Faedah-Faedah Hadits Tentang Apabila Ruh Keluar Dari Jasad

💥Faedah-Faedah Hadits Tentang Apabila Ruh Keluar Dari Jasad💥

🌻Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Di antara faedah hadits:

  1. Hadits ini sungguh telah datang dari Sahabat yang lain yaitu Abu Said, Anas, Jabir, Al-Baro’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhum ajma’iin.
  2. Sabda Rasulullahﷺ (Apabila ruh orang mukmin telah keluar dari jasadnya), Keluarnya ruh seorang mukmin dari jasadnya ini adalah kematiannya dan kematian jasadnya.
  3. Sabda Rasulullahﷺ (ia akan ditemui oleh dua malaikat yang akan membawanya naik), Dua Malaikat ini adalah Malaikat Maut dan yang bersamanya. Dan pertemuan ini baginya adalah pertemuan pemuliaan dan kenikmatan.
  4. Sabda Rasulullahﷺ (dan para penghuni langit berkata), Mereka adalah Malaikat penghuni langit. Dan maksud dari langit di sini adalah untuk menunjukkan jenis karena Malaikat naik ke langit yang ke tujuh.
  5. Perkataan penghuni langit (Telah datang ruh yang baik dari bumi), yang dimaksud dengan thayyibah (yang baik) adalah datang darinya ruh yang baik. Maka bau wangi semerbak ini adalah tanda atas baiknya ruh ini.
  6. Perkataan penghuni langit (Semoga Allah mendoakanmu dan mendoakan jasad yang telah engkau tinggali), Doa ini dari Malaikat untuk ruh ini agar mendapatkan ampunan Allahﷻ, rahmat Allahﷻ dan pujian dari Allahﷻ.
  7. Jiwa selama masih di dalam jasad maka jasad itu hidup yaitu adanya kehidupan di badan dengannya. Apabila ruh keluar maka bisa jadi badan menjadi jasad tanpa ruh dan tanpa kehidupan dan ini setelah kematian atau bisa jadi badan itu tanpa ruh tapi ada kehidupan dan ini ketika seorang itu tidur.”

💐Faedah Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Ahad 27 Jumada Al-Akhirah 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Mukjizat Rasulullahﷺ

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَيُسْنِدُ ظَهْرَهُ إِلَى جِذْعٍ فِي الْمَسْجِدِ فَيَخْطُبُ النَّاسَ، فَجَاءَهُ رُومِيٌّ فَقَالَ : أَلَا أَصْنَعُ لَكَ شَيْئًا تَقْعُدُ عَلَيْهِ وَكَأَنَّكَ قَائِمٌ ؟ فَصَنَعَ لَهُ مِنْبَرًا لَهُ دَرَجَتَانِ، وَيَقْعُدُ عَلَى الثَّالِثَةِ، فَلَمَّا قَعَدَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى ذَلِكَ الْمِنْبَرِ خَارَ الْجِذْعُ كَخُوَارِ الثَّوْرِ حَتَّى ارْتَجَّ الْمَسْجِدُ ؛ حُزْنًا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَزَلَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْمِنْبَرِ فَالْتَزَمَهُ وَهُوَ يَخُورُ، فَلَمَّا الْتَزَمَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَكَنَ، ثُمَّ قَالَ : ” أَمَا وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ لَمْ أَلْتَزِمْهُ لَمَا زَالَ هَكَذَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ حُزْنًا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ “. صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَمَرَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدُفِنَ. رواه الإمام أحمد والدارمي والترمذي وابن ماجه وجوده الألباني وحسنه الوادعي.

Dari Anas bin Malik bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu pada hari Jum’at berdiri dengan menyandarkan punggung beliau pada batang pohon kurma yang tertancap di masjid, lalu beliau berkhutbah kepada orang-orang. Lalu datanglah seorang dari Ar-Ruumi (dari Habasyah Ethiopia), ia berkata; “Sudikah kiranya aku buatkan untuk Baginda satu tempat yang Baginda bisa duduk di atasnya dan terlihat Baginda sedang berdiri?” Maka orang tersebut membuatkan untuk beliau sebuah mimbar dengan dua anak tangga, beliau duduk di atas tingkatan yang ketiga. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam duduk di atas mimbar itu, batang pohon tadi merintih seperti rintihan sapi jantan sehingga gempar seisi masjid, karena sedih ditinggalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Seketika itu juga turunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari mimbar dan menghampirinya serta memeluknya sedang pohon itu masih merintih. Ketika beliau terus memeluknya ia pun diam. Kemudian beliau berkata; Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sekiranya aku tidak memeluknya ia tetap akan terus-menerus seperti ini sampai hari kiamat , karena sedih ditinggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk dipendam, lalu dilakukan.

📚HR. Imam Ahmad, Ad-Darimi, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dijayyidkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (2174) dan dihasankan oleh Syaikh Al-Wadi’iy dalam Ash-Shahih Al-Musnad (93).

Faedah:

Berkata Al-Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari: Di dalam hadits terdapat dalil bahwa benda mati, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan padanya indera (bisa memahami) seperti hewan bahkan seperti manusia dan di dalam hadits terdapat penguat bagi yang mengatakan bahwa firman Allahﷻ:

( وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ).
الإسراء (44)

“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka.” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 44)

secara zahirnya.

💐Faedah Hadits Pelajaran Dhuhur, Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 26 Jumada Al-Akhirah 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Perjuangan Imam Ahmad Menuntut Ilmu Ke Yaman Tahun 198

🌻Ishaq bin Rahawaih (wafat: 238) rahimahullah berkata:

“Tatkala Ahmad bin Hanbal (wafat: 241) pergi menuju Abdur Razaq Ash-Shan’ani (wafat: 211), dia kehabisan bekal lalu dia mempekerjakan dirinya sendiri di antara perawat onta hingga bisa mengantarkannya ke Shon’aa`, padahal teman-temannya telah menawarkan bantuan kepadanya, namun dia tidak mau menerima sedikitpun dari seorang pun.”

📚 Hilyatul Auliyaawa Thobaqotul Ashfiyaa(9/174) karya Abu Nu’aim Al-Ashbahaniy (wafat: 430) dengan sanad shahih.

💐Faedah Pelajaran Kitab Badzlul Tsaman Fi Fadhl Ahli Yaman karya Syaikh Arafat Al-Futahi, Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 26 Jumada Al-Akhirah 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Mohonlah Kepada Allahﷻ Supaya Diwafatkan Sebagai Seorang Mukmin

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” { يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ } “. قَالَ : ” نَزَلَتْ فِي عَذَابِ الْقَبْرِ، فَيُقَالُ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ : رَبِّيَ اللَّهُ، وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ { يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ }. متفق عليه.

Dari Al Bara` bin Azib radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

{ يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ }.

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat (fitnah kubur), dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim.” (Ibrahim: 27)

Beliau bersabda: “(Ayat ini) turun berkenaan dengan azab kubur, ia akan ditanya: ‘Siapa Rabbmu? ‘ ia menjawab: ‘Rabbku Allah, nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Itulah firman Allah ‘azza wajalla:

{ يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ}.

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat (fitnah kubur), dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim.” (Ibrahim: 27)

📚 HR. Bukhori (1369, 4699) dan Muslim (2871).

💐Faedah Hadits Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Sabtu 26 Jumada Al-Akhirah 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Faedah-Faedah Hadits Tentang Allahﷻ Meneguhkan Orang-Orang Beriman

🌻Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Di antara faedah hadits:

  1. Hadits ini telah datang dari beberapa Sahabat, di antara mereka: Abu Said, Abu Hurairah, Aisyah, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhum. Dan masyhur dari hadits Al-Bara` bin Azib yang lebih panjang dari hadits di atas. Dan hadits ini sahih.
  2. Firman Allahﷻ: (Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat), para Ahli Tafsir menyebutkan bahwa yang dimaksud dalam (kehidupan di dunia) adalah ketika sakaratul maut sebelum kematian.
  3. Firman Allahﷻ: (Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat), yang dimaksud dengan mereka adalah Ash-Shadiqun (orang-orang yang benar dalam keimanan, ucapan dan keadaan mereka), mereka ini ada dua golongan: Al-Muqorrobun (orang-orang yang didekatkan), yaitu As-Saabiqun (yang bersegera menuju Allahﷻ, yang melaksanakan perintah-perintah-Nya, memperbanyak ibadah sunnah, meninggalkan yang haram dan yang makruh serta meninggalkan berlebih-lebihan dalam perkara yang mubah). Dan golongan kedua ashabul yamin (golongan kanan, yaitu yang melaksanakan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan keharaman sekalipun ada pada mereka kekurangan pada sebagian hak-hak yang tidak merusak tauhid dan keimanan mereka). Mereka ini terbagi menjadi dua golongan: Zaalimun (berbuat maksiat bukan kekufuran) dan Muqtashidun (yang mencukupkan melaksanakan yang wajib atasnya dan meninggalkan yang haram). Mereka ini diteguhkan di dalam kubur mereka ketika fitnah kubur dapat memberikan jawaban yang benar.
  4. Firman Allahﷻ: (Dan kehidupan akhirat), Kebanyakan Ahli Tafsir bahwa yang dimaksud demikian itu di dalam kubur ketika fitnah dan ujian dari dua Malaikat, diteguhkan di sini bahwa dia dimudahkan dan diberikan pertolongan serta taufik dari Allahﷻ untuk menjawab pertanyaan dua Malaikat ketika ditanya siapa Tuhanmu, Nabimu dan apa agamamu.
  5. Firman Allahﷻ: (Dan Allahﷻ menyesatkan orang-orang yang zalim), yaitu Allahﷻ menghinakan mereka, dan menghalangi mereka untuk memberikan jawaban yang benar sebagai balasan yang sesuai; dikarenakan mereka dahulu di dunia kufur kepada Allahﷻ.
  6. Firman Allahﷻ: (orang-orang yang berbuat zalim), yaitu orang-orang kafir, yang dimaksud dengan mereka dua golongan: Pertama, yang kekufurannya jelas dan tampak semisal orang-orang yahudi dan nashoro. Kedua, yang kekufurannya secara batinnya, yaitu orang-orang munafik kemunafikan akbar. Sebagaimana datang dalam hadits ketika ditanya dua Malaikat di dalam kubur dua golongan ini menjawab: kami tidak tahu, kami mendengar manusia mengatakan sesuatu lalu kami mengatakannya, lalu kedua malaikat mengatakan kepada dua golongan ini: kalian ini tidak tahu, tidak paham dan tidak membaca Al-Qur’an serta tidak mendapatkan petunjuk dan mengikuti orang yang mendapatkan petunjuk…(lihat Fathul Bari).”

💐Faedah Pelajaran Shahih Muslim, Darul Hadits Mabar Yaman, Selasa 15 Jumada Al-Akhirah 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Pengertian Husnuzan Billah (Berbaik Sangka Kepada Allahﷻ)

🌻Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Wahai kaum Muslimin yang mulia! Aku ingatkan diriku dan kalian dari ibadah yang agung. Dan ini merupakan ibadah hati yang Allahﷻ wajibkan atas hamba-hamba-Nya, yang sepantasnya atas kita untuk bersungguh-sunguh dalam melaksanakannya, yaitu husnuzan billah. Berbaik sangka kepada Allahﷻ maknanya tsiqah (keyakinan) kepada Allahﷻ, tawakal kepada-Nya, berharap kepada-Nya, penuh keinginan apa yang di sisi Allahﷻ. Dan termasuk maknanya juga menyerahkan semua urusan kepada-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya. Maka, ini adalah ibadah yang agung, yang kaum Muslimin butuh kepadanya untuk menunaikannya di setiap waktu hingga berjumpa kepada Allahﷻ. Melainkan, kebutuhan ini akan menjadi sangat besar dan untuk senantiasa menjaganya ketika seorang hamba menghadapi kesusahan dan kesulitan, dikarenakan kesusahan dan kesulitan apabila menimpa seorang hamba, bisa menjadi sebab seorang Muslim goyah dan guncang dari ibadah ini, jika tidak kuat hubungannya kepada Allahﷻ dan berbaik sangka kepada-Nya. Sehingga seorang Muslim butuh untuk memperkokoh dan menjaga keberadaan ibadah ini ketika menimpa padanya kesusahan dan kesulitan. Dan ini termasuk perkara yang penting sekali. Dan dalil-dalil yang menunjukkan ibadah ini dan keagungannya banyak sekali.”

💐Faedah Khutbah Jum’at, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 25 Jumada Al-Akhirah 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Mewujudkan Husnuzan Billah (Berbaik Sangka Kepada Allahﷻ)

🌻Al-Hasan Al-Bashri (wafat: 110) rahimahullah berkata:

“Sungguh seorang mukmin berprasangka baik kepada Allahﷻ lalu dia memperbagus amalannya. Sedangkan seorang munafik berburuk sangka kepada Allahﷻ lalu dia memperburuk amalannya.”

📚Az-Zuhd (1670) karya Imam Ahmad (wafat: 241) dengan sanad hasan.

🌻Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah berkata:

“Wahai kaum Muslimin yang mulia! Tanda seorang itu berprasangka baik kepada Allahﷻ, engkau melihatnya menghadapkan diri dalam berbuat ketaatan kepada Allahﷻ, karena dia mengetahui apa yang ada di sisi Allahﷻ dari macam-macam kemuliaan, pujian dari-Nya, keselamatan, jalan keluar, penjagaan, ampunan, hidayah, taufik, dikokohkan di atas kebenaran, berpegang teguh dengannya.
Wahai kaum Muslimin yang mulia! Engkau butuh kepada Allahﷻ sepanjang nafasmu; oleh karena itu jagalah hubunganmu kepada Allahﷻ secara kuat.”

💐Faedah Khutbah Jum’at, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat 25 Jumada Al-Akhirah 1443H.

🌾Muntaqo Al Fawaid

📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Berpegang Teguh Dengan Sunnah Rasulullahﷺ

🌻Abu Utsman Sa’id bin Ismail Al-Hairi [wafat: 298] rahimahullah berkata:

“Barang siapa yang menjadikan As-Sunnah sebagai pemimpin atas dirinya, baik perkataan maupun perbuatannya maka dia akan berucap dengan hikmah. Dan barang siapa yang menjadikan hawa nafsu sebagai pemimpin atas dirinya maka dia akan berucap dengan kebid’ahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

{ وَإِن تُطِيعُوهُتَهْتَدُوا }.

“Jika kamu taat kepadanya (Rasulullahﷺ), niscaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. An-Nur 24: Ayat 54)

📚 Siyar A’lam An-Nubala` (14/63) karya Imam Adz-Dzahabiy [wafat: 748].

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Jum’at 25 Jumada Al-Akhirah 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Datang Hendak Mencuri

🌻Imam Adz-Dzahabiy [wafat: 748] rahimahullah berkata:

“Diceritakan, Seorang pencuri pernah masuk ke dalam rumah Malik bin Dinar (wafat: 130) rahimahullah, lalu dia tidak mendapatkan sesuatu pun, lalu Malik bin Dinar meneriakinya: ‘Kamu tidak mendapatkan sesuatu pun dari perkara dunia? Apakah kamu menginginkan perkara akhirat?.
Orang yang hendak mencuri berkata: ‘Ya’,
Malik pun berkata: ‘Wuduklah lalu salat’.
Lalu ia pun melakukannya kemudian duduk. Tatkala Malik pergi ke masjid, laki-laki ini pun ikut.
Lalu Malik pun ditanya: ‘Siapa dia?’,
Malik pun menjawab: ‘Dia datang hendak mencuri rumah kami, lalu kami pun mencurinya (menjadikannya supaya meninggalkan perbuatan tersebut dan menjadi orang yang baik).”

📚 Siyar A’lam An-Nubala` (8/426).

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Jum’at 25 Jumada Al-Akhirah 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/

Agama Ini Semuanya Akhlak Mulia

🌻 Ibnu Abid Dunya (wafat: 281) rahimahullah:

“Dan sungguh dahulu dikatakan (zaman Sahabat radhiyallahu ‘anhum): ‘Tidaklah ada dari akhlakul karimah dan perbuatan yang baik melainkan sungguh Allah telah menghubungkannya dengan Agama’.”

📚 Siyar A’lam An-Nubala` (8/426) karya Imam Adz-Dzahabiy [wafat 748H].

💐 Darul Hadits Mabar Yaman, Kamis 24 Jumada Al-Akhirah 1443H.

✒Muntaqo Al Fawaid
📱https://t.me/abuzurahwiwitwahyu
🌐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/