚 ‘Uddatush Shabirin hal.96.

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 2 Ramadan1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Bersemangatlah Akan Kebiasaan Ibadah Orang-Orang Saleh

💥Bersemangatlah Akan Kebiasaan Ibadah Orang-Orang Saleh💥

🌻Abu Huzaimah rahimahullah berkata:

“Dahulu aku berada di Iskandariyah (Mesir). (Pada suatu malam) ada seorang yang mendatangiku dalam mimpiku. Lalu dia berkata: ‘Bangun lalu salatlah!’. Kemudian dia berkata: ‘Tidakkah engkau mengetahui bahwa pintu-pintu surga bersama orang-orang yang menghidupkan malam dengan ibadah? Mereka adalah para penghuninya. Mereka adalah para penghuninya. Sebanyak tiga kali’.”

📚 at-Tahajjud wa Qiyam al-Lail (488) karya Ibnu Abid Dunya (wafat 281H), atsar hasan.

🌾Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Tidaklah melakukan salat malam (tahajjud) orang munafik’.”

💐Faedah Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad, 2 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Istighfar

💥Keutamaan Istighfar💥

عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : ” الْعَبْدُ آمِنٌ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مَا اسْتَغْفَرَ اللَّهَ “. رواه الإمام أحمد وغيره وحسنه الشيخ شعيب الأرناؤوط.

Dari Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang hamba akan aman (terhindar) dari azab Allah selama ia beristighfar kepada Allah.”

📚HR. Imam Ahmad dan selainnya, dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiq Musnad Ahmad (23953).

💐Faedah Hadits Pelajaran Asar, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 2 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
https://t.me/abuzurahwiwitwahyu

Pentingnya Menjaga Lisan

💥Pentingnya Menjaga Lisan💥

🌻Imam Ibnu Abdil Barr (wafat: 463) rahimahullah berkata:

“Dikatakan kepada Bakr bin Abdillah Al-Muzani (wafat: 108):

‘Sungguh, kenapa engkau ini banyak diam?’,

🌾Lalu beliau rahimahullah berkata:

‘Sungguh, lisanku ini seperti binatang buas. Jika aku membiarkannya maka ia akan menerkamku’.”

📚 Bahjatul Majalis hal. 11.

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 24 Sya’ban 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Di Antara Doa Kepada Mayit

💥Di Antara Doa Kepada Mayit💥

🌻Imam Asy-Syafi’i (wafat: 204) rahimahullah berkata:

اللهم قِهِ عَذَابَ الْقَبْرِ وَكُلَّ هَوْلٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَابْعَثْهُ مِنَ الْآمِنِيْنَ

“Ya Allah, lindungilah dia dari azab kubur dan semua kengerian di hari kiamat serta bangkitkanlah dia termasuk orang-orang yang mendapatkan keamanan.”

📚 Al-Umm (2/613).

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 24 Sya’ban 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Hukuman Atas Meninggalkan Berzikir Kepada Allahﷻ

🔥Hukuman Atas Meninggalkan Berzikir Kepada Allahﷻ🔥

🌻Ibnul Qayyim (wafat: 751) rahimahullah berkata:

“Barang siapa yang lisannya kering dari berzikir kepada Allah Ta’ala, maka lisannya akan basah dalam setiap kebatilan, perkataan sia-sia dan perkataan kotor.”

📚 Al-Wabil Ash-Shayyib hal. 64.

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 24 Sya’ban 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Meraih Kebaikan Agung Dengan Kesabaran

💥Meraih Kebaikan Agung Dengan Kesabaran💥

🌻Maimun bin Mihran (wafat: 117H) rahimahullah berkata:

“Tidaklah seorang mendapatkan sesuatupun dari kebaikan agung, seorang Nabi dan tidak pula selainnya, kecuali dengan kesabaran.”

📚 Ash-Shabr wa Ats-Tsawab ‘alaih (19) karya Ibnu Abid Dunya (wafat 281H), atsar sahih.

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad, 24 Sya’ban 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Menuntut Ilmu Agama Hingga Akhir Hayat

💥Menuntut Ilmu Agama Hingga Akhir Hayat💥

🌻Nu’aim bin Hammad rahimahullah berkata:

“Dikatakan kepada Ibnul Mubarak (wafat: 182): ‘Sampai kapan engkau menuntut ilmu?,

🍁Beliau rahimahullah berkata:

‘Sampai mati in sya Allah’.”

📚 Jaami’ Bayan Al-‘Ilm wa Fadhlih (381) karya Ibnu Abdil Barr [wafat: 463].

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 23 Sya’ban 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Di Antara Yang Dibaca Rasulullahﷺ Dalam Salat Zuhur Dan Asar

💥Di Antara Yang Dibaca Rasulullahﷺ Dalam Salat Zuhur Dan Asar💥

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِـ { السَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ } { وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ } وَشِبْهِهِمَا. رواه الإمام أحمد وأبو داود الترمذي وصححه الألباني وحسنه الوادعي.

Dari Jabir bin Samurah berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam salat zuhur dan asar membaca WAS SAMAI DZATIL BURUJ [QS. Al-Buruj (85)] dan WAS SAMAI WATH THARIQ [QS. Ath-Thariq (86)] dan yang serupa dengan keduanya.”

📚HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jaami’ At-Tirmidzi (307) dan dihasankan oleh Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (200).

🍁 Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 23 Sya’ban 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Risalah Kedua Puluh Delapan

🌹Risalah Kedua Puluh Delapan🌹

🌷Bab seputar penjelasan tentang puasa Yang dilarang dan dimakruhkan🌹

Soal:

  1. Kapan dimakruhkan menyendirikan hari Jumat dengan puasa dan malamnya dengan salat? Jawab:

🍁”Apabila dia bermaksud hari Jum’atnya (secara tersendiri), adapun apabila dia berpuasa, maka berpuasalah, sekalipun hari Jum’at yaitu seandainya dia berpuasa, maka dia sehari berpuasa dan sehari berbuka (puasa Dawud misalnya), dan bila bertepatan hari Jum’at dia berpuasa maka ini tidak mengapa,
➡ begitu juga seandainya bertepatan dengan puasanya hari Asyura (10 Al-Muharram),
➡ atau bertepatan dengan hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah), maka tidak mengapa,
🔥 dan yang terlarang darinya adalah memaksudkannya (secara tersendiri), dan dia berkata: ‘Aku berpuasa ; karena ini adalah hari Jum’at, begitu juga malam Jumat, janganlah engkau khususkan untuk salat,
➡ akan tetapi seandainya seseorang, pada waktu malam itu sedang semangat dan dia melakukan salat, bukan karena salatnya itu pada malam Jum’at, akan tetapi karena dia lagi semangat, maka dikatakan padanya: ‘Apakah engkau salat karena pada malam Jum’at?’, apabila dia berkata: ‘Aku salat karena aku lagi semangat, maka semisal ini adalah tidak dimakruhkan,
➡maka dibedakan antara yang bermaksud menyendirikannya/mengkhususkannya (hari Jum’at atau malamya untuk ibadah) dan antara yang melakukannya karena perkara lain.”

✒(Syaikh Al-‘Utsaimin).

Soal:

  1. Apakah hukum menyendirikan hari Sabtu untuk puasa Sunnah? Jawab:

🌻”Datang hadits dari Ash Shamaa` bintu Busr radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

(( لَا تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ إِلَّا مَا افْتُرِضَ عَلَيْكُمْ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلَّا عُودَ عِنَبٍ أَوْ لِحَى شَجَرَةٍ فَلْيَمْضُغْهَا )).

Dari Abdullah bin Busr dari Saudarinya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali kalau hal itu diwajibkan atas kalian, jika di antara kalian tidak mendapatkan kecuali tangkai anggur atau kulit tanaman maka hendaknya ia menelannya (untuk membatalkan puasa).”

📚HR. Abu Dawud dan selainnya.

Para Ulama telah berbeda pendapat tentang kesahihan hadits ini, dan yang lebih dekat adalah tidak sahih.”

➡ Dan kalau seandainya sahih, dikecualikan darinya dua keadaan yang boleh padanya berpuasa sunnah, yaitu:

  1. Apabila dia berpuasa sehari sebelumnya atau sesudahnya (puasa Dawud), sebagaimana dalam hadits Juwairiyah radhiyallahu ‘anhuma dalam Shahih Bukhori :
    ‘Bahwa barang siapa yang berpuasa pada hari setelah Jum’at tidak mengapa, dan telah dimaklumi bahwa setelahnya hari Sabtu.’

▶ Dan sebagaimana hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata: ‘Kebanyakan hari yang dahulu Rasulullah ‎ﷺ berpuasa padanya dari hari-hari adalah hari Sabtu dan Ahad, dan beliau bersabda:
“Sungguh keduanya adalah hari raya kaum Musyrik, sedangkan Aku hendak menyelisihi mereka.”

  1. Apabila bertepatan hari Sabtu dengan puasa yang biasa dia kerjakan, seperti 10 Al Muharram, ‘Arafah misalnya; sebagaimana dalam hadits: (( صُم يَوماً وَ أَفطِر يَوماً )). ” Berpuasalah satu hari dan berbukalah di hari setelahnya.”

Dan barang siapa berpuasa satu hari dan berbuka di hari setelahnya, mesti dia akan bertepatan pada hari berpuasanya hari Sabtu.”

Soal:

  1. Apabila bertepatan hari Sabtu pada hari yang disunnahkan berpuasa semisal puasa ‘Arafah, maka apakah dimakruhkan berpuasa pada hari Sabtu ? Jawab:

🍁”Boleh puasa ‘Arafah secara tersendiri, sama saja apakah bertepatan dengan hari Sabtu atau selainnya dari hari-hari dalam sepekan; dikarenakan tidak ada perbedaan di antaranya; karena puasa ‘Arafah adalah puasa tersendiri, dan hadits larangan dari berpuasa hari Sabtu adalah hadits lemah karena idhthirab (kegoncangannya) dan menyelisihinya hadits-hadits yang sahih.”

✒(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).

Soal:

  1. Apakah hukum mendahului bulan Ramadh4an dengan puasa sunnah sehari atau dua hari? Jawab:

🌺”Tidak boleh mendahului Ramadan dengan puasa sehari atau dua hari, dan seandainya dia tidak melakukan itu sebagai bentuk kehati-hatian akan Ramadan melainkan bagi seorang yang bertepatan dengan hari yang dia telah terbiasa berpuasa, sebagaimana hadits dalam Shahih Bukhori dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:(( لَا يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ إِلَّا أَنْ يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ ذَلِكَ الْيَوْمَ )).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah seorang dari kalian mendahului bulan Ramadan dengan berpuasa satu atau dua hari kecuali apabila seseorang sudah biasa melaksanakan puasa maka pada hari itu dia dipersilahkan untuk melaksanakannya”.

Soal:

  1. Apakah sahih hadits dalam pengkhususan puasa bulan Rajab? Jawab:

🌻”Adapun puasa Rajab secara khusus, maka hadits-haditsnya semuanya adalah hadits lemah, bahkan hadits palsu, Para Ulama tidaklah menjadikan pegangan sedikitpun darinya.”

✒(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah).

🍂”Semua hadits dalam penyebutan tentang puasa bulan Rajab dan salat pada sebagian malamnya adalah kedustaaan dan diada-adakan.”

✒(Imam Ibnul Qayyim).

🌾”Tidak sahih hadits dalam keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus sama sekali dari Nabi ‎ﷺ.”

Soal:

  1. Apakah hukum puasa Rajab secara keseluruhan? Jawab:

🍂”Dimakruhkan yang demikian itu; dikarenakan dalam pengkhususannya dengan puasa adalah menyerupai dengan perbuatan orang-orang musyrik, yang dahulu mereka ini mengagungkannya pada masa jahiliyah, dan telah sahih sebagian atsar dari sebagian Sahabat radhiyallahu ‘anhum tentang larangan dalam pengkhususan bulan Rajab dengan puasa;

➡ Dan Imam Ibnu Abi Syaibah telah meriwayatkn dengan sanad sahih dari Umar radhiyallahu ‘anhu bahwasanya beliau memukul telapak-telapak tangan manusia di bulan Rajab sampai mereka meletakkannya di piring-piring, dan beliau berkata: “Makanlan ini, karena hanya saja bulan Rajab adalah bulan yang orang-orang jahiliyah mengagungkannya.”

➡ Dan Imam Abdur Razaq telah meriwayatkn dengan sanad shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:
“Bahwasanya beliau melarang dari puasa di bulan Rajab seluruhnya, supaya tidak dijadikan hari raya.”

➡ Dan dalam fatwa Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]:

“Pengkhususan puasa Rajab hukumnya makruh, dan apabila berpuasa sebagiannya dan berbuka sebagian yang lain, maka hilanglah kemakruhannya.”

Soal:

  1. Apakah hukum mengkhususkan suatu hari dengan puasa secara jamaah? Jawab:

🌳”Hukumnya adalah bid’ah.”

✒(Syaikh Muqbil Al Wadi’y).

🌹Bab penjelasan tentang Iktikaf🌹

Soal:

  1. Apakah pengertian Iktikaf? Jawab:

🍃” Iktikaf secara bahasa: menetapi (menekuni) sesuatu, menahan diri di atasnya, sama saja dalam kebaikan atau dalam kejelekan,
Allah Ta’ala berfirman:

{ٖ مَا هٰذِهِ التَّمَا ثِيْلُ الَّتِيْۤ أَنْتُمْ لَهَا عٰكِفُوْنَ }.

“Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 52).

Yaitu: “mereka tekun menyembahnya.”

➡ Adapun pengertian secara syariat:
Imam Ibnu Hazm mendefinisikan bahwa Iktikaf adalah tinggal di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla sesaat atau lebih, baik di malam hari atau siang hari.”

Soal:

  1. Apakah hakikat dari Iktikaf dan apakah tujuan terbesar darinya?

Jawab:

🌺”Makna Iktikaf dan hakikatnya adalah memutus hubungan dari makhluk untuk berhubungan dalam mengabdi kepada Al Khaliq (Allah).”

✒(Imam Ibnu Rajab).

Soal:

  1. Apakah hikmah disyariatkannya Iktikaf? Jawab:

🌷”Tujuannya dan intinya adalah mempersembahkan hati untuk Allah Ta’ala dan menyatukannya untuk-Nya, beribadah kepada-Nya, dan memutus dari kesibukan dengan makhluk, dan semata sibuk dengan-Nya, di mana dia jadikan untuk ingat kepada-Nya dan cinta kepada-Nya, menghadapkan untuk-Nya pada kesedihan hati dan angan-angan kosong dalam pikirannya, sehingga menguasai padanya penggantinya (cinta dan ingat kepada-Nya), maka kesedihan semuanya berubah menjadi kesenangan dengan beribadah kepada-Nya, dan angan-angan kosong berubah menjadi untuk mengingat-Nya, dan dia memikirkan dalam menggapai keridhaan-Nya dan apa yang mendekatkan dari-Nya, maka menjadilah kesenangannya dengan Allah sebagai ganti kesenangannya dengan makhluk, maka dia sedang menyiapkan bekal yang demikian itu, karena sungguh dia akan menjumpai hari terasa sunyi (kesedihan) di alam kubur ketika tidak ada keramahan baginya, dan tidak pula apa yang menggembirakannya selainnya (ketika seorang memiliki bekal amalan ibadah maka itu yang akan menemani dalam kuburnya), maka ini adalah maksud agung dari Iktikaf.”

✒(Imam Ibnul Qayyim).

🌿”Dan adapun maksud darinya:
‘Menyatukan hati kepada Allah Ta’ala dengan beribadah bersamaan dengan kosongnya lambung, dan menghadap pada-Nya Ta’ala, menikmati dalam mengingat-Nya, dan berpaling dari selain-Nya’.”

✒(Imam Ash-Shan’any).