Kecintaan Kepada Abu Hurairah Radliyallahu ‘anhu Termasuk Tanda Keimanan

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ، قَالَ : كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ وَهِيَ مُشْرِكَةٌ، فَدَعَوْتُهَا يَوْمًا فَأَسْمَعَتْنِي فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَكْرَهُ، فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي، قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ فَتَأْبَى عَلَيَّ، فَدَعَوْتُهَا الْيَوْمَ، فَأَسْمَعَتْنِي فِيكَ مَا أَكْرَهُ، فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يَهْدِيَ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” اللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ “. فَخَرَجْتُ مُسْتَبْشِرًا بِدَعْوَةِ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا جِئْتُ، فَصِرْتُ إِلَى الْبَابِ، فَإِذَا هُوَ مُجَافٌ، فَسَمِعَتْ أُمِّي خَشْفَ قَدَمَيَّ، فَقَالَتْ : مَكَانَكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ. وَسَمِعْتُ خَضْخَضَةَ الْمَاءِ، قَالَ : فَاغْتَسَلَتْ وَلَبِسَتْ دِرْعَهَا، وَعَجِلَتْ عَنْ خِمَارِهَا، فَفَتَحَتِ الْبَابَ، ثُمَّ قَالَتْ : يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. قَالَ : فَرَجَعْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَتَيْتُهُ وَأَنَا أَبْكِي مِنَ الْفَرَحِ، قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَبْشِرْ، قَدِ اسْتَجَابَ اللَّهُ دَعْوَتَكَ، وَهَدَى أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ. فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ خَيْرًا، قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُحَبِّبَنِي أَنَا وَأُمِّي إِلَى عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ، وَيُحَبِّبَهُمْ إِلَيْنَا. قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” اللَّهُمَّ حَبِّبْ عُبَيْدَكَ هَذَا – يَعْنِي أَبَا هُرَيْرَةَ – وَأُمَّهُ إِلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ، وَحَبِّبْ إِلَيْهِمُ الْمُؤْمِنِينَ “. فَمَا خُلِقَ مُؤْمِنٌ يَسْمَعُ بِي، وَلَا يَرَانِي إِلَّا أَحَبَّنِي. رواه مسلم.

Dari Abu Hurairah dia berkata; ‘Dulu, aku sering mengajak ibuku untuk masuk Islam, ketika ia masih musyrik. Pada suatu hari aku mengajaknya untuk masuk ke dalam Islam, tetapi ia mengutarakan kata-kata yang tidak aku sukai tentang diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian aku datang menemui Rasulullah sambil menangis dan berkata; Ya Rasulullah, aku sering mengajak ibuku untuk masuk Islam, tetapi ia selalu menolak dan malah mengucapkan kepadaku kata-kata yang tidak aku sukai tentang engkau. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah agar ibuku mendapatkan petunjuk dan hidayah-Nya.’ Setelah mendengar penjelasanku. Rasulullah langsung berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah hidayah kepada ibu Abu Hurairah! ‘ Lalu aku kembali ke rumah dengan perasaan gembira karena doa Rasulullah tersebut. Setibanya di rumah, aku mendapati pintu rumah masih tertutup. lbuku mendengar derap langkahku lalu berkata; Wahai Abu Hurairah, berhentilah sejenak! ‘ Kemudian aku mendengar suara tumpahan air. Ternyata ibuku sedang mandi. Ia segera berpakaian dan mengenakan kerudung. Ia membuka pintu seraya berkata; Wahai Abu Hurairah, sekarang aku bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.’ Abu Hurairah berkata; “Lalu aku kembali lagi kepada RasuluIlah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku datangi beliau sambil menangis karena perasaan gembira. Aku berkata; ‘Ya Rasulullah, Aku sungguh senang dan gembira, AIIah telah mengabulkan doa engkau. Dan Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada ibuku.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memuji Allah dan mengucapkan syukur kepada-Nya. Aku berkata; ‘Ya Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar aku dan ibuku mencintai orang-orang mukmin dan mereka juga mencintai kami! ‘ Kemudian Rasulullah berdoa; ‘Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu yang kecil ini (yaitu Abu Hurairah dan ibunya) cinta kepada orang-orang mukmin serta jadikanlah mereka cinta kepada keduanya! ‘ Maka tidak ada seorang mukmin yang mendengar namaku dan tidak pula bertemu denganku melainkan dia cinta kepadaku.”

📚 HR. Muslim (2491).

💐Faedah Pelajaran Kitab Badzlul Tsaman Fi Fadhl Ahli Yaman karya Syaikh Arafat Al-Futahi, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 10 Jumada Al-Ula 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Persaksian Rasulullahﷺ Kepada Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu Dalam Semangatnya Menuntut Ilmu

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ فَقَالَ : ” لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ ؛ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ “. رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menuturkan; aku bertanya; ‘Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling beruntung dengan syafaatmu pada hari kiamat? Nabi menjawab: “Wahai Abu Hurairah, aku telah menyangka bahwa tak seorangpun lebih dahulu menanyakan masalah ini kepadaku daripada dirimu, dikarenakan kulihat semangatmu mencari hadits. Manusia yang paling beruntung dengan syafaatku pada hari kiamat adalah yang mengucapkan Laa Ilaaha illallah (Muhammadur Rasulullah), dengan ikhlas dari lubuk hatinya.”

📚 HR. Bukhori (6570).

💐Faedah Pelajaran Kitab Badzlul Tsaman Fi Fadhl Ahli Yaman karya Syaikh Arafat Al-Futahi, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 10 Jumada Al-Ula 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Apakah shalat gerhana matahari dan gerhana bulan – Risalah Keempat Puluh Satu Tentang Seputar Tata Cara Sholat

🌸Tata cara sholat gerhana bulan dan matahari🌸

134). Apakah itu sholat gerhana bulan dan matahari?

Jawab:

🌱Yaitu apabila terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan dengan hilangnya cahaya keduanya, maka manusia berlindung dengan menegakkan sholat dan berdoa. Hukumnya adalah wajib (1) karena perintah Rasulullah ‎ﷺ dengannya.

▶ Dalilnya adalah hadits Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ: خَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى الْمَسْجِدِ وَثَابَ النَّاسُ إِلَيْهِ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ فَانْجَلَتْ الشَّمْسُ فَقَالَ:( إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَإِنَّهُمَا لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَإِذَا كَانَ ذَاكَ فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ ). وَذَاكَ أَنَّ ابْنًا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاتَ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ النَّاسُ فِي ذَاكَ . رواه البخاري.

Dari Abu Bakrah berkata: “Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu Beliau keluar dengan menyingsingkan selendangnya hingga tiba di masjid. Maka orang-orang berkumpul mengelilingi Beliau. Lalu Beliau memimpin shalat bersama mereka dua rakaat hingga matahari kembali tampak. Kemudian Beliau bersabda: “Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah dan keduanya tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena kematian seseorang. Jika terjadi gerhana, maka dirikanlah shalat dan banyaklah berdoa hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian”. Peristiwa ini berkenaan ketika putra Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Ibrahim wafat yang manusia kemudian memperbincangkannya”.

📚 HR. Bukhori.

135). Bagaimana tata cara sholat gerhana matahari dan bulan?

Jawab:

🍃 Yaitu sholat dua rakaat, tiap rakaat dua kali rukuk, memperpanjang bacaan Al-Qur’an, rukuk dan sujud. Sholat gerhana matahari dan bulan dilaksanakan secara berjamaah di masjid, kemudian imam memberikan nasihat kepada jamaah apabila dibutuhkan.

▶ Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ:( خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فَأَطَالَ الْقِيَامَ جِدًّا ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ جِدًّا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَأَطَالَ الْقِيَامَ جِدًّا وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ جِدًّا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ انْصَرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ تَجَلَّتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ). متفق عليه.

Dari Aisyah ia berkata; Pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat (gerhana). Beliau berdiri lama sekali, lalu rukuk dengan lama sekali, kemudian bangun dari rukuk dan berdiri lama sekali, namun tidak seperti lama berdirinya yang pertama, lalu beliau rukuk lama sekali, namun tidak seperti rukuknya yang pertama, lalu beliau sujud. Kemudian beliau berdiri lama, namun tidak seperti lama berdirinya yang pertama, lalu beliau rukuk lama namun tidak seperti lama rukuknya yang pertama. Kemudian beliau mengangkat kepalanya (bangkit), lalu berdiri lama, akan tetapi tidak seperti lama berdirinya yang pertama, kemudian beliau rukuk lama, namun tidak seperti lama rukuknya yang pertama, lalu beliau sujud. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai shalat, matahari telah bersinar terang kembali. Lalu beliau menyampaikan khutbah di hadapan para jamaah. Beliau pertama-tama memuji dan menyanjung Allah.

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

▶ Dalil bahwa setiap rakaat dua rukuk adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi ‎ﷺ:

( أَنَّهُ صَلَّاهَا رَكْعَتَيْنِ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ رُكُوْعَانِ ). رواه النسائي وصححه الألباني.

Bahwasanya Beliau sholat dua rakaat setiap rakaat dua kali rukuk.

📚 HR. An-Nasa’i dan dishahihkan oleh Al-Albany.

➡ Catatan:

🍃Sebagian orang dari kalangan Badan Meteorologi dan Geofisika dan yang selainnya menyifati gerhana matahari dan bulan adalah kejadian alam dan kebanyakan manusia mempercayainya. Dan penyifatan seperti ini tidak boleh, ketika menasabkannya kepada kejadian alam, bahkan ini adalah ayat dari ayat-ayat Allah Ta’ala, Allah menakut-nakuti hamba-Nya, seperti dalam firman-Nya:

{وَمَا نُرْسِلُ بِالْلآياتِ إِلَّا تَخْوِيْفاً}

“Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 59).

▶ Sebagaimana dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah‎ ﷺ bersabda:

( إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ ). رواه مسلم.

“Sesungguhya matahari dan bulan adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah, yang dengan keduanya Allah hendak menakut-nakuti hamba-Nya.”

📚 HR. Muslim.


[1]. Penerjemah:

🌱Syaikh Taufiq bin Muhammad Al-Ba’dany hafizhahullah berkata:

“Maka yang rajih (kuat) bahwa sholat kusuf adalah fardu (wajib) karena adanya perintah dengannya, dan sholat kusuf ini termasuk fardu kifayah (kalau sebagian kaum muslimin telah menunaikannya, gugur kewajiban bagi yang lainnya) sebagai penjamakan (penggabungan) di antara dalil-dalil, hukumny seperti sholat jenazah, dan sholat ied, Wallahua’lam.”

📚 Syarh Bulugh Al Maram karya beliau [2/295].

Menuntut Ilmu Agama Merupakan Pintu Rezeki

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ” لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ “. رواه الإمام الترمذي وصححه الألباني والوادعي.

Dari Anas bin Malik dia berkata: ‘Ada dua orang lelaki bersaudara pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, salah satunya datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (maksudnya untuk mencari ilmu) dan yang satunya lagi bekerja, maka saudaranya yang bekerja mengadukan perihal saudaranya (karena tidak membantunya dalam pekerjaaannya atau mendapatkan penghasilan yang lain untuk membiayainya) kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau menjawab: “Bisa jadi kamu diberi rizki karenanya.”

📚HR. Imam At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahihah (2769) dan Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (26).

🌻Syaikh Utsman bin Abdillah As-Salimi hafizhahullah berkata:

“Sabda Rasulullahﷺ: (Bisa jadi kamu diberi rizki karenanya), dengan sebabnya, karena dia seorang ahli ibadah dan penuntut ilmu, dengan doa dan pemintaan ampunannya kepada Allah merupakan sebab dalam mendapatkan rezeki untuk saudaranya dan dirinya sendiri.”

📚 Al-Misku wa Ar-Raihan fiima ittafaqa ‘ala tashhihih Asy-Syaikhan Al-Albani wa Al-Wadi’i hal. 17.

💐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 7 Jumada Al-Ula 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Apakah shalat istisqo itu – Risalah Keempat Puluh Tentang Seputar Tata Cara Sholat

131). Apakah sholat Istisqo’ itu?

Jawab :

🌿Sholat Istisqo’ adalah sholat yang dilaksanakan kaum muslimin ketika kemarau panjang menimpa mereka, kemudian kaum muslimin memohon kepada Allah Ta’ala dengan sholat dan doa, mereka keluar ke tanah lapang dalam keadaan khusyuk, berpakaian sederhana kemudian menegakkan sholat dan berdoa, mendengarkan khutbah atau khatib pada hari Jumat mengangkat kedua tangannya dan berdoa :

(اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا)

Ya Allah turunkan hujan kepada kami.

Sebanyak tiga kali.

▶ Dalilnya adalah hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ الْمَسْجِدَ يَوْمَ جُمُعَةٍ مِنْ بَابٍ كَانَ نَحْوَ دَارِ الْقَضَاءِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِثْنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ:( اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا…). متفق عليه.

Dari Anas bin Malik bahwasanya; Ada seorang laki-laki yang masuk Masjid pada hari Jumat dari pintu yang menghadap Darul Qadha`, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri sedang menyampaikan khutbah. Kemudian laki-laki itu segera menghadap ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan pun telah terputus. Karena itu, berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: “ALLAHUMMA AGHITSNAA ALLAHUMMA AGHITSNAA, ALLAHUMMA AGHITSNAA (Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami).

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

🍃Dalam hadits lain turun hujan kepada mereka selama enam hari.

▶ Adapun dalil tentang keluar ke lapangan adalah hadits Abdullah bin Zaid Al Maazini radhiyallahu ‘anhu berkata:

خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُصَلَّى فَاسْتَسْقَى وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ حِينَ اسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ. متفق عليه.

“Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar ke tanah lapang untuk menunaikan shalat Istisqa`, kemudian beliau membalik pakaiannya ketika menghadap kiblat.

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

▶ Dan juga hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

خَرَجَ رَسُوْلُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم -يَعْنِيْ فِيْ الاِسْتِسْقَاءِ- مُتَبَذِّلًا مُتَوَاضِعًا مُتَخَشِّعًا مُتَضَرِّعًا.

Rasulullah ‎ﷺ keluar -yakni untuk sholat istisqo`- Beliau berpakaian sederhana, tawaduk, khusyuk, merendahkan diri.

📚 HR. Tirmidziy dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.

132). Bagaimana tata cara sholat Istisqo`?

Jawab:

🌱Yaitu imam bekhutbah dengan satu khutbah menurut pendapat yang kuat kemudian sholat berjamaah dua rakaat, berdoa menghadap kiblat dan membalik selendangnya.

▶ Dalilnya adalah hadits Abbad bin Tamim radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَمِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ بِالنَّاسِ لِيَسْتَسْقِيَ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ بِالْقِرَاءَةِ فِيهِمَا وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَدَعَا وَاسْتَسْقَى وَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ. رواه أبو داود وصححه الألباني وأصله في الصحيحين.

Dari ‘Abbad bin Tamim dari pamannya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar bersama orang-orang untuk memohon hujan, lalu beliau shalat dua rakaat dengan mengeraskan bacaan pada rakaat tersebut, beliau membalik kain selendangnya sambil berdoa dan memohon supaya diturunkan hujan dengan menghadap ke arah Kiblat.”

📚 HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al-Albany.

🎋Asal hadits ada di dalam Shohih Bukhori dan Shohih Muslim.

▶ Adapun dalil bahwasanya Rasulullah ‎ﷺ berkhutbah di hadapan manusia adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ شَكَا النَّاسُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُحُوطَ الْمَطَرِ فَأَمَرَ بِمِنْبَرٍ فَوُضِعَ لَهُ فِي الْمُصَلَّى وَوَعَدَ النَّاسَ يَوْمًا يَخْرُجُونَ فِيهِ قَالَتْ عَائِشَةُ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ بَدَا حَاجِبُ الشَّمْسِ فَقَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَكَبَّرَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحَمِدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ قَالَ إِنَّكُمْ شَكَوْتُمْ جَدْبَ دِيَارِكُمْ وَاسْتِئْخَارَ الْمَطَرِ عَنْ إِبَّانِ زَمَانِهِ عَنْكُمْ وَقَدْ أَمَرَكُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ تَدْعُوهُ وَوَعَدَكُمْ أَنْ يَسْتَجِيبَ لَكُمْ ثُمَّ قَالَ { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ } لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ اللَّهُمَّ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَلَمْ يَزَلْ فِي الرَّفْعِ حَتَّى بَدَا بَيَاضُ إِبِطَيْهِ ثُمَّ حَوَّلَ إِلَى النَّاسِ ظَهْرَهُ وَقَلَبَ أَوْ حَوَّلَ رِدَاءَهُ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ وَنَزَلَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ. رواه أبو داود وحسنه الألباني.

dari Aisyah dia berkata; “Orang-orang mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang musim kemarau yang panjang, maka beliau memerintahkan untuk meletakkan mimbar di tempat shalat (tanah lapang), lalu beliau berjanji kepada orang-orang untuk bertemu pada suatu hari yang telah di tentukan. Aisyah berkata; “Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar ketika matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di mimbar, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir dan memuji Allah Azza Wa Jalla, lalu bersabda: “Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku tentang kegersangan negeri kalian dan keterlambatan turunnya hujan dari musimnya, padahal Allah Azza Wa Jalla telah memerintahkan kalian agar kalian memohon kepadanya, dan berjanji akan mengabulkan do’a kalian, kemudian beliau mengucapkan: “Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dzat yang menguasai hari Pembalasan. (AlFatihah: 2-4). Tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Dia, Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha kaya sementara kami yang membutuhkan, maka turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang telah Engkau turunkan kekuatan bagi kami dan sebagai bekal di hari yang di tetapkan.” kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, dan senantiasa mengangkat kedua tangannya hingga terlihat putih ketiak beliau, kemudian beliau membalikkan punggungnya membelakangi orang-orang dan merubah posisi selendangnya, sedangkan beliau masih mengangkat kedua tangannya. Kemudian beliau menghadap ke orang-orang, lalu beliau turun dari mimbar dan shalat dua rakaat.

📚 HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.

🌾 Pada hadits ini mendahulukan khutbah daripada sholat sebagaimana hadits Aisyah di depan.

133). Apakah hukum mengangkat suara (bagi makmum) ketika berdoa meminta hujan?

Jawab :

🌿Apa yang dilakukan kebanyakan orang dengan mengangkat suaranya ketika berdoa meminta hujan adalah menyelisihi sunnah.

🍃Rasulullah ‎ﷺ tidak pernah melakukannya, tidak pula sahabat, bahkan Beliau ‎ﷺ melarang mereka untuk mengangkat suara ketika berdzikir secara mutlak, kecuali apa yang dikhususkan oleh dalil.

▶ Dalilnya adalah hadits Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنَّا إِذَا أَشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ هَلَّلْنَا وَكَبَّرْنَا ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:( يَا أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّهُ مَعَكُمْ إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ ). متفق عليه.

Dariari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu berkata; Kami pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan apabila menaiki bukit kami bertalbiyah dan bertakbir dengan suara yang keras. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, rendahkanlah diri kalian karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan juga bukan Dzat yang jauh. Dia selalu bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Maha suci nama-Nya dan Maha Tinggi kebesaran-Nya”.

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

Sholat yang memiliki sebab – Risalah Ketiga Puluh Sembilan Tentang Seputar Tata Cara Sholat

🌸Sholat yang memiliki sebab (dzawaatul asbaab)🌸

127). Apakah pengertian sholat yang memiliki sebab itu?

Jawab:

🌱Sholat yang memiliki sebab adalah sholat yang dilakukan oleh seorang muslim karena adanya sebab tertentu. Misalnya: sholat tahiyyatul masjid, sholat dua rakaat setelah wudhu, sholat istikharah, sholat gerhana bulan, sholat gerhana matahari dan semisalnya.

128). Apakah sholat tahiyyatul masjid itu?

Jawab:

🍃Sholat tahiyyatul masjid adalah sholat dua rakaat yang dilakukan seorang muslim ketika masuk masjid sebelum duduk jika dia ingin duduk. Hukumnya wajib menurut pendapat yang kuat [1].

▶ Dalilnya adalah Hadits Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu:

عن أَبَي قَتَادَةَ بْنَ رِبْعِيٍّ الْأنْصَارِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:( إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ ). متفق عليه.

Dari Abu Qatadah bin Rib’iy Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhu berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang dari kalian masuk ke dalam masjid maka janganlah dia duduk sebelum shalat dua rakaat”.

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

🌿Larangan mengandung keharaman maknanya adalah diharamkan atasnya duduk sampai sholat dua rakaat [1].

🌴Apabila dia sholat yang lain sebelum duduk maka tercukupi baginya dari tahiyyatul masjid, sama saja apakah sholat tersebut sholat wajib atau sunnah.

129). Apakah sholat dua rakaat setelah wudhu itu dan apa hukumnya?

Jawab:

🎋Sholat dua rakaat setelah wudhu adalah sholat yang dilakukan seorang muslim setiap setelah wudhu atau bersuci. Hukumnya adalah sunnah.

▶ Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِبِلَالٍ عِنْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ:( يَا بِلَالُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي الْإِسْلَامِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلًا أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلَّا صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ دَفَّ نَعْلَيْكَ يَعْنِي تَحْرِيكَ ). رواه البخاري.

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, kepada Bilal radhiyallahu ‘anhu ketika shalat Fajar (Shubuh): “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling utama yang sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga”. Bilal berkata; “Tidak ada amal yang utama yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu) pada suatu kesempatan malam ataupun siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu tersebut di samping shalat wajib”. Berkata, (Abu ‘Abdullah): makna “Daffa na’laika maksudnya gerakan sandal”.

📚 HR. Bukhori dan Muslim.

130). Apakah sholat Istikharah itu? Apakah bacaan doa dalam sholat Istikharah?

Jawab:

🌱Sholat Istikharah adalah sholat yang dilakukan apabila seorang hamba mengalami kebimbangan terhadap sesuatu perkara, dia tidak mengetahui kebaikan jika dilakukan atau ditinggalkannya, maka dia melakukan sholat dua rakaat kemudian berdoa agar Allah Ta’ala memberikan taufik kepadanya akan perkara ini jika ada padanya kebaikan, atau dipalingkan darinya jika ada padanya kejelekan.

🌷Doa yang dibaca dalam sholat Istikharah adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam shahihnya dari hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي قَالَ وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ. رواه البخاري.

Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kami shalat istikharah dalam setiap urusan yang kami hadapi sebagaimana Beliau mengajarkan kami Al-Qur’an, yang Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang dari kalian menghadapi masalah maka rukuklah (shalat) dua rakaat yang bukan shalat wajib kemudian berdoalah: “Allahumma inniy astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhim, fainnaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amra khairul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aaqibati amriy” atau berkata; ‘Aajili amriy wa aajilihi faqdurhu liy wa yassirhu liy tsumma baarik liy fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amra syarrul liy fiy diiniy wa ma’aasyiy wa ‘aaqibati amriy” atau berkata; fiy ‘aajili amriy wa aajilihi fashrifhu ‘anniy washrifniy ‘anhu waqdurliy khaira haitsu kaana tsumma ardhiniy”
(Ya Allah aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan memohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu dan memohon kepada-Mu dengan karunia-Mu yang Agung, karena Engkau Maha berkuasa sedang aku tidak berkuasa, Engkau Maha Mengetahui sedang aku tidak mengetahui karena Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di masa nanti maka takdirkanlah buatku dan mudahkanlah kemudian berikanlah berkah padanya. Namun sebaliknya, ya Allah bila Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untukku, bagi agamaku, kehidupanku dan kesudahan urusanku ini atau Beliau bersabda; di waktu dekat atau di maa nanti maka jauhkanlah urusan dariku dan jauhkanlah aku darinya dan tetapkanlah buatku urusan yang baik saja di manapun adanya kemudian jadikanlah hatiku ridha dengan ketetapan-
Mu itu”. Beliau bersabda: “Dan dia menyebut keperluannya.”

📚 HR. Bukhori.

Boleh berdoa sebelum salam atau sesudahnya.


[1]. Penerjemah:

🌿Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata:

“Adapun hukum sholat tahiyyatul masjid maka pendapat akan wajibnya kuat sekali, karena Nabi ‎ﷺ memutus khutbah untuk memerintah seorang yang duduk supaya berdiri kemudian sholat dua rakaat, dan termasuk perkara yang dimaklumi bahwa sibuknya untuk sholat dua rakaat mengharuskan sibuknya dari khutbah sedangkan mendengarkan khutbah, hukumnya adalah wajib dan tidaklah menyibukkan dari yang wajib melainkan perkara itu (tahiyyatul masjid) hukumnya wajib.

🍃Akan tetapi kebanyakan ulama berpendapat bahwa (tahiyyatul masjid) sunnah muakkadah (ditekankan) karena adanya hadits-hadits yang menunjukkan atas demikian itu…

🎋Yang nampak bagiku bahwa (tahiyyatul masjid) sunnah mu’akkadah paling minimal keadaannya, yang meninggalkannya telah melakukan perbuatan yang makruh.”

📚 Majmu’ Fatawa wa Rasaail Fadhilatu Asy- Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin [14/269].

Nasehat Untuk Penguasa Supaya Mengambil Pelajaran

🌻Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Dan termasuk yang memadaratkan atas para penguasa dan raja bahwa mereka tidak mengambil pelajaran dari azab Allah, hukuman-Nya, tercabutnya kekuasaan penguasa yang sebelumnya. Dia, kita dan orang yang berakal melihat bahwa kekuasaan penguasa yang sebelumnya dicabut oleh Allahﷻ dan menjadilah perkaranya termasuk yang membuat tangisan karena keadaan akhirnya yang buruk, dari hilangnya kekuasaannya, berubahnya keadaannya, dari kemuliaan menjadi kehinaan, dari kaya memjadi miskin, dari rasa aman menjadi rasa takut dan selain itu. Lalu datanglah penguasa zalim yang setelahnya dan menempati posisi penguasa yang sebelumnya kemudian dia berjalan semisal penguasa yang sebelumnya dalam kezaliman bahkan bisa jadi lebih, dimanakah mengambil pelajaran?! Dimanakah mengambil pelajaran?! Bahwa barang siapa menempuh jalan seperti ini, jalan kezaliman dan pelampuan batas terhadap hamba-hamba-Nya, maka akhir kembalinya sebagaimana yang telah dia, kita dan orang-orang yang berakal lihat, yaitu akibat yang mengerikan.
Wahai hamba Allah! Inilah yang akan membahayakan kepada mereka.
Dan seharusnya penguasa setelahnya bisa mengambil pelajaran, menjauhi supaya tidak terjatuh kepada sebab-sebab yang menjadikan binasanya penguasa yang sebelumnya, hilangnya kekuasaannya, hilangnya kemuliaan, supaya penguasa yang setelahnya tetap berlangsung kekuasaannya, dan menjadikan keadaan semakin membaik, menjadi hamba Allah dalam kekuasaannya bukan mengikuti hawa nafsu dan berjalan sebagaimana dikekendaki setan, dan terjaring dalam perangkapnya ketika murka sehingga dia berbuat dan bertindak pada macam-macam dosa yang akan membuatnya binasa. Oleh karena ini kami mengajak kepada para penguasa dan raja untuk mengambil pelajaran sehingga mereka mendapatkan faedah dan berbuat lurus dengan izin Allah, bertaubat kepada Allah. Kami mengajak kepada kaum Muslimin terlebih para penguasa untuk bertaubat kepada Allah dan menahan diri dari kezaliman dan kembali kepada syariat Allah dan berpegang teguh dengan agama Allah.”

💐Faedah Khutbah Jum’at, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 5 Jumada Al-Ula 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Niat Yang Benar Dalam Memahami Agama

🌻Al-Imam Al-Qurthubi (wafat 671H) rahimahullah berkata:

“Maka apabila seorang hamba mendengarkan dengan saksama Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan niat yang benar dan jujur sesuai yang dicintai Allah, maka dia akan diberikan pemahaman sebagaimana yang selayaknya dan dijadikan di dalam hatinya cahaya.”

📚 Al-Jaami’ Li Ahkam Al-Qur’an (11/176).

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 5 Jumada Al-Ula 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Tanda Berakalnya Seseorang

🌻Muhammad bin Ahmad Al-Absyihi (wafat 852H) rahimahullah berkata:

“Diambil dalil atas berakalnya seseorang dengan beberapa perkara, di antaranya: condongnya kepada akhlak yang mulia dan berpalingnya dari perbuatan hina, kesenangannya dalam melakukan perbuatan baik dan menjauhi dari perbuatan yang mendatangkan aib dan cela serta mencoreng nama baik.”

📚Al-Mustathraf hal. 20.

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 5 Jumada Al-Ula 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Akibat Buruk Perbuatan Dosa Dan Maksiat

🌻Ibnul Qayyim (wafat 751H) rahimahullah berkata:

“Termasuk di antara akibat buruk perbuatan dosa dan maksiat bahwa Allahﷻ akan melupakan hamba-Nya, meninggalkannya, dan membiarkannya antara dia dengan hawa nafsunya dan setan. Di sana terdapat kebinasaan yang tak bisa diharapkan keberuntungannya. Allahﷻ berfirman:

( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ). الحشر (18)

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)

( وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ). الحشر (19)

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik.” (QS. Al-Hasyr 59: Ayat 19)

Allah ﷻ memerintahkan agar bertakwa kepada-Nya dan melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari menyerupai orang-orang yang melupakan-Nya dan meninggalkan ketakwaan kepada-Nya. Dan memberitahukan bahwa Allah ﷻ akan menghukum orang yang meninggalkan ketakwaan dengan menjadikan lupa dirinya sendiri, yaitu melupakan kebaikan untuk dirinya sendiri dan dari apa saja yang menyelamatkannya dari azab-Nya, serta dari apa saja yang menjadi sebab kebahagiaan dalam kehidupan yang kekal abadi kesempurnaan kelezatannya, kesenangan dan kenikmatannya. Maka Allah ﷻ menjadikanya lupa akan semua itu sebagai balasan atas lupanya dia dari keagungan-Nya dan rasa takut dari-Nya serta penunaian perintah-Nya. Maka, engkau akan melihat seorang yang berbuat maksiat lalai dari kebaikan (maslahat) untuk dirinya sendiri dan akan menyia-nyiakannya. Sungguh Allahﷻ telah mengunci hatinya dari mengingat-Nya, mengikuti hawa nafsunya dan keadaannya sudah melampaui batas. Sungguh telah tercerai-berai atasnya kebaikan dunia dan akhiratnya. Sungguh dia telah melalaikan dan menelantarkan keberuntungannya yang abadi dan menggantinya dengan kelezatan yang paling rendahnya(dengan mengikuti syahwat dan hawa nafsu).”

📚 Ad-Daawa Ad-Dawaa hal. 172-173.

💐Faedah Pelajaran Kitab Tersebut Bersama Syaikh Muhammad Al-Imam, Darul Hadits Mabar Yaman,
Kamis 4 Jumada Al-Ula 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/