Peringatan Tentang Bergaul Bersama Pelaku Bid’ah

🔥Peringatan Tentang Bergaul Bersama Pelaku Bid’ah🔥

🌻1. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma (wafat: 68) rahimahullah berkata:

“Janganlah engkau duduk-duduk (bergaul) dengan orang yang mengikuti hawa nafsu (pelaku bid’ah), dikarenakan duduk bersama mereka akan membuat sakit di dalam hati.”

📚 Asy-Syari’ah (445) karya Al-Aajurri (wafat: 360H) dengan sanad hasan.

🌾 2. Abu Qilabah (wafat: 104) rahimahullah berkata:

“Janganlah kalian duduk-duduk (bergaul) dengan orang yang mengikuti hawa nafsu (pelaku bid’ah), dan jangan pula kalian berdebat dengan mereka, karena aku khawatir, mereka akan menjerumuskan kalian dalam kesesatan mereka, atau mencampuradukkan perkara-perkara yang kalian ketahui (sebelumnya bahwa itu benar).”

📚Atsar diriwayatkan Ad-Darimi (405) dengan sanad shahih.

💐Faedah Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa, 18 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Kisah Keajaiban Sedekah

💥Kisah Keajaiban Sedekah💥

🌻Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah (wafat tahun 1250H) berkata:

“Dahulu di daerah yang dinamakan Al-Hamroh, hiduplah seorang laki-laki dari kalangan petani, dia adalah seorang yang beragama dan senang bersedekah. Kemudian dia diberikan kemudahan untuk membangun masjid dan salat di dalamnya. Mulailah dia mendatangi masjid itu di setiap malam dengan membawa lentera dan makan malamnya. Jika dia mendapati di masjid ada orang yang akan diberi sedekah maka dia berikan makan malamnya kalau tidak , dia memakannya sendiri. Dia menunaikan salat dan terus-menerus di atas hal tersebut.
Kemudian daerah itu dilanda kekeringan dan air sumur – air sumur mengering. Dia mempunyai sumur, maka ketika airnya menjadi sedikit dia dan anak-anaknya mulai menggali mendalamkannya. Lalu sumur itu longsor dengan kerusakan yang parah dan laki-laki itu di dasar sumur, sampai-sampai tanah yang berada di sekitar sumur tersebut ambruk menutupi sumur tersebut. Maka anak-anak dari laki-laki tersebut berputus asa dan tidak menggali kembali lubang untuk mengambil jasad ayah mereka. Dan mereka berkata: “Sungguh tempat ini sudah menjadi kuburannya”. Sedangkan laki-laki itu ketika sumur itu longsor , dia berada di dalam gua di dalam sumur tersebut. Di pintu gua terdapat kayu yang menghalangi batu jatuh menimpa laki-laki tersebut. Lalu dia tinggal dalam keadaan gelap gulita, sejurus kemudian setelah itu didatangkanlah untuknya lentera dan makanan yang dulu dia membawanya ke masjid setiap hari. Dan dengan lentera tersebut dia bisa membedakan siang dan malam. Hal ini berlangsung selama 6 tahun. Dan laki-laki tersebut tinggal di tempat tersebut dalam keadaan demikian. Kemudian mulailah anak-anaknya berpikir kembali untuk menggali sumur untuk mengulangi pembangunannya. Mereka menggali sumur sampai berakhir ke dasarnya, lalu mereka mendapati ayah mereka dalam keadaan hidup. Kemudian mereka bertanya tentang keadannya. Maka ayah mereka berkata kepada mereka : “Lampu dan makanan itu yang dulu aku membawanya ke masjid, didatangkan kepadaku seperti apa yang dulu aku membawanya waktu itu. Kemudian mereka merasa takjub atas hal itu.
Dan jadilah kisah ini menjadi perkara yang agung, yang manusia membicarakannya dan mengambil pelajaran di pasar-pasar kampung mereka.”

📚 Al-Badr Ath-Thaali’ bi Mahasin min Ba’d Al-Qarn As-Saabi’ (1/492-493).

🌿Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

( وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ). البقرة (272)

“Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikan dan manfaatnya) untuk dirimu sendiri.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 272)

Dikatakan bahwa seorang yang bersedekah lebih butuh untuk bersedekah dari orang yang diberi sedekah karena manfaat yang akan dia dapati. Dikarenakan Allah lah yang akan memberikan balasan dari kebaikan, diberikan jalan keluar dan pembelaan serta diberikan perlindungan dari suul khatimah, penyakit dan kehancuran.”

💐Faedah Pelajaran Ashar, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa, 18 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Waspadalah Kecintaan Terhadap Dunia

🔥Waspadalah Kecintaan Terhadap Dunia🔥

🌻Wuhaib bin Ward Al-Makki (wafat: 153H) rahimahullah berkata:

“Barang siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah dia mempersiapkan diri untuk terhina.”

📚 Al-Mujalasah wa Jawahirul ‘llm (3397) karya Ahmad bin Marwan Ad-Dainuriy (wafat: 333H) dengan sanad shahih.

🌾Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Yaitu orang yang menyukai, mencintai, mengagungkan dan bersemangat (tamak) akan syahwat dan kelezatan dunia serta sibuk dengannya dari berbuat ketaatan kepada Allahﷻ dan beribadah kepada-Nya. Adapun mencari rezeki yang halal dan baik, rida dengan yang halal maka ini yang dituntut dengan tanpa melalaikan diri dari beribadah kepada Allahﷻ. Karena pada asalnya dunia adalah wasilah dan ladang beramal untuk menempuh kehidupan Akhirat. Semoga Allahﷻ memberikan kepada kita sifat zuhud, qanaah dan ketakwaan dalam kehidupan dunia.”

💐Faedah Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad, 16 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Wasiat Rasulullahﷺ

💥Wasiat Rasulullahﷺ💥

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ : ” أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ “. قَالَ : وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ ؟ قَالَ : ” أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ، وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ، فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي، يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، الصَّوْمُ جُنَّةٌ ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ، وَالصَّلَاةُ قُرْبَانٌ – أَوْ قَالَ : بُرْهَانٌ – يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ النَّارُ أَوْلَى بِهِ، يَا كَعْبَ بْنَ عُجْرَةَ، النَّاسُ غَادِيَانِ فَمُبْتَاعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا، وَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُوبِقُهَا “. رواه الإمام أحمد وغيره وصححه الألباني وحسنه الوادعي.

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ka’b bin’ Ujroh, “Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh”, (Ka’b bin ‘Ujroh radhiyallahu ‘anhu) bertanya, apa itu pemerintahan orang-orang yang bodoh? (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) bersabda: “Yaitu para pemimpin sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku. Barang siapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kezaliman mereka maka dia bukanlah di atas jalanku, dan aku tidak bersama mereka, mereka tidak akan datang kepadaku di telagaku. Barang siapa yang tidak membenarkan mereka atas kebohongan mereka, serta tidak menolong mereka atas kezaliman mereka maka dia di atas jalanku dan aku bersama mereka, dan mereka akan mendatangiku di telagaku. Wahai Ka’b bin ‘Ujroh puasa adalah perisai, sedekah memadamkan perbuatan dosa (penebus dosa dikarenakan doa orang yang diberi sedekah kepada yang bersedekah dengan ampunan, kemudahan bertaubat dan diberikan taufik-Nya) dan salat adalah peribadatan seorang hamba kepada Allahﷻ (ibadah agung karena di dalamnya terdapat kekhusyukan, rukuk, dan sujud). Atau Beliauﷺ bersabda: “-bukti akan kejujurannya”. “Wahai Ka’b bin Ujroh! Sesungguhnya tidak akan masuk surga (masuk pertama kali), daging yang tumbuh dari hal yang di murkai Allah (haram), dan neraka adalah paling tepat untuknya, Wahai Ka’b bin ‘Ujroh manusia berpagi dengan dua keadaan; yaitu ia membeli dirinya (dengan melakukan amalan saleh yang memasukkannya ke surga) kemudian ia membebaskannya (dirinya dari neraka) atau ia menjual dirinya (dengan amalan keburukan sehingga terhalangi dari surga) kemudian ia menghancurkan dirinya (ke dalam neraka).”

📚HR. Imam Ahmad dan selainnya, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (2242) dan dihasankan oleh Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (245).

💐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 16 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Keutamaan Sabar Dan Berharap Pahala Dari Meninggalnya Anak

💥Keutamaan Sabar Dan Berharap Pahala Dari Meninggalnya Anak💥

عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ : ” مَنْ مَاتَ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ فَاحْتَسَبَهُمْ دَخَلَ الْجَنَّةَ “. قَالَ : قُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاثْنَانِ ؟ قَالَ : ” وَاثْنَانِ “. قَالَ مَحْمُودٌ : فَقُلْتُ لِجَابِرٍ : أَرَاكُمْ لَوْ قُلْتُمْ وَاحِدًا ؛ لَقَالَ : وَاحِدٌ ؟ قَالَ : وَأَنَا – وَاللَّهِ – أَظُنُّ ذَاكَ.”. رواه الإمام أحمد وغيره وحسنه الألباني والوادعي.

Dari Mahmud bin Labid dari Jabir radhiyallahu ‘anhuma, berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang tiga anaknya meninggal, lalu dia mengharapkan pahala atas meninggalnya mereka, dia akan masuk surga”. (Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma) berkata; Kami bertanya, “Bagaimana kalau dua?” Beliauﷺ menjawab, “Walaupun dua”. Mahmud berkata; Aku berkata kepada Jabir, ‘Kalau tadi kalian bertanya bagaimana kalau satu, niscaya Nabi ﷺ menjawab, Dan walaupun hanya satu’. (Jabir bin Abdillah) berkata; Demi Allah, Aku yakin begitu.”

📚HR. Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (2006) dan Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (246).

💐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 16 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Iman Kepada Ketentuan Dan Takdir Allahﷻ

💥Iman Kepada Ketentuan Dan Takdir Allahﷻ💥

🌻1. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma (wafat: 68) rahimahullah berkata:

“Segala sesuatu telah ditakdirkan, hingga engkau meletakkan tanganmu di atas pipimu.”

📚 Asy-Syari’ah (445) karya Al-Aajurri (wafat: 360H) dengan sanad hasan.

🌻2. Thawus bin Kaisan (wafat: 104) rahimahullah berkata:

“Aku mendapati tiga ratus dari sahabat Rasulullahﷺ, mereka berkata: “Segala sesuatu telah ditakdirkan (yang baik maupun yang buruk).”

📚Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah (1134) karya Imam Al-Laalikaa`iy (wafat: 418) dengan sanad hasan.

💐Faedah Pelajaran Ashar, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad, 16 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Salat Tarawih Adalah Syiar Islam

💥Salat Tarawih Adalah Syiar Islam💥

🌻 Abu Ishaq Al-Hamdani rahimahullah berkata:

“(Di masa kekhalifahannya) Ali bin Abi Thalib (wafat: 40) keluar di awal malam pada bulan Ramadan, dan lentera-lentera bersinar, Al-Qur’an dibaca di masjid-masjid (dalam salat tarawih dan lainnya).

🌾Lalu Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata:

‘Wahai Umar bin Al-Khaththab! Semoga Allahﷻ menerangi cahaya di dalam kuburmu, sebagaimana engkau menerangi masjid-masjid Allahﷻ dengan Al-Qur’an.”

📚Fadhail Ramadhan (30) karya Ibnu Abid Dunya (wafat: 281H) dengan sanad sahih.

🍁Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Karena Umar bin Al-Khaththab menghidupkan kembali salat tarawih yang pernah dilakukan Rasulullahﷺ, yang waktu itu Beliauﷺ meninggalkannya karena khawatir akan diwajibkan atas umatnya. Di zaman kehalifahan Abu Bakr (wafat: 13) radhiyallahu ‘anhu manusia salat bersama imam sendiri-sendiri. Kelompok ini mengambil satu imam, yang lain mengambil imam yang lain lagi. Lalu di zaman kekhalifahan Umar bin Al-Khaththab (wafat: 23) radhiyallahu ‘anhu mengumpulkan mereka pada satu imam. Akhirnya, apa yang dilakukan Beliau ini menjadi teladan di masa kekhalifahan setelahnya, di zaman Utsman bin ‘Affan (wafat: 35) lalu Ali bin Abi Thalib hingga zaman kita dan akan terus berlanjut sampai mendekati hari Kiamat. Dan salat tarawih termasuk syiar-syiar agama Islam.”

💐Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 15 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Agungnya Kedudukan Para Sahabat Radhiyallahu’anhum

💥Agungnya Kedudukan Para Sahabat Radhiyallahu’anhum💥

🌻Ibnul Wazir, Muhammad bin Ibrahim Al-Hasani Al-Qasimi (wafat: 840) rahimahullah berkata:

“Betapa mulianya suatu kaum, mereka disebutkan di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an (1). Mereka disifati dengan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam), hijrah, yang memberikan pertolongan kepada Rasulullahﷺ, dan keimanan. Mereka adalah para Sahabat Rasulullahﷺ, orang-orang yang pujian wahyu Al-Qur’an dan As-Sunnah, bahwasanya mereka sebaik-baik manusia dan sebaik-baik generasi serta sebaik-baik umat. Seandainya tidak datang tentang keutamaan mereka yang mulia kecuali hadits:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي ؛ فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا، مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ، وَلَا نَصِيفَهُ “. متفق عليه.

dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu yang berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebanyak bukit Uhud, tidak akan ada yang menyamai satu mud (cakupan tangan) (pahala) seorangpun dari mereka, juga tidak akan sampai setengahnya”.

HR. Bukhori (3674) dan Muslim (2540).

Maka tentu telah mencukupi. Tatkala Rasulullahﷺ telah mengetahui bahwa kelak akan dilupakan hak-hak mereka, dijadikan halal untuk membangkang kepada mereka, maka Rasulullahﷺ mengingatkan dan memperingatkan dan melebihkan dalam yang demikian itu dan memperbanyaknya….”

📚 Al-‘Awashim wa Al-Qawasim fi Adz-Dzabb ‘an Sunnati Abi Al-Qasim (1/180).

🌾Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Lihatlah apa yang dimiliki Ulama Yaman dari kebaikan, perkataan yang jelas dan terang, hujjah (dalil) yang kokoh. Segala puji milik Allahﷻ. Bersyukurlah kepada Allahﷻ yang telah menjadikan kalian termasuk Ahlus Sunnah, yang memuliakan para Sahabat, tidak mencela Al-Abrar (orang-orang yang baik) dan Al-Akhyar (orang-orang pilihan), mendoakan, memuji serta membela kehormatan dan kemuliaan mereka.”

(1).Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

( مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ )

“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil.” (QS. Al-Fath 48: Ayat 29) dan lihat juga surat At-Taubah ayat 100.

💐Faedah Pelajaran Ashar, Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu, 15 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Menunaikan Hak Anak Yatim Dan Wanita

💥Menunaikan Hak Anak Yatim Dan Wanita💥

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعِيفَيْنِ : الْيَتِيمِ وَالْمَرْأَةِ “. رواه الإمام الإمام أحمد وابن ماجه وصححه الألباني.

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya aku telah menekan (manusia untuk menunaikan) atas hak dua orang yang lemah, yaitu hak anak yatim dan hak seorang wanita (para janda).”

📚HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (1015).

🌻Muhammad bin Abdil Hadi As-Sindi (wafat: 1138) rahimahullah berkata:

“Al-Ihroj yaitu aku menekan manusia dalam penunaian hak keduanya dan aku akan memberikan sangsi pada penelantaran yang demikian itu. Dan yang dimaksud bahwa (Rasulullahﷺ mempersaksikan dirinya) kepada Allahﷻ dalam penyampaian hukum tersebut kepada manusia.”

📚Hasyiyah As-Sindi ‘ala Sunan Ibnu Majah (2/393).

💐Faedah Hadits Khutbah Jum’at, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 14 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Sebab Terkabulnya Doa

💥Sebab Terkabulnya Doa💥

🌻Ibnu Rajab Al-Hanbali (wafat: 795) rahimahullah berkata:

“Hati yang merasa butuh di dalam berdoa dan mengadukan keterpurukannya kepada Allahﷻ, dan merasa sangat fakir dan butuh kepada-Nya atas kadar kepedihan dan merasa sangat butuh ini adalah sebab terkabulnya doa.”

📚 Majmu’ Rasaailh (1/307).

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 14 Ramadan 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/