Risalah Kedelapan Bab sahur dan berbuka serta hukum yang terkait dengan keduanya

๐ŸŒนRisalah Kedelapan๐ŸŒน

๐ŸŒทBab sahur dan berbuka serta hukum yang terkait dengan keduanya๐ŸŒท

Soal :
61. Apa yang dilakukan orang yang mendapati tenggelam matahari sedangkan dia di dalam pesawat?

Jawab :

๐ŸŒป”Apabila orang yang berpuasa itu di dalam pesawat dan mengetahui dengan perantara jam atau telepon dari negara yang terdekat dengannya telah berbuka sedangkan dia masih melihat matahari dikarenakan tingginya pesawat, maka dia tidak berbuka karena Allah Ta’ala berfirman:

โ€…{ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุชูู…ู‘ููˆุง ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูโ€…}.

“Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187).

Dan akhir puasa itu (malam), belum terwujud selama dia masih melihat matahari. Adapun apabila dia berbuka di negara tersebut setelah berakhirnya siang yang dia berpuasa di hari itu, setelah itu pesawat terbang melanjutkan perjalanannya, kemudian dia melihat matahari, maka dia tetap berbuka, karena hukumnya hukum negara yang dia berhenti tadi, siang telah usai dan dia di dalam negara tersebut.”

โœ’(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).

Soal:
62. Apakah hukum menyegerakan berbuka?

Jawab :

๐Ÿ€”Disunnahkan menyegerakan berbuka ketika tenggelam matahari, sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim dari hadits Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu,

ู ุนูŽู†ู’ ุณูŽู‡ู’ู„ู ุจู’ู†ู ุณูŽุนู’ุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„:(( ู„ูŽุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุจูุฎูŽูŠู’ุฑู ู…ูŽุง ุนูŽุฌู‘ูŽู„ููˆุง ุงู„ู’ููุทู’ุฑูŽ )).

Dari Sahl bin Sa’d bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa kaum Muslimin berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”

๐ŸŒฟImam An-Nawawi rahimahullah berkata :

“Maknanya senantiasa perkara umat teratur dan mereka dalam keadaan baik selama menjaga sunnah ini, apabila mereka mengakhirkan, itu adalah tanda kerusakan yang terjadi di dalamnya.”

Soal:
63. Apakah pendapat mazhab Zaidiyah tentang menyegerakan berbuat ketika tenggelam matahari?

Jawab :

๐Ÿƒ”Disebutkan dalam Bab Ash -Shiyam dari kitab (Majmu’ Al-Imam Zaid bin Ali) dari Zaid bin Ali dari bapaknya dari kakeknya dari Ali radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Beliau berkata: ‘3 perkara dari cabang fitrah atau akhlak para Nabi: ‘mengakhirkan sahur, menyegerakan berbuka dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di dalam salat.”

Soal :
64. Kapan menyegerakan berbuka itu?

Jawab :

๐ŸŒบ”Menyegerakan berbuka itu setelah yakin tenggelamnya matahari, tidak boleh bagi seorangpun berbuka sedangkan dia ragu-ragu, apakah matahari telah tenggelam atau belum karena kewajiban terwujud harus dengan keyakinan, tidaklah keluar darinya kecuali dengan keyakinan juga, Allah Ta’ala berfirman :

โ€…{ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุชูู…ู‘ููˆุง ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ูŽ ุฅููู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูโ€…}.

“Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187).

Awal malam adalah tenggelamnya matahari semuanya di ufuk (sebelah barat) dari pandangan mata.”

โœ’(Imam Ibnu Abdil Barr).

Soal:
65. Terkadang kita melihat cahaya merah setelah tenggelamnya lingkaran matahari, apakah itu berpengaruh terhadap berbuka?

Jawab :

๐ŸŒพ”Apabila seluruh lingkaran matahari tenggelam, maka orang yang berpuasa berbuka, tidak jadi patokan cahaya merah pekat yang tersisa di ufuk.”

โœ’(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ).

๐ŸƒTidak mengapa tersisanya cahaya (merah) yang kuat, sebagian orang berkata : kita tetap puasa sampai tenggelamnya lingkaran matahari dan gelap malam mulai datang, maka ini bukanlah patokan. Akan tetapi lihatlah lingkaran matahari ini kapan tenggelam bagian teratasnya, maka sungguh telah tenggelam matahari, dan disunnahkan berbuka.”

โœ’(Syaikh Ibnu ‘Utsaimin).

Soal:
66. Kapan muazin berbuka ?

Jawab:

๐Ÿ‚”Sebaiknya dia berbuka sebelum azan karena telah masuk waktunya. Dan Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda :

(( ู„ูŽุง ูŠูŽุฒูŽุงู„ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุจูุฎูŽูŠู’ุฑู ู…ูŽุง ุนูŽุฌู‘ูŽู„ููˆุง ุงู„ู’ููุทู’ุฑูŽ )).

“Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”

Kalau dia tidak berbuka melainkan setelah azan (tidak mengapa), dalam hal ini perkaranya luas.”

โœ’(Syaikh Muqbil Al-Wadi’y).

Soal :
67. Apakah disyariatkan orang yang puasa itu menjawab azan maghrib?

Jawab :

๐ŸŒท”Menjawab azan dan engkau sedang berbuka itu disyariatkan karena Rasulullah โ€Ž๏ทบ:

(( ุฅูุฐูŽุง ุณูŽู…ูุนู’ุชูู…ู’ ุงู„ู’ู…ูุคูŽุฐู‘ูู†ูŽ ููŽู‚ููˆู„ููˆุง ู…ูุซู’ู„ูŽ ู…ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู„ู )).

“Apabila kalian mendengar muadzin (mengumandangkan azan) maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan.”

Ini meliputi segala keadaan dari keadaan-keadaan, kecuali ada dalil yang mengecualikannya.”

โœ’(Syaikh Al ‘Utsaimin).

Soal:
68. Dari banyaknya makan ketika berbuka terkadang menghantarkan kepada tertinggalnya salat maghrib berjamaah, apa yang seharusnya dilakukan ketika berbuka?

Jawab:

๐Ÿ”Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ berbuka sebelum salat Maghrib dengan makanan ringan yang tidak menyibukkan dari salat, di sini ada 3 faedah: bersegera berbuka, memfokuskan pikiran untuk salat, memberi jarak waktu ibadah ke ibadah lainnya.”

โœ’(Imam Ibnul ‘Arobiy).

Soal :
69. Apa hukum wishol (menyambung puasa)?

Jawab :

๐ŸŒป”Boleh wishol sampai waktu sahur, haram atau makruh apabila melampaui waktu tersebut, sebagaimana hadits dalam shahih Bukhori nomor 1963 dari hadits Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu,

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑููŠู‘ู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุณูŽู…ูุนูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู:(( ู„ูŽุง ุชููˆูŽุงุตูู„ููˆุง ููŽุฃูŽูŠู‘ููƒูู…ู’ ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠููˆูŽุงุตูู„ูŽ ููŽู„ู’ูŠููˆูŽุงุตูู„ู’ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽุญูŽุฑู )).

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian melaksanakan puasa wishal, maka siapa dari kalian yang mau melakukan puasa wishal hendaklah dia melakukannya hingga waktu sahur.”

Soal :
70. Apakah doa orang yang puasa terkabulkan (mustajab) ?

Jawab:

๐ŸŒป”(Ya, doanya terkabulkan), disunnahkan seorang yang berpuasa berdoa; sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Dawud rahimahullah dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

(( ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉ ู„ูŽุง ุชูุฑูŽุฏู‘ู ุฏูŽุนูˆูŽุชูู‡ูู… โ€ฆ ุงู„ุตูŽุงุฆูู…ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠููุทูุฑ )).

“Tiga golongan yang tidak ditolak doanya:โ€ฆ Orang yang berpuasa sampai berbuka.”

๐ŸBerkata Imam Al-Munawi rahimahullah :

“Maksudnya orang berpuasa secara sempurna yang menjaga seluruh anggota badannya dari pelanggaran-pelanggaran, maka dikabulkan doanya karena suci jasadnya dari pelanggaran hawa nafsunya.”

Ingatlah Pertanggung Jawaban Dosa Menggunjing

๐Ÿ’ฅIngatlah Pertanggung Jawaban Dosa Menggunjing๐Ÿ’ฅ

“Diceritakan: ‘Seorang laki-laki sedang menggunjing di sisi Ma’ruf Al-Karkhi (wafat: 200),
Lalu beliau rahimahullah berkata:
‘Ingatlah kapas yang diletakkan di kedua matamu’.”

๐Ÿ“š Siyar A’lam An-Nubala` (9/341) karya Adz-Dzahabiy [wafat: 748].

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Kamis 16 Rajab 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Tidak Membiarkan Orang Yang Berbuat Ghibah

๐Ÿ’ฅTidak Membiarkan Orang Yang Berbuat Ghibah๐Ÿ’ฅ

๐ŸŒปMuslim Al-Bathin rahimahullah berkata:

“Dahulu Sa’id bin Jubair (wafat: 95) tidak membiarkan seorang pun berbuat ghibah di sisinya.”

๐Ÿ“š Siyar A’lam An-Nubala` (4/336) karya Adz-Dzahabiy [wafat: 748].

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Kamis 16 Rajab 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Jagalah Salat Dan Lisan

๐Ÿ’ฅJagalah Salat Dan Lisan๐Ÿ’ฅ

๐ŸŒปYunus bin Ubaid (wafat: 140) rahimahullah berkata:

“Dua perangai apabila keduanya bagus dari seorang hamba, maka baguslah selain keduanya: salatnya dan lisannya.”

๐Ÿ“š Siyar A’lam An-Nubala` (6/293) karya Adz-Dzahabiy [wafat: 748].

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Kamis 16 Rajab 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Risalah Ketujuh Bab sahur dan berbuka serta hukum yang terkait dengan keduanya

๐ŸŒนRisalah Ketujuh๐ŸŒน

๐ŸŒทBab sahur dan berbuka serta hukum yang terkait dengan keduanya๐ŸŒท

Soal:
51. Apakah yang dilakukan seorang yang ragu dalam terbitnya fajar sadik, apakah wajib baginya untuk menahan (makan dan minum)?

Jawab:

๐ŸŒบ” Tidaklah wajib baginya untuk menahan (makan dan minum) sampai jelas baginya terbit fajar sadik karena Allah Ta’ala membolehkan makan dan minum sampai jelas fajar sadik, diriwayatkan Imam Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih dari Abidh Dhuha, Beliau berkata: seorang laki-laki datang kepada Ibnu Abbas, kemudian dia berkata: apakah aku tinggalkan makan sahur?
Ibnu Abbas berkata: ‘Makanlah selama engkau masih ragu sampai engkau tidak ragu (akan terbitnya fajar sadik).’

๐ŸŒปSyaikh Al-‘Utsaimin berkata:

“Akan tetapi bila menurut sangkaannya yang kuat telah terbit fajar sadik, maka dia berhati-hati dengan menahan (dari makan dan minum).”

Soal:
52. Apakah tanda terbitnya fajar sadik (waktu sholat shubuh)?

Jawab :

๐ŸŒพTerbedakan fajar kedua (sadik) dari fajar pertama (kadzib) dengan tiga hal:
1. Fajar kedua (cahaya) menyebar di sebelah ufuk sedangkan fajar pertama memanjang dari timur ke barat, adapun fajar kedua memanjang dari utara ke selatan.
2. Fajar kedua tidak ada kegelapan setelahnya, bahkan berkelanjutan cahaya semakin terang sampai terbit matahari, adapun fajar pertama setelah adanya berkas cahaya ada kegelapan lagi.
3. Fajar kedua bersambung dengan cahaya putih di ufuk adapun fajar pertama di antaranya dan ufuk masih ada kegelapan, fajar pertama ada hukum syar’i tidak boleh salat shubuh dan tidak diharamkan makan sahur bagi seorang yang berpuasa berbeda dengan fajar yang kedua.”

โœ’(Syaikh Al-‘Utsaimin).

Soal:
53. Apakah yang dimaksud dengan benang putih dari benang hitam?

Jawab:

๐ŸŒพ”Dari Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda:

(( ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ู‡ููˆูŽ ุณูŽูˆูŽุงุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุจูŽูŠูŽุงุถู ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู )).

” Yang dimaksud dengan benang hitam ialah gelapnya malam, dan (benang putih) adalah terbitnya fajar sadik.”

๐Ÿ“šHR. Bukhori Muslim.

Soal:
54. Apakah hukum menahan sebagian dari malam sebagai bentuk kehati-hatian (waktu imsak)?

Jawab:

๐Ÿƒ”Tidak disyariatkan yang demikian itu, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

( ูˆูŽูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ูฐ ูŠูŽุชูŽุจูŽูŠู‘ูŽู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ูŠูŽุถู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑูŽ ) ุงู„ุจู‚ุฑุฉ (187)

“Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187)

Allah Ta’ala membolehkan makan dan minum sampai jelas fajar sadik.

Dan juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

(( ูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุคูŽุฐู‘ูู†ูŽ ุงุจู’ู†ู ุฃูู…ู‘ู ู…ูŽูƒู’ุชููˆู…ู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ูŠูุคูŽุฐู‘ูู†ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุทู’ู„ูุนูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู )).

“Makan dan minumlah kalian hingga Ibnu Ummu Maktum melakukan adzan, karena dia tidak melakukan adzan kecuali sudah terbit fajar (shodiq).”

๐Ÿ“šHR. Bukhori dan Muslim.

Sungguh telah diperbolehkan makan dan minum sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan shubuh.”

Soal:
55. Bagaimana hukum mendahulukan azan shubuh sebagai bentuk kehati-hatian dalam puasa?

Jawab:

๐Ÿ’ฅ”Termasuk bid’ah yang mungkar, apa yang dilakukan pada zaman ini yaitu melakukan azan kedua sebelum fajar sadik (waktu shubuh) sekitar 20 menit di bulan Ramadan, dan mematikan lampu yang dijadikan sebagai tanda tidak diperbolehkan makan dan minum atas orang yang hendak berpuasa, dengan anggapan orang yang melakukannya sebagai bentuk kehati-hatian dalam ibadah dan tidaklah mengetahui yang demikian itu melainkan beberapa orang saja, sungguh ini telah membawa mereka yang demikian itu, tidaklah mereka melakukan azan maghrib melainkan setelah tenggelam beberapa derajat untuk menguatkan waktu tenggelam sebagaimana yang mereka sangka, sehingga mereka mengakhirkan berbuka dan telah menyelisihi sunnah; oleh karena itu sedikit kebaikan dari mereka, dan banyak pada mereka keburukan, Allahlah Maha Penolong.”

โœ’(Imam Ibnu Hajar).

Soal:
56. Apakah boleh seorang yang berpuasa makan dan minum pada saat azan shubuh?

Jawab :

๐ŸŒป”Seorang yang telah terbit fajar sadik dan di mulutnya ada makanan, maka boleh baginya menelannya dan menyempurnakan puasanya, apabila dia menelannya setelah pengetahuannya dengan azan shubuh maka batal puasanya, dan ini tidak ada perselisihan Ulama di dalamnya, dalilnya hadits Ibnu Umar dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum bahwa Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

ุนูŽู†ู’ ูุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ ุจูู† ุนูู…ูŽุฑูŽูู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„:((ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุจูู„ูŽุงู„ู‹ุง ูŠูุคูŽุฐู‘ูู†ู ุจูู„ูŽูŠู’ู„ู ููŽูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูู†ูŽุงุฏููŠูŽ ุงุจู’ู†ู ุฃูู…ู‘ู ู…ูŽูƒู’ุชููˆู… )).

Dari ‘Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan saat masih malam, maka makan dan minumlah sampai kalian mendengar azan Ibnu Ummi Maktum.”

๐Ÿ“šHR.Bukhori dan Muslim.

Dan banyak hadits shohih semaknanya.”

โœ’(Imam An-Nawawy).

๐ŸŒฟ”Apabila muazin mengumandangkan azan shubuh, maka wajib bagi seorang yang berpuasa menahan diri dari makan dan minum ketika mendengar azan, adapun apabila muazin mengumandangkan azan sesuai waktu ilmu hisab sebagaimana yang dilakukan sekarang ini; maka yang lebih hati-hati bagi seorang yang berpuasa untuk menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi bila dia masih makan dan minum sampai selesai azan, kita tidak perintahkan dia untuk mengulang (mengganti) puasanya, karena kita belum yakin bahwa azan shubuh telah terbit.”

โœ’(Syaikh Al-Utsaimin).

Soal:
57. Muazin telah mengumandangkan azan sedangkan bejana (gelas) berada di tangan seorang yang melakukan sahur, apa yang dia lakukan?

๐Ÿƒ”Datang hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ:(( ุฅูุฐูŽุง ุณูŽู…ูุนูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุงู„ู†ู‘ูุฏูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฅูู†ูŽุงุกู ุนูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุฏูู‡ู ููŽู„ูŽุง ูŠูŽุถูŽุนู’ู‡ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽู‚ู’ุถููŠูŽ ุญูŽุงุฌูŽุชูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ู )).

Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian mendengar adzan, sedangkan bejana (makanan) masih ada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga ia menyelesaikan hajatnya (sahurnya).”

๐Ÿ“šHR. Imam Abu Dawud dan Ahmad.

๐ŸHisyam bin Urwah berkata:

‘Dahulu ayahku berfatwa dengan hadits ini.’

๐ŸŒทImam Al-Albany rahimahullah berkata:

“Dalam hadits ini terkandung dalil bahwa seorang yang terbit padanya fajar sadik sedangkan bejana makanan atau minuman berada di tangannya, boleh baginya untuk tidak meletakkannya sampai dia ambil kebutuhannya, maka ini keadaan yang diperkecualikan dari ayat dalam firman Allah Ta’ala:

( ูˆูŽูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ูฐ ูŠูŽุชูŽุจูŽูŠู‘ูŽู†ูŽ ู„ูŽูƒูู…ู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ูŠูŽุถู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุทู ุงู„ู’ุฃูŽุณู’ูˆูŽุฏู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑูŽ ). ุงู„ุจู‚ุฑุฉ (187)

“Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187)

๐ŸSyaikh Al-Utsaimin rahimahullah berkata:

“Kapan telah jelas terbitnya fajar sadik, wajib baginya menahan dari makan dan minum, akan tetapi diberikan keringanan bagi seorang yang bejana berada di tangannya untuk menyelesaikan kebutuhannya, atau satu suapan di tangannya untuk menyelesaikannya, adapun memulai (makan dan minum) setelah jelas azan shubuh maka tidak boleh.”

Soal:
58. Kapan seorang yang berpuasa boleh berbuka?

Jawab:

๐ŸŒฟ”Ulama telah sepakat bahwa seorang yang berpuasa boleh berbuka apabila telah yakin akan tenggelamnya matahari (1) karena firman Allah Ta’ala:

โ€…(โ€…ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุชูู…ู‘ููˆุง ุงู„ุตู‘ููŠูŽุง ู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูโ€…).โ€…

“Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187).

Dan juga hadits Umar bi Khaththab radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจู ูุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : (( ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุง ู‡ูู†ูŽุง ูˆูŽุฃูŽุฏู’ุจูŽุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุง ู‡ูู†ูŽุง ูˆูŽุบูŽุฑูŽุจูŽุชู’ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽูู’ุทูŽุฑูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุงุฆูู…ู )).

Dari Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika malam telah datang dari sana dan siang telah berlalu dari sana serta matahari telah tenggelam, maka orang yang berpuasa sudah boleh berbuka.”

๐Ÿ“šHR. Bukhori Muslim.


(1). “Ulama telah sepakat bahwa waktu berbuka ketika telah terwujud tenggelamnya matahari dengan melihatnya atau pengabaran dua orang adil, begitu juga seorang adil menurut pendapat yang kuat.”

๐Ÿ“š Fathul Baary karya Imam Ibnu Hajar.

Soal:
59. Apabila seorang yang berpuasa di suatu lembah, tidak memungkinkan melihat tenggelamnya matahari, maka apa yang dijadikan pegangan?

Jawab:

๐Ÿ€”Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : (( ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุฃูŽุฏู’ุจูŽุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ูˆูŽุบูŽุฑูŽุจูŽุชู’ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณ )).

“Jika malam telah datang dan siang telah berlalu serta matahari telah tenggelam.”

Ulama telah berkata:
‘Satu tanda dari tiga ini mengandung dua yang lainnya dan melazimkan (mengharuskan) keduanya, hanyasaja dikumpukan di antaranya (ketiga tanda ini) kadang terjadi ketika di suatu lembah di mana tidak bisa menyaksikan tenggelamnya matahari, maka datangnya malam dan hilangnya cahaya siang dijadikan sebagai pegangan.”

โœ’(Imam An Nawawy).

Soal:
60. Apabila telah tenggelam matahari sedangkan belum dikumandangkan azan Maghrib, bolehkah berbuka?

Jawab:

๐Ÿ”Apabila telah terwujud bagi seorang yang berpuasa tenggelamnya matahari dan datangnya malam maka telah halal (boleh) baginya berbuka, Allah Ta’ala berfirman:

โ€…(โ€…ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุชูู…ู‘ููˆุง ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู‘ูŽูŠู’ู„ูโ€…).โ€…

“Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187).

Dan Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

ุนูŽู†ู’ ุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจู ูุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : (( ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุง ู‡ูู†ูŽุง ูˆูŽุฃูŽุฏู’ุจูŽุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุง ู‡ูู†ูŽุง ูˆูŽุบูŽุฑูŽุจูŽุชู’ ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ููŽู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽูู’ุทูŽุฑูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุงุฆูู…ู )).

Dari Umar bin Al Khaththab radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika malam telah datang dari sana dan siang telah berlalu dari sana serta matahari telah tenggelam, maka orang yang berpuasa sudah boleh berbuka .”

๐Ÿ“šHR. Bukhori Muslim.

Oleh karena itu, diketahui bahwa tidaklah dianggap penanggalan (waktu berbuka) yang menyelisihi demikian itu, sebagaimana tidak disyaratkan mendengar azan setelah benar terwujud tenggelamnya matahari.”

โœ’(Lajnah Ad Daimah [Majelis Ulama Saudi Arabia ]).

Risalah Keenam Bab Kewajiban Puasa dan Sunnahnya Serta Yang Terkait Dengan Rukyah Hilal

๐ŸŒนRisalah Keenam๐ŸŒน

๐ŸŒทBab Kewajiban Puasa dan Sunnahnya Serta Yang Terkait Dengan Rukyah Hilal๐ŸŒท

Soal:
41. Puasa wajib selain Ramadan, apakah diharuskan niat dari malamnya?

Jawab :

๐Ÿ€Ya, harus berniat dari sejak malam hari, sepakat dalam hal ini mazhab yang empat (Hanafiyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah).

Soal:
42. Bagaimana hukum melafazkan niat puasa?

Jawab:

๐ŸŒพ”Tidak sah puasa kecuali dengan niat, tempat niat di hati, tidak disyaratkan mengucapkannya tidak ada perselisihan di antara Ulama.”

โœ’(Imam An Nawawy).

๐ŸŒบ”Niat tempatnya di hati, dalilnya hadits Umar radhiyallahu ‘anhu,

ุนู† ุนูู…ูŽุฑูŽ ุจู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽุทู‘ูŽุงุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูู†ู’ุจูŽุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู: (( ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ู ุจูุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุงุชู )).

Dari Umar bin Al-Khaththab di atas mimbar berkata; aku mendengar Rasulullah ๏ทบ bersabda: “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.”

๐Ÿ“šHR. Bukhori dan Muslim.

Maka oleh karena ini, sesungguhnya pelafazan niat puasa dan yang semisalnya yaitu niat salat adalah perkara bid’ah tidak ada dalilnya. Sungguh manusia telah keliru dalam hal ini atas mazhab Imam Asy Syafi’i rahimahullah Ta’ala. Sesungguhnya tidak didapati satu dalilpun dari beliau mengenai mengucapkan niat, seperti yang sebutkan Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Zaadul Ma’ad.”

โœ’(Lajnah Ad Daaimah [Majelis Ulama Saudi Arabia]).

Soal:
43. Apa saja macam puasa wajib itu?

Jawab:

๐ŸŒบ”Puasa Ramadan,
Puasa Qodho Ramadan, Puasa kaffarah bagi yang berjimak (bersetubuh) di siang Ramadan,
Puasa nadzar,
Puasa kaffarah nadzar. Puasa kaffarah zhihar bagi orang yang tidak mampu memerdekakan budak,
Puasa kaffarah sumpah bila tidak mampu memerdekakan budak, atau memberi pakaian 10 orang miskin atau memberi makan 10 orang miskin,
Puasa kaffarah membunuh hewan buruan sedangkan dia dalam muhrim (memakai baju ihram) atau dia berada di tanah suci (Makkah atau Madinah), puasa 3 hari ketika berhaji dan 7 hari setelah kembali ke keluarganya (negerinya) bagi yang berhaji tamattu’ dan tidak mempunyai sembelihan,
Puasa kaffarah bagi orang yang melakukan pelanggaran ihram, Puasa bagi orang yang meninggalkan kewajiban dalam manasik haji atau umroh sedang dia tidak mampu untuk menyembelih maka dia berpuasa 10 hari.”

โœ’(Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al Wushabiy).

Soal:
44. Apa saja sunnahnya seorang yang berpuasa?
Jawab:

๐Ÿ‚”Sunnahnya puasa adalah makan sahur, makan kurma di waktu sahur, mengakhirkan makan sahur, mempersedikitkan makan di waktu sahur dan berbuka, bersegera berbuka, berbuka dengan kurma basah, apabila tidak ada menggunakan kurma kering, apabila tidak ada minum seteguk air, apabila tidak ada, berbuka dengan yang mudah baginya dari makanan yang halal dan thayyib (baik).”

โœ’(Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al Wushabiy).

๐ŸŒทBab sahur dan berbuka serta hukum yang terkait dengan keduanya๐ŸŒท

Soal:
45. Apakah hukum sahur itu?

Jawab:

๐ŸŒธ”Hukumnya sunnah menurut ijmak (kesepakatan) Ulama. Dalilnya dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim, hadist Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

ุนู† ุฃูŽู†ูŽุณูŽ ุจู’ู†ูŽ ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…:((ูŽ ุชูŽุณูŽุญู‘ูŽุฑููˆุง ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ุณู‘ูŽุญููˆุฑู ุจูŽุฑูŽูƒูŽุฉู‹ )).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada barakah.”

Soal:
46. Apakah keberkahan dalam sahur itu?

Jawab :

๐Ÿ€”Keberkahan dalam sahur itu terwujud dari berbagai sisi, yaitu: mengikuti sunnah, menyelisihi ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani), dengannya memperkuat ibadah, menambah semangat, mencegah dari perangai jelek karena lapar, menyebabkan gemar bersedekah terhadap orang yang meminta-minta atau orang yang berkumpul bersamanya atas jamuan makan, menjadikannya untuk banyak berzikir dan berdoa di waktu mustajabah, mendapatkan niat puasa bagi orang yang lupa darinya sebelum tidur.”

โœ’(Imam Ibnu Hajar Al Atsqolany).

Soal:
47. Makanan apa yang disunnahkan untuk sahur?

Jawab:

“Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullah dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„:((ูŽ ู†ูุนู’ู…ูŽ ุณูŽุญููˆุฑู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ุงู„ุชู‘ูŽู…ู’ุฑ )).

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sebaik-baik (makanan) sahur bagi seorang mukmin adalah kurma.”

๐ŸŒฟImam Ath-Thibiy rahimahullah berkata:

“Hanya saja pujiannya di waktu ini; karena pada sahur itu sendiri ada keberkahan, pengkhususannya terhadap kurma keberkahan di atas keberkahanโ€ฆ agar memulai dengannya dan berakhir padanya adalah keberkahan.”

Soal:
48. Kapan waktu yang utama untuk sahur?

Jawab :

๐ŸŒฟ”Ulama telah sepakat, seperti yang dinukilkan Imam An-Nawawi akan disunnahkannya mengakhirkan sahur, diriwayatkan oleh Imam Thoyalisiy dan Ad-Daruquthniy dari hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata, bersabda Rasulullah โ€Ž๏ทบ:

(( ุฅู†ุง ู…ุนุดุฑ ุงู„ุฃู†ุจูŠุงุก ุฃู…ุฑู†ุง ุฃู† ู†ุนุฌู„ ุงู„ูุทูˆุฑ, ูˆู†ุคุฎุฑ ุงู„ุณุญูˆุฑ ูˆุฃู† ู†ุถุน ุฃูŠู…ุงู†ู†ุง ุนู„ู‰ ุดู…ุงุฆู„ู†ุง ููŠ ุงู„ุตู„ุงุฉ )).

Kami para Nabi diperintah untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, serta meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika sholat.

Soal:
49. Apakah dalil disunnahkannya mengakhirkan sahur sampai dekat waktu subuh ?

Jawab :

๐Ÿƒ”Dalilnya apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata : Dahulu Bilal adzan pada waktu malam, maka bersabda Rasulullah โ€Ž๏ทบ:

(( ูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุคูŽุฐู‘ูู†ูŽ ุงุจู’ู†ู ุฃูู…ู‘ู ู…ูŽูƒู’ุชููˆู…ู ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ูŠูุคูŽุฐู‘ูู†ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูŽุทู’ู„ูุนูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑ )).

“Makan dan minumlah kalian hingga Ibnu Ummu Maktum melakukan adzan, karena dia tidak melakukan adzan kecuali sudah terbit fajar.”

๐ŸImam Al Qasim berkata:

“Jarak antara azan keduanya itu tidaklah lama melainkan bila yang satunya naik dan yang satunya lagi turun (maksudnya naik ke dan turun dari menara). “

๐ŸŒป”Ibnu Hajar rahimahullah berkata:

“Dalam riwayat Imam Abdurrozzaq dan yang selain Beliau dengan sanad sahih dari ‘Amr bin Maimun Al Audy berkata : ‘Dahulu sahabat Rasulullah โ€Ž๏ทบ paling cepatnya berbuka dan paling akhirnya makan sahur’. “

๐ŸŒทFaedah :
Imam An Nawawi rahimahullah Berkata:

“Berkata sahabat-sahabat kami : ‘Hanya saja disunnahkan mengakhirkan sahur selama menyakini masih adanya malam (ada waktu untuk sahur), dan kapan merasa ragu di dalamnya (sudah berakhir malam), maka yang utama meninggalkannya.

Soal:
50. Kapan berakhirnya waktu sahur?

Jawab :

๐Ÿ‚”Berakhir waktu sahur dengan terbitnya fajar sadik, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

โ€…{ ูˆูŽูƒูู„ููˆู’ุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆู’ุง ุญูŽุชู‘ูฐู‰ ูŠูŽุชูŽุจูŽูŠู‘ูŽู†ูŽ ู„ูŽู€ูƒูู…ู ุงู„ู’ุฎูŽู€ูŠู’ุทู ุงู„ู’ุงูŽุจู’ูŠูŽุถู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽู€ูŠู’ุทู ุงู„ู’ุงูŽุณู’ูˆูŽุฏู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑูโ€…}

“Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar shodiq .” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 187)

๐Ÿ€Dan sebagaimana yang terdapat dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

(( ุฅูู†ู‘ูŽ ุจูู„ูŽุงู„ู‹ุง ูŠูุคูŽุฐู‘ูู†ู ุจูู„ูŽูŠู’ู„ู ููŽูƒูู„ููˆุง ูˆูŽุงุดู’ุฑูŽุจููˆุง ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุคูŽุฐู‘ูู†ูŽ ุงุจู’ู†ู ุฃูู…ู‘ู ู…ูŽูƒู’ุชููˆู…ู ))

“Sesungguhnya Bilal mengumandangkan azan saat masih malam, maka makan dan minumlah sampai ada seruan azan oleh Ibnu Ummi Maktum.”

Allah Maha Kuasa

๐Ÿ’ฅAllah Maha Kuasa๐Ÿ’ฅ

ุนูŽู†ู’ ู‚ูŽุชูŽุงุฏูŽุฉูŽ ุŒ ุญูŽุฏู‘ูŽุซูŽู†ูŽุง ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูุŒ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ : ูŠูŽุง ู†ูŽุจููŠู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ูŠูุญู’ุดูŽุฑู ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ : ” ุฃูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฃูŽู…ู’ุดูŽุงู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู†ู ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ู‚ูŽุงุฏูุฑู‹ุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูู…ู’ุดููŠูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ุŸ ” ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุชูŽุงุฏูŽุฉู : ุจูŽู„ูŽู‰ ูˆูŽุนูุฒู‘ูŽุฉู ุฑูŽุจู‘ูู†ูŽุง. ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡.

Dari Qatadah telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang laki-laki bertanya, “Wahai Nabi Allah, bagaimana orang kafir dikumpulkan dengan berjalan di atas kepalanya pada hari kiamat?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukankah Dzat yang menjadikan (orang kafir) berjalan dengan kakinya ketika di dunia, Maha Kuasa untuk menjadikan dia berjalan dengan wajahnya pada hari kiamat?” Qatadah berkata; Ya, Demi keagungan Rabb kami.

๐Ÿ“šHR. Bukhori (4760, 6523) dan Muslim (2806).

๐Ÿ’Faedah Pelajaran Tafsir As-Sa’di, Darul Hadits Mabar Yaman, Rabu15 Rajab 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keterasingan Seorang Mukmin

๐Ÿ’ฆKeterasingan Seorang Mukmin๐Ÿ’ฆ

“Dahulu ‘Atho As-Salimi Al- Bashri (wafat: setelah 140) rahimahullah berkata:
Ya Allah, kasihanilah keterasinganku di dunia, kasihanilah di saat sakaratul mautku, kasihanilah di saat berdiriku di hadapan-Mu (di padang Mahsyar).”

๐Ÿ“š Siyar A’lam An-Nubala` (6/87) karya Adz-Dzahabiy [wafat: 748].

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Rabu 15 Rajab 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keadaan Ulama Dalam Berdakwah Kepada Allah๏ทป

๐Ÿ’ฅKeadaan Ulama Dalam Berdakwah Kepada Allah๏ทป๐Ÿ’ฅ

๐ŸŒป Syuja’ bin Al-Walid rahimahullah berkata:

“Dahulu aku berhaji bersama dengan Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri (wafat: 161), hampir-hampir lisannya tidak pernah berhenti dari memerintahkan yang makruf dan melarang dari yang mungkar, baik ketika berangkat pergi ataupun kembali.”

๐Ÿ“š Siyar A’lam An-Nubala` (7/259) karya Adz-Dzahabiy [wafat: 748].

๐Ÿ’Darul Hadits Mabar Yaman, Rabu 15 Rajab 1443H.

โœ’Muntaqo Al Fawaid
๐Ÿ“ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐ŸŒhttps://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Risalah Kelima Bab Kewajiban Puasa dan Sunnahnya Serta Yang Terkait Dengan Rukyah Hilal

๐ŸŒนRisalah Kelima๐ŸŒน

๐ŸŒทBab Kewajiban Puasa dan Sunnahnya Serta Yang Terkait Dengan Rukyah Hilal๐ŸŒท

Soal :
33. Apakah nasehatmu bagi orang tua yang melarang anak-anak mereka dari (latihan) puasa Ramadan?

Jawab :

๐Ÿ€”Semisal ini menyelisihi apa yang Sahabat radhiyallahu ‘anhum mengerjakannya. Mereka beralasan bahwa mereka melarang anak-anak berpuasa karena rasa sayang terhadap anak-anak, sedangkan pada hakikatnya bahwa rasa sayang dengan anak-anak adalah dengan memerintahkan mereka syariat Islam, membiasakan dan supaya mereka menjadi terbiasa. Maka sesungguhnya ini tidak diragukan merupakan bagusnya dalam pendidikan dan kesempurnaan penjagaan. Sungguh telah tetap dari Nabi โ€Ž๏ทบ sabdanya :

(( ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุฑูŽุงุนู ูููŠ ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ู ูˆูŽู…ูŽุณู’ุฆููˆู„ูŒ ุนูŽู†ู’ ุฑูŽุนููŠู‘ูŽุชูู‡ู )). ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ.

“Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya.”
๐Ÿ“šHR. Bukhari

Dan yang sepantasnya atas seorang suami terhadap orang yang Allah telah memberikan tanggung jawab dari istri dan anaknya, agar bertakwa kepada Allah Ta’ala pada mereka, supaya memerintahkan dengan apa yang diperintahkan syariat Islam.”

โœ’(Syaikh Al-Utsaimin).

Soal :
34. Apabila berpuasa akan mempengaruhi (kesehatan) pada anak kecil apakah dilarang darinya?

Jawab :

๐ŸŒพ”Apabila dia mampu tanpa keberatan maka dia dianjurkan, dahulu Sahabat radhiyallahu ‘anhum mengajari puasa anak-anak mereka, hingga anak kecil mereka menangis kemudian mereka memberikan padanya mainan supaya terlupakan dengannya, akan tetapi bila (puasa)itu membahayakannya maka dicegah darinya.”

โœ’(Syaikh Al Utsaimin).

Soal :
35. Apabila seorang kafir masuk Islam atau seorang gila sadar atau seorang anak mencapai usia baligh di tengah hari bulan Ramadan, apakah wajib bagi mereka mengqodho (mengganti) apa yang telah berlalu?

Jawab :

๐ŸŒบ”Tidaklah mengharuskan bagi mereka menqodho apa yang telah berlalu, adapun seorang kafir atau anak kecil, menurut pendapat Kebanyakan Ulama, adapun seorang yang gila ini menurut pendapat yang rajih (kuat) karena dia tidaklah diperintahkan untuk melakukan puasa di saat gilanya. Dan disunnahkan bagi mereka untuk menahan waktu yang tersisa pada hari itu, dan tidaklah wajib bagi mereka untuk menqodho (mengganti).”

Soal :
36. Apakah syarat-syarat puasa itu?

Jawab :

๐ŸŒป”Beragama Islam, berakal, meniatkan puasa dari malam hari setiap harinya dan menguatkan niatnya setelah selesai
melakukan sahur, dan ditambah pada seorang wanita, ia tidak dalam keadaan haidh dan nifas.”

โœ’(Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Wushoby).

Soal :
37. Apakah itu kewajiban-kewajiban puasa?

Jawab :

๐ŸŒฟ “Kewajiban-kewajiban puasa ada delapan :

1. Berupaya dalam melihat rukyah hilal dan ini hukumnya fardhu kifayah (salah seorang telah melihatnya, gugur kewajiban bagi yang lain).
2. Menahan diri apabila telah terbit fajar sadik.
3. Menahan diri dari semua yang membatalkan puasa sampai tenggelam matahari.
4. Terus-menerus dalam niat berpuasa.
5. Mengeluarkan apa yang ada di mulut bagi yang lupa berbuka di tengah puasa karena lupa kemudian ingat atau diingatkan.
6. Menjauh dari istri apabila khawatir terjatuh pada yang haram (seperti jimak di bulan Ramadan).
7. Wajib meninggalkan perkataan dusta dan semua yang diharamkan.
8. Wajib baginya mencintai puasa karena ini merupakan apa yang Allah Ta’ala telah wajibkan, Allah berfirman:

{ ุฐูŽูฐู„ููƒูŽ ุจูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุฑูู‡ููˆุง ู…ูŽุง ุฃูŽู†ุฒูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽุฃูŽุญู’ุจูŽุทูŽ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูŽู‡ูู…ู’ }. ู…ุญู…ุฏ (9)

“Yang demikian itu karena mereka membenci apa (Al-Qur’an) yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal mereka.” (QS. Muhammad 47: Ayat 9)

โœ’(Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al Wushoby).

Soal :
38. Apakah cukup satu kali untuk bulan Ramadan secara keseluruhan ataukah setiap hari harus adanya niat?

Jawab :

๐ŸŒฟ”Apabila seorang meniatkan pada awal hari dari bulan Ramadan bahwasanya dia akan berpuasa bulan ini semuanya, maka ini mencukupinya dari satu bulan penuh, selama tidak terjadi uzur syar’i yang memutus dari berturut-turutannya ini, semisal seorang melakukan safar di tengah bulan Ramadan (kemudian dia tidak berpuasa dalam safarnya), maka apabila kembali untuk berpuasa, wajib baginya memperbaharui niat. Dan ini adalah pendapat yang rajih (kuat), karena kaum Muslimin semuanya, seandainya engkau tanya mereka, setiap mereka akan berkata: ‘aku meniatkan puasa dari awal bulan sampai akhirnya’, atas dasar ini, apabila tidak terjadi niat pada setiap malamnya secara hakiki, maka ini sudah terjadi secara hukum, karena asalnya dia tidak memutus niat, dan pendapat ini yang menjadikan hati ini tenang, tidaklah meluaskan kaum Muslimin untuk mengamalkannya melainkan padanya.”

โœ’(Syaikh Al Utsaimin).

๐ŸAku (Penulis kitab ini) katakan:

“Pendapat yang mengatakan cukup niat sekali untuk satu bulan adalah pendapat Imam Malik, Ishaq, adapun kebanyakan Ulama mensyaratkan niat setiap harinya, perkara pada yang demikian itu mudah, sungguh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah berkata: ‘Setiap orang yang mengetahui bahwa besok adalah Ramadan dan dia hendak berpuasa, maka dia telah meniatkan untuk berpuasa, dan ini adalah yang telah dilakukan kebanyakan kaum Muslimin semuanya meniatkan berpuasa.’
Dan Syaikh kami Muqbil Al Wadi’y berkata: ‘Dia melakukan sahur itu sudah teranggap berniat, dan menahannya dari makanan dan minuman sudah terhitung berniat.”

Soal :
39. Seandainya seorang meniatkan puasa Ramadan di tengah hari bulan Ramadan secara sengaja, apakah mencukupi (sah) yang demikian itu?

Jawab :

๐Ÿ”Tidaklah mencukupi yang demikian itu, karena niat itu harus ada sejak malam, sebelum puasa; dikarenakan hadits Hafshoh radhiyallahu ‘anha mauquf shahih :

ุนูŽู†ู’ ุญูŽูู’ุตูŽุฉ ู‚ุงู„ุชูŽ : ู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูุจูŽูŠู‘ูุชู’ ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ููŽู„ูŽุง ุตููŠูŽุงู…ูŽ ู„ูŽู‡ู

Dari Hafshah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata : “Barangsiapa yang tidak berniat puasa dari waktu malam, tidak ada puasa baginya.”
๐Ÿ“šHR.Nasa’i dan disahihkan Syaikh Al-Albany.

Soal :
40. Tidak mengetahui masuknya bulan Ramadan melainkan setelah terbitnya fajar sadik (waktu sholat Shubuh), maka apa yang wajib baginya ?

Jawab :

“(Pendapat Pertama)
Sebagian Ulama berpendapat: tidaklah mencukupi (tidak sah puasanya), dia menggantinya pada hari lain, karena niat harus dari malam hari, dan di dalam hadits mauquf shahih Hafshah radhiyallahu’anha :

ุนูŽู†ู’ ุญูŽูู’ุตูŽุฉ ู‚ุงู„ุชูŽ : ู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูุจูŽูŠู‘ูุชู’ ุงู„ุตู‘ููŠูŽุงู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ููŽู„ูŽุง ุตููŠูŽุงู…ูŽ ู„ูŽู‡ู

Dari Hafshah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata : “Barangsiapa yang tidak berniat puasa dari waktu malam, tidak ada puasa baginya.”

(Pendapat Kedua) Sebagian Ulama yang lain: ‘Wajib baginya menahan waktu yang tersisa dan tidak ada qodho (ganti) baginya, sekalipun telah makan sebelum itu karena para Sahabat radhiyallahu ‘anhum yang sampai pada mereka puasa Asyura’ di tengah hari ketika diwajibkan atas mereka, mereka menahan diri sejak itu dan tidaklah datang (dari Nabi) bahwasanya mereka diperintah untuk menqodho.

Imam Al-Albany berkata : dan pendapat ini, dipilih oleh Imam Ibnu Hazm, Ibnul Qayyim, Syaukani dan selain mereka dari kalangan Muhaqqiqin (Ulama Peneliti).

๐ŸŒปAku (Penulis Kitab ini) katakan : “Pendapat pertama lebih hati-hati karena puasa adalah ibadah yang agung, dan lebih untuk lepas dari tanggungan, Wallahua’lam.”