Risalah Kedua Puluh TujuhTentang Seputar Tata Cara Sholat

78). Apakah ada doa-doa yang disyariatkan setelah Tasmi’ dan Tahmid (bacaan: Sami’allahu Liman Hamidah)?

Jawab:

๐Ÿƒ Ya ada, hukumnya adalah sunnah,

โžก Di antaranya adalah hadits yang datang dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑููŠู‘ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฑูŽููŽุนูŽ ุฑูŽุฃู’ุณูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุงู„ุฑู‘ููƒููˆุนู ู‚ูŽุงู„ูŽ:( ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู…ูู„ู’ุกูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽู…ูู„ู’ุกูŽ ู…ูŽุง ุดูุฆู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุซู‘ูŽู†ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ุฏู. ุฃูŽุญูŽู‚ู‘ู ู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู -ูˆูŽูƒูู„ู‘ูู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุนูŽุจู’ุฏูŒ- ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ู„ูŽุง ู…ูŽุงู†ูุนูŽ ู„ูู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ุทูŽูŠู’ุชูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ู…ูุนู’ุทููŠูŽ ู„ูู…ูŽุง ู…ูŽู†ูŽุนู’ุชูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ููŽุนู ุฐูŽุง ุงู„ู’ุฌูŽุฏู‘ู ู…ูู†ู’ูƒูŽ ุงู„ู’ุฌูŽุฏู‘ู ). ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

dari Abu Sa’id al-Khudri dia berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam apabila mengangkat kepalanya dari rukuk maka beliau membaca, ROBBANAA LAKAL HAMDU MILAS SAMAAWAATI WAL ARDHI WAMILA MAA SYITA MIN SYAIIN BA’DU, AHLATS TSANAA`I WAL MAJDI, AHAQQU MAA QOOLAL ‘ABDU, -WAKULLUNA LAKA ‘ABDUN-, ALLOOHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THOITA WALAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA WALAA YANFA’U DZAL JADDI MINKAL JADDU ‘Ya Allah, Rabb kami, segala puji bagimu sepenuh langit dan bumi serta sepenuh sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu, wahai Pemilik pujian dan kemulian, itulah yang paling haq yang diucapkan seorang hamba. Dan setiap kami adalah hamba untuk-Mu. Ya Allah, tidak ada penghalang untuk sesuatu yang Engkau beri, dan tidak ada pemberi untuk sesuatu yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat harta orang yang kaya, kekuasaan orang yang berkuasa dari adzab-Mu (hanya saja Dia lah yang menyelamatkannya dengan melakukan amal shalih)’.”

โžก Dan juga hadits Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqi radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฑูููŽุงุนูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุฑูŽุงููุนู ุงู„ุฒู‘ูุฑูŽู‚ููŠู‘ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูู†ู‘ูŽุง ู†ูุตูŽู„ู‘ููŠ ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฑูŽููŽุนูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฑูŽุฃู’ุณูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุฉู ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ุญูŽู…ู’ุฏู‹ุง ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุง ุทูŽูŠู‘ูุจู‹ุง ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒู‹ุง ูููŠู‡ู ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุงู†ู’ุตูŽุฑูŽููŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุงู„ู’ู…ูุชูŽูƒูŽู„ู‘ูู…ู ุขู†ููู‹ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ุฃูŽู†ูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุจูุถู’ุนูŽุฉู‹ ูˆูŽุซูŽู„ูŽุงุซููŠู†ูŽ ู…ูŽู„ูŽูƒู‹ุง ูŠูŽุจู’ุชูŽุฏูุฑููˆู†ูŽู‡ูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูู…ู’ ูŠูŽูƒู’ุชูุจูู‡ูŽุง ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู‹ุง.

dari Rifa’ah bin Rafi’ Az-Zuraqi ia berkata; Pada suatu hari, kami shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku’ dan membaca, “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Allah Maha Mendengar bagi siapa saja yang memujinya).” Tiba-tiba seorang laki-laki menyahut di belakangnya, “RABBANAA LAKAL HAMDU KATSIIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIH (Ya Rabb kami, bagi-Mu segala pujian yang baik dan banyak, serta mengandung keberkahan).” Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai shalat, beliau bertanya: “Siapa yang berkata-kata tadi?” laki-laki itu pun menjawab, “Aku -wahai Rasulullah-.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungghnya aku telah melihat tiga puluh lebih Malaikat yang saling berlomba, siapa di antara mereka yang menulisnya pertama kali.”

๐Ÿ“šHR. Bukhori.

๐ŸŒดDan masih ada bacaan selain itu dan disunnahkan untuk bervariasi pada setiap kali bacaan satu macam, dibaca salah satu darinya.

๐ŸŒบTata Cara Sujud๐ŸŒบ

79). Bagaimana tata cara sujud?

Jawab:

๐ŸŒฟYaitu turun untuk sujud dengan bertumpu pada tangan, mendahulukan tangannya dari kedua lututnya, meletakkan kedua tangan, kedua lutut dan kedua kakinya di atas tanah (lantai), menempelkan dahi dan hidungnya di tanah, meluruskan punggungnya, tidak merendahkan atau mengangkatnya, tumakninah di dalam sujudnya sampai setiap sendi kembali ke tempatnya.

โžก Dalilnya adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจู‘ูŽุงุณู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ:( ุฃูู…ูุฑู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุนู’ุธูู…ู ุงู„ู’ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุดูŽุงุฑูŽ ุจููŠูŽุฏูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽู…ูŽูŠู’ู†ู ). ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡.

dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku diperintahkan untuk bersujud pada tujuh anggota badan: kening -dan beliau menunjuk dengan tangannya pada hidungnya juga-, kedua tangannya, dan kedua kakinya, serta ujung kedua kedua telapak kakinya.

๐Ÿ“š HR. Bukhori dan Muslim.

๐ŸƒMaka dahi dan hidung adalah satu tulang dengan dalil isyarat Rasulullah โ€Ž๏ทบ kepada hidungnya, kaki dua tulang, lutut dua tulang, tangan dua tulang, maka jumlah keseluruhannya adalah tujuh tulang.

80). Apakah dalilnya didahulukan tangan daripada lutut di saat sujud [1]?

Jawab:

โžก Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ููŽู„ู’ูŠูŽุถูŽุนู’ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฑููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽุจู’ุฑููƒู’ ุจูุฑููˆูƒูŽ ุงู„ู’ุจูŽุนููŠุฑู ุฑูˆุงู‡ ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ.

dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Jika salah seorang dari kalian hendak sujud, maka hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya dan janganlah ia turun (untuk sujud) seperti menderumnya unta.”

๐Ÿ“š HR. An-Nasa`i dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.

๐ŸŽ‹Adapun hadits didahulukannya lutut daripada tangan adalah hadits dhaif didhaifkan oleh Syaikh Al-Albany.

๐ŸŒฑDan sudah diketahui bahwa cara menderumnya unta yaitu dengan mendahulukan lutut, dan kedua lututnya pada tangannya.

๐ŸŒฟBerkata sebagian ulama:

“Manusia ketika hendak berdiri dengan menggunakan kedua kakinya, sedangkan binatang berkaki empat dengan tangannya.

โžก Dalilnya hadits Suroqoh radhiyallahu ‘anhu berkata:

ูŽ ุณูŽุงุฎูŽุชู’ ูŠูŽุฏูŽุง ููŽุฑูŽุณููŠ ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุจูŽู„ูŽุบูŽุชูŽุง ุงู„ุฑู‘ููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†.

“Kaki depan (tangan) kudaku kembali terperosok di dalam tanah hingga mencapai kedua lututnya.”

๐Ÿ“š HR. Bukhori.


[1]. Penerjemah:

๐ŸŒฟSyaikh Hasan bin Nur Al-Marwa’iy hafizhahullah (beliau sekarang salah seorang pengajar di Darul Hadits Mabar) berkata:

“Dan permasalahan ini terjadi perbedaan pendapat sejak dulu smpai sekarang,โ€ฆdan yang kuat adalah bolehnya dua perkara (mendahulukan tangan atau lutut dulu), karena tidak adanya dalil yang shohih dalam permasalahan iniโ€ฆ.”

Risalah Kedua Puluh Enam Tentang Seputar Tata Cara Sholat

76). Apakah hukumnya seorang menjumpai imam sedang rukuk, apakah dia dihitung mendapatkan satu rakaat?

Jawab:

๐ŸŒฟ Pendapat yang kuat adalah dia mendapatkan satu rakaat dengan syarat tumakninah bersama imam, imam masih dalam keadaan rukuk.

โžก Dalilnya adalah hadits Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุจูŽูƒู’ุฑูŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุงู†ู’ุชูŽู‡ูŽู‰ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฑูŽุงูƒูุนูŒ ููŽุฑูŽูƒูŽุนูŽ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุตูู„ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽูู‘ู ููŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ:( ุฒูŽุงุฏูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุญูุฑู’ุตู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุนูุฏู’ ). ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ.

dari Abu Bakrah, bahwa dia pernah mendapati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang rukuk, maka dia pun ikut rukuk sebelum sampai ke dalam barisan shaf. Kemudian dia menceritakan kejadian tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: “Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan diulang kembali.”

๐Ÿ“š HR. Bukhori.

Dan makna sabda Nabi โ€Ž๏ทบ:

( ุฒูŽุงุฏูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุญูุฑู’ุตู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุนูุฏู’ )

“Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan diulang kembali.”

๐Ÿƒ Yang dilarang adalah di ulang kembalinya “ketergesa-gesaan dan ketidak tenangan.”

Abu Bakrah tergesa-gesa agar mendapatkan rukuk bersama Rasulullah โ€Ž๏ทบ, maka Beliau โ€Ž๏ทบ melarangnya dari ketergesa-gesaannya dengan sabdanya:

( ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุนูุฏู’ )

๐ŸŽ‹Dan kita katakan sungguh dia mendapatkan satu rakaat karena Nabi โ€Ž๏ทบ tidak memerintahkannya mengulang rakaat tersebut.

๐ŸŒฟBerkata sebagian ulama sabda beliau โ€Ž๏ทบ:

( ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุนูุฏู’ )

๐ŸŒธ maknanya: jangan mengulangi lagi rukuk di belakang shaf sampai engkau masuk ke dalam shaf.

๐Ÿ“š Lihatlah Syarh Shahih Bukhori karya Ibnu Baththal: ‘Bab rukuk di belakang shaf’.

77). Bagaimana sifat bangkit dari rukuk dan apa yang diucapkan orang sholat?

Jawab:

๐ŸŒฑBangkit dari rukuk sampai tegak berdiri dan mengangkat ke dua tangannya sejajar bahu serta tumakninah sampai tulang-tulangnya kembali pada tempatnya. Dalam keadaan bangkit dari rukuk mengucapkan “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH”. Dan ketika berdiri tegak mengucapkan “RABBANA WA LAKAL HAMD”

๐ŸŒดIni apabila seorang itu menjadi imam atau sholat sendiri, adapun jika sebagai makmum maka cukup baginya mengucapkan “RABBANA WA LAKAL HAMD. Setelah imam membaca SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH.

โžก Dalilnya adalah hadits Malik bin Al-Huwairts:

ุนูŽู†ู’ ู…ูŽุงู„ููƒู ุจู’ู†ู ุงู„ู’ุญููˆูŽูŠู’ุฑูุซู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุจู‘ูŽุฑูŽ ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุญูŽุงุฐููŠูŽ ุจูู‡ูู…ูŽุง ุฃูุฐูู†ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽูƒูŽุนูŽ ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุญูŽุงุฐููŠูŽ ุจูู‡ูู…ูŽุง ุฃูุฐูู†ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽููŽุนูŽ ุฑูŽุฃู’ุณูŽู‡ู ู…ูู†ู’ ุงู„ุฑู‘ููƒููˆุนู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ููŽุนูŽู„ูŽ ู…ูุซู’ู„ูŽ ุฐูŽู„ููƒ.

dari Malik bin al-Huwairits bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertakbir maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, dan apabila rukuk maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, dan apabila mengangkat kepalanya dari rukuk seraya mengucapkan,
SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH
(Semoga Allah mendengarkan orang yang memuji-Nya’, maka beliau melakukan seperti itu).

๐Ÿ“š HR. Muslim.

โžก Dan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู‚ูŽุงุฆูู…ูŒ ๐Ÿ™ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏ ).

Kemudian dia membaca dalam keadaan berdiri, RABBANA WA LAKAL HAMDU (Wahai Rabb kami, bagi-Mu segala puji).

๐Ÿ“š HR. Bukhori dan Muslim.

โžก Dan dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ๐Ÿ™ ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ููŽู‚ููˆู„ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏ ). ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ.

dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika Imam mengucapkan ‘SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya) ‘, maka ucapkanlah: ‘ RABBANAA WA LAKAL HAMDU (Wahai Rabb kami, bagi-Mu lah segala pujian).

๐Ÿ“š HR. Bukhori.

Risalah Kedua Puluh Lima Tentang Seputar Tata Cara Sholat

74). Apakah hukum sholat seorang yang dia melakukan gerakan seperti ayam mematuk (tergesa-gesa) dalam rukuk dan sujudnya serta tidak tumakninah?

Jawab:

๐Ÿ”ฅ Sholatnya batal, karena tumakninah merupakan rukun sholat, sebagaimana telah lewat pada pembahasan rukun-rukun sholat beserta dalilnya.

โžก Dan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi โ€Ž๏ทบ bersabda :

( ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ูŽ ู„ูŽูŠูุตูŽู„ู‘ููŠูŽ ุณูุชู‘ููŠู’ู†ูŽ ุณูŽู†ูŽุฉู‹ ู…ูŽุง ุชูู‚ู’ุจูŽู„ู ู„ูŽู‡ู ุตูŽู„ูŽุงุฉูŒ ุŒ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูุชูู…ู‘ู ุงู„ุฑู‘ููƒููˆู’ุนูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุชูู…ู‘ู ุงู„ุณู‘ูุฌููˆู’ุฏูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูุชูู…ู‘ู ุงู„ุณู‘ูุฌููˆูุฏูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุชูู…ู ุงู„ุฑู‘ููƒููˆู’ุนูŽ ). ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ุฃุจูŠ ุดูŠุจุฉ ูˆุญุณู†ู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ.

“Sesungguhnya seorang laki-laki sholat selama enam puluh tahun, tidak diterima sholatnya, mungkin dia ini menyempurnakan rukuk tetapi tidak menyempurnakan sujud atau dia menyempurnakan sujud tetapi tidak menyempurnakan rukuk.”

๐Ÿ“š HR. Ibnu Abi Syaibah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.

๐Ÿ“ŒDan hadits Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu

ูˆุนู† ุฃุจูŠ ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฃุดุนุฑูŠ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฑูŽุฃูŽู‰ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ู„ูŽุง ูŠูุชูู…ู‘ู ุฑููƒููˆุนูŽู‡ู ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‚ูุฑู ูููŠู’ ุณูุฌููˆู’ุฏูู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠู’ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ๐Ÿ™ ู„ูŽูˆู’ ู…ูŽุงุชูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ุญูŽุงู„ูู‡ู ู‡ูŽุฐูู‡ู ู…ูŽุงุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑู ู…ูู„ู‘ูŽุฉู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ). ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ๐Ÿ™ ู…ูŽุซูŽู„ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ู„ูŽุง ูŠูุชูู…ู‘ู ุฑููƒููˆู’ุนูŽู‡ู ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‚ูุฑู ูููŠู’ ุณูุฌููˆู’ุฏูู‡ู ู…ูุซู’ู„ู ุงู„ุฌูŽุงุฆูุนู ูŠูŽุฃู’ูƒูู„ู ุงู„ุชู‘ูŽู…ู’ุฑูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽู…ู’ุฑูŽุชูŽูŠู’ู†ู ู„ูŽุง ุชูุบู’ู†ููŠูŽุงู†ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ). ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุทุจุฑุงู†ูŠ ูˆุญุณู†ู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ.

Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah โ€Ž๏ทบ melihat seorang laki-laki sholat, tidak menyempurnakan rukuknya dan tergesa-gesa (mematuk) di dalam sujudnya kemudian Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda: “Apabila orang ini meninggal dalam keadaan seperti ini, maka dia meninggal bukan di atas agama Muhammad โ€Ž๏ทบ , kemudian Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda: “Permisalan orang yang tidak menyempurnakan rukuknya dan tergesa-gesa (mematuk) dalam sujudnya seperti orang yang lapar memakan sebutir atau dua butir kurma, tidaklah itu mencukupinya sedikitpun.”

๐Ÿ“š HR. Thabraniy dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.

75). Apakah bacaan yang dibaca seorang yang sholat ketika rukuk?

Jawab:

๐ŸŒฟDia membaca “SUBHANA RABBIYAL ‘ADHIM” tiga kali [1] dan bacaan ini hukumnya wajib dan sebagai pilihan juga membaca “SUBBUUHUN QUDDUUSUN RABBUL MALAAIKATI WAR RUH”

โžก Dalilnya adalah hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu:

โ€ฆุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽูƒูŽุนูŽ ููŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู :”ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ููŠูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ู”. ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…

Kemudian beliau ruku’. Dalam ruku’, beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL ‘ADHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung).

๐Ÿ“š HR. Muslim.

โžก Dan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ูููŠ ุฑููƒููˆุนูู‡ู ูˆูŽุณูุฌููˆุฏูู‡ู ุณูุจู‘ููˆุญูŒ ู‚ูุฏู‘ููˆุณูŒ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ููˆุญู.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dahulu berdoa dalam rukuk dan sujudnya, “SUBBUHUN QUDDUS RABBUL MALAAIKATI WAR RUH (Mahasuci, Maha Qudus, Rabb malaikat dan ruh.”

๐Ÿ“š HR. Muslim.

๐ŸƒTidak membaca ayat Al-Qur’an ketika rukuk.

โžก Dan dalilnya adalah hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah โ€Ž๏ทบ bersabda:

(โ€ฆูˆูŽุฅูู†ู‘ููŠ ู†ูู‡ููŠุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽู‚ู’ุฑูŽุฃูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูŽ ุฑูŽุงูƒูุนู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุณูŽุงุฌูุฏู‹ุง ููŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุฑู‘ููƒููˆุนู ููŽุนูŽุธู‘ูู…ููˆุง ูููŠู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุจู‘ูŽ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ุณู‘ูุฌููˆุฏู ููŽุงุฌู’ุชูŽู‡ูุฏููˆุง ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกู ููŽู‚ูŽู…ูู†ูŒ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุณู’ุชูŽุฌูŽุงุจูŽ ู„ูŽูƒูู… ).ู’ ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

Aku dilarang untuk membaca al-Qur’an dalam keadaan rukuk atau sujud. Adapun rukuk maka agungkanlah Rabb azza wa jalla, sedangkan sujud, maka berusahalah bersungguh-sungguh dalam doa, sehingga layak dikabulkan untukmu’.”

๐Ÿ“š HR. Muslim.


[1]. Penerjemah:

๐ŸŒธ Berkata Syaikh Abdullah bin Abdil Aziz Al-Jibrin hafizhahullah:

“Disunahkan dan yang wajib sekali”.

๐Ÿ“š Syarh Umdatul Fiqh [1/288].

Risalah Kedua Puluh Empat Tentang Seputar Tata Cara Sholat

๐ŸŒธTata Cara Rukuk๐ŸŒธ

73). Bagaimana tata cara rukuk?

Jawab:

๐ŸƒTata cara rukuk yaitu seorang yang sholat bertakbir ketika hendak rukuk kemudian menjadikan antara kepala dan punggungnya sejajar, punggungnya tidak melengkung ke bawah dan kepalanya tidak diangkat dan tidak pula direndahkan, telapak tangannya menggenggam lutut, jari-jemarinya direnggangkan,kedua lengan dijauhkan dari kedua sisi badannya, kedua kakinya tegak lurus tidak dilengkungkan dari lutut, tumakninah sampai tenang sendi-sendi pada tempatnya.

๐ŸŒฟDalil-dalil tentang rukuk berikut ini:

โžก Dalil tentang meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut:

1) Hadits Sa’d bin Abi Waqqos radhiyallahu ‘anhu:

( ูƒุงู† ูŠูŽุถูŽุนูŽ ูƒูŽูู‘ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู‡ู ).

“Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya”.

๐Ÿ“š HR. Bukhori.

2). Hadits Abu Hamid As-Sa’idy radhiyallahu ‘anhu:

( ูƒุงู† ูŠู…ูƒู† ูƒููŠู‡ ู…ู† ุฑูƒุจุชูŠู‡ ).

“Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ menempatkan kedua tangannya pada kedua lututnya”.

๐Ÿ“š HR. Bukhori.

โžก Dalil merengganggkan jari-jemari:

1. Hadits Abu Mas’ud Al-Badry radhiyallahu ‘anhu:

( ูƒุงู† ูŠูุฑุฌ ุจูŠู† ุฃุตุงุจุนู‡ ).

“Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ merengganggkan jari-jemarinya”.

๐Ÿ“š HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani.

โžก Dalil menjauhkan (merenggangkan) kedua siku dari sisi badan (rusuk)

1. Hadits Abu Hamiid radhiyallahu ‘anhu:

( ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุฌูŽุงูููŠู’ ูˆูŽูŠูู†ูŽุญู‘ููŠู’ ู…ูุฑู’ููŽู‚ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽู†ู’ ุฌูŽู†ู’ุจูŽูŠู’ู‡ู ).

“Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ merengganggkan dan menjauhkan kedua sikunya dari kedua sisi badannya”.

๐Ÿ“š HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.

โžก Dalil sejajarnya punggung dan kepala:

1. Hadits dari beberapa Sahabat radhiyallahu ‘anhum:

( ูƒูŽุงู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฑูŽูƒูŽุนูŽ ุจูŽุณูŽุทูŽ ุธูŽู‡ู’ุฑูŽู‡ู ูˆูŽุณูŽูˆู‘ูŽุงู‡ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ู„ูŽูˆู’ ุตูุจู‘ูŽ ุงู„ู…ูŽุงุกู ู„ูŽุงุณู’ุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูŽ ).

“Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ jika rukuk meluruskan punggungnya dan menyamakannya sampai apabila dituangkan air kepadanya tidak akan tumpah”.

๐Ÿ“šHR. Thabraniy dan selainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.

๐ŸŒดDi antaranya:

1. Hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

( ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฑูŽูƒูŽุนูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠูุดู’ุฎูุตู’ ุฑูŽุฃู’ุณูŽู‡ู ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูุตูŽูˆู‘ูุจู’ู‡ู ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฐูŽู„ููƒ ).

“Dan beliau apabila rukuk niscaya tidak mengangkat kepalanya dan tidak menundukkannya, akan tetapi melakukan antara kedua hal tersebut “.

๐Ÿ“š HR. Muslim.

โžก Dalil tumakninah adalah:

1. Hadits Yahya bin Khollad dari pamannya (Rifa’ah bin Rofi’ radhiyallahu ‘anhu)

( ูƒุงู† ูŠูŽุฑู’ูƒูŽุนู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุชูŽุทู’ู…ูŽุฆูู†ู‘ูŽ ู…ูŽููŽุงุตูู„ูู‡ู ).

“Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ rukuk sampai tenang semua persendiannya”.

๐Ÿ“š HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.

Risalah Kedua Puluh Tiga Tentang Seputar Tata Cara Sholat

69). Bagaimana sifat bacaan sholat Malam (Tahajjud)?

Jawab:

๐ŸƒSunnahnya adalah memperpanjang bacaan.

โžก Dalilnya adalah hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ๐Ÿ™ ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุทููˆู„ู ุงู„ู’ู‚ูู†ููˆุชู ). ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

dari Jabir ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat yang paling Afdal (utama) adalah shalat yang lama berdirinya.”

๐Ÿ“š HR. Muslim.

๐ŸŒฟBerkata Imam An-Nawawi rahimahullah maksud dari “Al Qunut” adalah berdiri.

โžก Dan hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุญูุฐูŽูŠู’ููŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชู ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฐูŽุงุชูŽ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ููŽุงูู’ุชูŽุชูŽุญูŽ ุงู„ู’ุจูŽู‚ูŽุฑูŽุฉูŽ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ูŠูŽุฑู’ูƒูŽุนู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ู…ูุงุฆูŽุฉู ุซูู…ู‘ูŽ ู…ูŽุถูŽู‰ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ุจูู‡ูŽุง ูููŠ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุฉู ููŽู…ูŽุถูŽู‰ ููŽู‚ูู„ู’ุชู ูŠูŽุฑู’ูƒูŽุนู ุจูู‡ูŽุง ุซูู…ู‘ูŽ ุงูู’ุชูŽุชูŽุญูŽ ุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกูŽ ููŽู‚ูŽุฑูŽุฃูŽู‡ูŽุง ุซูู…ู‘ูŽ ุงูู’ุชูŽุชูŽุญูŽ ุขู„ูŽ ุนูู…ู’ุฑูŽุงู†ูŽ ููŽู‚ูŽุฑูŽุฃูŽู‡ูŽุง ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ู…ูุชูŽุฑูŽุณู‘ูู„ู‹ุง ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑู‘ูŽ ุจูุขูŠูŽุฉู ูููŠู‡ูŽุง ุชูŽุณู’ุจููŠุญูŒ ุณูŽุจู‘ูŽุญูŽ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑู‘ูŽ ุจูุณูุคูŽุงู„ู ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑู‘ูŽ ุจูุชูŽุนูŽูˆู‘ูุฐู ุชูŽุนูŽูˆู‘ูŽุฐูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽูƒูŽุนูŽ ููŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ููŠูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ู ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฑููƒููˆุนูู‡ู ู†ูŽุญู’ูˆู‹ุง ู…ูู†ู’ ู‚ููŠูŽุงู…ูู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู…ูŽ ุทูŽูˆููŠู„ู‹ุง ู‚ูŽุฑููŠุจู‹ุง ู…ูู…ู‘ูŽุง ุฑูŽูƒูŽุนูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ููŠูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู„ูŽู‰ ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ุณูุฌููˆุฏูู‡ู ู‚ูŽุฑููŠุจู‹ุง ู…ูู†ู’ ู‚ููŠูŽุงู…ูู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽูููŠ ุญูŽุฏููŠุซู ุฌูŽุฑููŠุฑู ู…ูู†ู’ ุงู„ุฒู‘ููŠูŽุงุฏูŽุฉู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู.

dari Hudzaifah ia berkata; Pada suatu malam, saya shalat (Qiyamul Lail) bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau mulai membaca surat Al-Baqarah. Kemudian saya pun berkata (dalam hati bahwa beliau) akan rukuk pada ayat yang ke seratus. Kemudian (seratus ayat pun) berlalu, lalu saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan shalat dengan (surat itu) dalam satu rakaat. Namun (surat Al Baqarah pun) berlalu, maka saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan segera rukuk. Ternyata beliau melanjutkan dengan mulai membaca surat An Nisa` hingga selesai membacanya. Kemudian beliau melanjutkan ke surat Ali Imran hingga beliau selesai membacanya. Bila beliau membaca ayat tasbih, beliau bertasbih dan bila beliau membaca ayat yang memerintahkan untuk memohon (berdoa), beliau memohon, dan bila beliau membaca ayat ta’awwudz (ayat yang memerintahkan untuk memohon perlindungan) beliau memohon perlindungan. Kemudian beliau rukuk. Dalam rukuk, beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL ‘AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung).” Dan lama beliau ruku’ hampir sama dengan berdirinya. Kemudian beliau membaca: “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Maha Mendengar Allah akan orang yang memuji-Nya).” Kemudian beliau berdiri dan lamanya berdiri lebih kurang sama dengan lamanya rukuk. Sesudah itu beliau sujud, dan dalam sujud beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL A’LAA (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi).” Lama beliau sujud hampir sama dengan lamanya berdiri. Sementara di dalam hadits Jarir terdapat tambahan; Beliau membaca: “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH RABBANAA LAKAL HAMDU (Allah Maha Mendengar akan orang yang memuji-Nya, Ya Tuhan kami bagi-Mu segala puji).”

๐Ÿ“š HR. Muslim

๐ŸŒฟDalam rakaat ini Rasulullah โ€Ž๏ทบ membaca 5 juz dalam satu rakaat dan ini merupakan dalil bahwa asalnya sholat malam itu memperpanjang bacaan dan boleh meringankan (memperpendek) bacaan tetapi yang utama memperpanjang bacaan.

70). Bagaimana sifat bacaan sholat Sunnah Shubuh?

Jawab:

๐Ÿ Beliau membaca:

{ ู‚ูู„ู’ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููˆู†ูŽ } ูˆ ูŽ{ู‚ูู„ู’ ู‡ููˆูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ}.

โžก Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุฑูŽุฃูŽ ูููŠ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ู‚ูู„ู’ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููˆู†ูŽ ูˆูŽู‚ูู„ู’ ู‡ููˆูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ.

dari Abu Hurairah bahwa dalam dua rakaat fajarnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surat Al-Kafirun dan Qul Huwallahu Ahad (Surat al-ikhlash).

๐Ÿ“š HR. Muslim.

๐ŸŽ‹Terkadang beliau membaca selainnya.

71). Bagaimana cara dalam membaca Al-Qur’an?

Jawab:

๐ŸƒMembaca Al-Qur’an dengan suara indah dan bagus dengan menjaga hukum tajwid dan menadaburi makna ayat, meminta rahmat ketika membaca ayat rahmat, meminta perlindungan dari adzab ketika membaca ayat adzab dan dua terakhir ini dalam sholat malam.

โžก Dalilnya adalah hadits Baro bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma:

ุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุจูŽุฑูŽุงุกู ุจู’ู†ู ุนูŽุงุฒูุจู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ๐Ÿ™ ุฒูŽูŠู‘ูู†ููˆุง ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูŽ ุจูุฃูŽุตู’ูˆูŽุงุชููƒูู…ู’ ). ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ.

dari Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perindahlah Al-Qur’an dengan suara kalian.”

๐Ÿ“š HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani

โžก Dan hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…:( ุฅูู†ู‘ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุตูŽูˆู’ุชู‹ุง ุจูุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽู…ูุนู’ุชูู…ููˆู‡ู ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ุญูŽุณูุจู’ุชูู…ููˆู‡ู ูŠูŽุฎู’ุดูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ).

dari Abu Zubair dari Jabir ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling baik suaranya dalam membaca Al-Quran adalah orang yang apabila kalian mendengarnya sedang membaca (Al-Quran), kalian mengiranya ia takut kepada Allah. “

๐Ÿ“š HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albany.

โžก Dan hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu yang telah lewat :

ุนูŽู†ู’ ุญูุฐูŽูŠู’ููŽุฉูŽ “โ€ฆูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ู…ูุชูŽุฑูŽุณู‘ูู„ู‹ุง ุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑู‘ูŽ ุจูุขูŠูŽุฉู ูููŠู‡ูŽุง ุชูŽุณู’ุจููŠุญูŒ ุณูŽุจู‘ูŽุญูŽ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑู‘ูŽ ุจูุณูุคูŽุงู„ู ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู…ูŽุฑู‘ูŽ ุจูุชูŽุนูŽูˆู‘ูุฐู ุชูŽุนูŽูˆู‘ูŽุฐูŽโ€ฆ. ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

Hadits Hudzaifah.. . Kemudian beliau melanjutkan ke surat Ali Imran hingga selesai hingga beliau selesai membacanya. Bila beliau membaca ayat tasbih, beliau bertasbih dan bila beliau membaca ayat yang memerintahkan untuk memohon, beliau memohon, dan bila beliau membaca ayat ta’awwudz (ayat yang memerintahkan untuk memohon perlindungan) beliau memohon perlindungan.

๐Ÿ“š HR. Muslim.

72). Apa yang dilakukan seorang yang sholat jika was-was mendatanginya ketika sholat atau membaca Al-Qur’an ?

Jawab:

๐ŸŒฟBerlindung kepada Allah Ta’ala dari setan kemudian meludah sedikit ke sebelah kirinya sebanyak tiga kali.

โžก Dalilnya adalah hadits Utsman bin Abil ‘Ash, beliau mendatangi Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam:

ู’ ุนู† ุฃูŽุจููŠ ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽุงุกู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุนูุซู’ู…ูŽุงู†ูŽ ุจู’ู†ูŽ ุฃูŽุจููŠ ุงู„ู’ุนูŽุงุตู ุฃูŽุชูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูŽุงู†ูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุญูŽุงู„ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ููŠ ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุตูŽู„ูŽุงุชููŠ ูˆูŽู‚ูุฑูŽุงุกูŽุชููŠ ูŠูŽู„ู’ุจูุณูู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู‘ูŽ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…: ( ุฐูŽุงูƒูŽ ุดูŽูŠู’ุทูŽุงู†ูŒ ูŠูู‚ูŽุงู„ู ู„ูŽู‡ู ุฎูŽู†ู’ุฒูŽุจูŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุญู’ุณูŽุณู’ุชูŽู‡ู ููŽุชูŽุนูŽูˆู‘ูŽุฐู’ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ู ูˆูŽุงุชู’ููู„ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ูŠูŽุณูŽุงุฑููƒูŽ ุซูŽู„ูŽุงุซู‹ุง ) ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽููŽุนูŽู„ู’ุชู ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽุฃูŽุฐู’ู‡ูŽุจูŽู‡ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู‘ููŠ. ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

Dari Abu ‘Ala` bahwa Utsman bin Abu Al-‘Ash datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya; “Ya, Rasulullah! Aku sering diganggu setan dalam shalat, sehingga bacaanku menjadi kacau karenanya. Bagaimana itu?” Maka bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ‘Ya, yang demikian itu memang gangguan setan yang dinamakan Khinzab. Karena itu bila engkau diganggunya, maka segeralah mohon perlindungan kepada Allah dari godaannya, sesudah itu meludah sedikit ke sebelah kirimu tiga kali! ‘ Kata Usman; ‘Setelah kulakukan yang demikian, maka dengan izin Allah godaan seperti itu hilang.’

๐Ÿ“š HR. Muslim.

๐ŸƒTidak mengapa menoleh sedikit ke sebelah kiri ketika meludah sedikit dengan tidak mengganggu orang yang sholat di sebelah kirinya.

Risalah Kedua Puluh Dua Tentang Seputar Tata Cara Sholat

65). Bagaimana sifat bacaan sholat Dhuhur?

Jawab:

๐ŸƒSesuai As-Sunnah dalam sholat Dhuhur adalah memanjangkan bacaan, maka dipanjangkan rakaat pertama kira-kira tiga puluh ayat kemudian rakaat yang kedua lebih pendek dari yang pertama, rakaat ketiga dan keempat lebih pendek dari dua rakaat yang pertama.

โžก Dalilnya adalah hadits Abu Said Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑููŠู‘ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ุชูู‚ูŽุงู…ู ููŽูŠูŽุฐู’ู‡ูŽุจู ุงู„ุฐู‘ูŽุงู‡ูุจู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุจูŽู‚ููŠุนู ููŽูŠูŽู‚ู’ุถููŠ ุญูŽุงุฌูŽุชูŽู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุชูŽูˆูŽุถู‘ูŽุฃู ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฃู’ุชููŠ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุฉู ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽู‰ ู…ูู…ู‘ูŽุง ูŠูุทูŽูˆู‘ูู„ูู‡ูŽุง. ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….

dari Abu Sa’id al-Khudri dia berkata, “Sungguh shalat Dhuhur dikumandangkan iqamah, maka seseorang pergi ke al-Baqi’, lalu menunaikan hajatnya, kemudian berwudhu, kemudian dia mendatangi (shalat jamaah) sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masih pada rakaat pertama yang beliau panjangkan.”

๐Ÿ“šHR. Muslim.

66). Bagaimana sifat bacaan sholat Ashar?

Jawab:

๐ŸŒฟBacaan sholat Ashar lebih pendek dari bacaan sholat Dhuhur yaitu separuh bacaan sholat Dhuhur.

โžก Dalilnya adalah hadits Abu Said Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑููŠู‘ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุญู’ุฒูุฑู ู‚ููŠูŽุงู…ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ููŽุญูŽุฒูŽุฑู’ู†ูŽุง ู‚ููŠูŽุงู…ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ู‚ูŽุฏู’ุฑูŽ ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุงู„ู… ุชูŽู†ู’ุฒููŠู„ู ุงู„ุณู‘ูŽุฌู’ุฏูŽุฉู ูˆูŽุญูŽุฒูŽุฑู’ู†ูŽุง ู‚ููŠูŽุงู…ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ู’ุฃูุฎู’ุฑูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุฏู’ุฑูŽ ุงู„ู†ู‘ูุตู’ูู ู…ูู†ู’ ุฐูŽู„ููƒูŽ ูˆูŽุญูŽุฒูŽุฑู’ู†ูŽุง ู‚ููŠูŽุงู…ูŽู‡ู ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ู‚ูŽุฏู’ุฑู ู‚ููŠูŽุงู…ูู‡ู ูููŠ ุงู„ู’ุฃูุฎู’ุฑูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูˆูŽูููŠ ุงู„ู’ุฃูุฎู’ุฑูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูุตู’ูู ู…ูู†ู’ ุฐู„ู„ูƒ. ูˆููŠ ุฑูˆุง ูŠุฉ: ” ู‚ูŽุฏู’ุฑูŽ ุซูŽู„ูŽุงุซููŠู†ูŽ ุขูŠูŽุฉู‹”. ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู….
ุฃูŠ ููŠ ุงู„ุฑูƒุนุชูŠู† ู ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู

dari Abu Sa’id al-Khudri dia berkata, “Kami memperkirakan (kadar waktu) berdirinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam shalat Dhuhur dan ashar. Maka kami memperkirakannya dalam dua rakaat pertama dari shalat Dhuhur sekitar bacaan alim lam mim tanzil (yaitu surat as-Sajdah), dan kami memperkirakan waktu berdirinya beliau pada dua rakaat lainnya sekitar setengah dari hal tersebut. Dan kami memperkirakan berdirinya beliau pada dua rakaat pertama shalat ashar setengah dari hal tersebut.”

๐Ÿ“š HR. Muslim.

๐ŸƒYaitu: pada dua rakaat pertama dari shalat Dhuhur.

Dalam riwayat lain:
sekitar tiga puluh ayat.

๐ŸMakna “ู†ูŽุญู’ุฒูุฑ” yaitu kami memperkirakan.

67). Bagaimana sifat bacaan sholat Maghrib?

Jawab:

๐ŸŒฟSunnahnya adalah terkadang panjang, terkadang pendek dan tengah-tengah antara panjang dan pendek.

๐ŸŽ‹Dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ terkadang membaca Qishar (pendek) mufashshol, Thuwal (panjang) mufashshol atau wasath (tengah) mufashshol. Rasulullah โ€Ž๏ทบ membaca surat Al-Mursalat kadangpula Surat Al-A’raf.

โžก Dalilnya adalah hadits Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu:

ุนู† ุฒูŽูŠู’ุฏู ุจู’ู†ู ุซูŽุงุจูุช ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู ู‚ุงู„ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุฑูุจู ุจูุทููˆู„ูŽู‰ ุงู„ุทู‘ููˆู„ูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ุชู ู…ูŽุง ุทููˆู„ูŽู‰ ุงู„ุทู‘ููˆู„ูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ุฑูŽุงูู.

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu’ anhu berkata: aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca dua surat panjang dari surat-surat panjang dalam shalat Maghrib?.” Ibnu Abu Mulaikah berkata; “Kataku; “Apakah dua surat panjang dari surat-surat panjang tersebut?” Urwah menjawab; “Yaitu Al-A’raf.

๐ŸŒธ Al-Mufashshol (1) yaitu dari Surat Qof sampai Surat An-Nas

68). Bagaimana sifat bacaan sholat Isya’?

Jawab:

๐ŸŒฟSunnahnya adalah memperpendek bacaan dalam sholat isya, membaca dari ausath (tengah) mufashshol dan qishar (pendek) mufashshol .

โžก Dalilnya adalah hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ู…ูุนูŽุงุฐู ุจู’ู†ู ุฌูŽุจูŽู„ู ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุตูŽุงุฑููŠู‘ู ู„ูุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ุนูุดูŽุงุกูŽ ููŽุทูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ููŽุงู†ู’ุตูŽุฑูŽููŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู‘ูŽุง ููŽุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ููŽุฃูุฎู’ุจูุฑูŽ ู…ูุนูŽุงุฐูŒ ุนูŽู†ู’ู‡ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽุงููู‚ูŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽู„ูŽุบูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ูŽ ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑูŽู‡ู ู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูุนูŽุงุฐูŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฃูŽุชูุฑููŠุฏู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู†ูŽ ููŽุชู‘ูŽุงู†ู‹ุง ูŠูŽุง ู…ูุนูŽุงุฐู ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽู…ูŽู…ู’ุชูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ููŽุงู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ุจูุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ูˆูŽุถูุญูŽุงู‡ูŽุง ูˆูŽุณูŽุจู‘ูุญู’ ุงุณู’ู…ูŽ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุนู’ู„ูŽู‰ ูˆูŽุงู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ุจูุงุณู’ู…ู ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ุฅูุฐูŽุง ูŠูŽุบู’ุดูŽู‰.

dari Jabir bahwasanya dia berkata, “Mu’adz bin Jabal al-Anshari shalat Isya’ mengimami para sahabatnya, lalu dia memanjangkan bacaannya atas mereka, maka seorang laki-laki dari kalangan kami berpaling, lalu shalat sendirian. Lalu Mu’adz diberitahu tentangnya, maka dia berkata, ‘Dia seorang yang munafik.’ Ketika hal tersebut sampai pada laki-laki tersebut maka dia mengunjungi Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, lalu mengabarkan kepadanya sesuatu yang dikatakan Mu’adz. Maka Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda kepadanya, ‘Apakah kamu ingin menjadi pemfitnah (yang membuat orang lain lari dari agama) wahai Mu’adz?. Apabila kamu mengimami manusia, maka bacalah surat asy-Syams wa dhuhaha, Sabbihisma Rabbika al-A’la, dan Iqra’ Bismi Rabbika, serta Wa al-Laili idza Yaghsya’.”

๐Ÿ“š HR. Muslim


(1).Penerjemah:

๐ŸŒบ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:

“Dan Mufashshol ada tiga macam sebagaimana ditunjukkan pada perkataan Penulis (Zadul Mustaqni’), di antaranya Thuwal, Qishor dan Wasath, maka termasuk

โžก Thuwal Mufashshol: dari surat Qof sampai surat An-Naba’.
โžก Ausath Mufashshol: dari Surat An-Naba’ sampai surat Adh-Dhuha
โžก Qishor Mufashshol:
dari Surat Adh-Dhuha sampai surat An-Nas.

๐Ÿ Dan dinamakan Mufashshol karena banyak pemisahnya disebabkan surat-suratnya pendek.”

๐Ÿ“š Asy-Syarhul Mumti’ karya beliau [3/75].

๐Ÿƒ Imam Ibnu Hajar rahimahullah berkata:

“Dari surat Qof sampai akhir Al-Qur’an (surat An-Nas) menurut pendapat yang rajih (kuat),dan dinamakan ‘Mufashshol’ karena banyaknya pemisah yaitu dengan Basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) menurut pendapat yang kuat”.

๐Ÿ“š Fathul Bari [2/259].

Risalah Kedua Puluh Tentang Seputar Tata Cara Sholat

57). Apakah dalil wajibnya membaca surat Al-fatihah di dalam sholat?

Jawab:

โžก Dalilnya adalah hadits Ubadah bin Shomit radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู…ูุชู ูŠูŽุจู’ู„ูุบู ุจูู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…:( ู„ูŽุง ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ู„ูู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู).

Dari Ubadah bin ash-Shamit menyatakan hadits tersebut marfu’ kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam: “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah.”

๐Ÿ“š HR. Bukhori dan Muslim

๐ŸŒฟ Bagi orang yang tidak membacanya, maka sholatnya batal. Dan barang siapa yang lupa membacanya, maka mengulang bacaannya sekalipun telah selesai sholat yaitu mengulang satu rakaat kemudian dia membaca surat Al-Fatihah (pent. : rakaat yang tidak membaca surat Al-Fatihah tidak dihitung mendapatkan satu rakaat).

58). Apakah wajib bagi makmum membaca surat Al-Fatihah setelah imam?

Jawab:

๐ŸŒธYa, wajib padanya menurut pendapat yang rajih (kuat), dalilnya adalah hadits soal nomor 57 dan hadits-hadits yang lain

59). Kapan makmum membaca Al-fatihah, apakah bersama imam atau setelahnya?

Jawab:

๐Ÿ Dia membacanya setelah bacaan imam pada setiap ayatnya atau mendengarkan bacaan surat Al-Fatihah imam sampai selesai kemudian dia membacanya setelah itu. Tidak membacanya bersamaan dengan imam pada setiap ayatnya, bahkan mendengarkannya.

โžก Dalilnya adalah Allah Ta’ala berfirman:

{ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‚ูุฑูุฆูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ููŽุงุณู’ุชูŽู…ูุนููˆู’ุง ู„ูŽู‡ู— ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุตูุชููˆู’ุง ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูุฑู’ุญูŽู…ููˆู’ู†ูŽ }.

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 204)

๐ŸŒธ Dan ini mencakup di dalam sholat dan di luar sholat (mendengarkan bacaan Al-Qur’an).

60). Apakah hukum membaca Aamiin setelah imam?

Jawab:

๐ŸŒฟ Membaca “Aamiin” setelah Imam adalah hukumnya wajib.

โžก Dalilnya adalah hadits Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู { ุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุถููˆุจู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ุงู„ุถู‘ูŽุงู„ู‘ููŠู†ูŽ } ููŽู‚ููˆู„ููˆุง ุขู…ููŠู†ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูˆูŽุงููŽู‚ูŽ ู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ู‚ูŽูˆู’ู„ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉู ุบูููุฑูŽ ู„ูŽู‡ู ู…ูŽุง ุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุฐูŽู†ู’ุจูู‡ู ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡.

dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika Imam membaca GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADH DHAALLIIN, maka ucapkanlah ‘AMIIN’. Karena siapa yang ucapan ‘AAMIIN’ nya bersamaan dengan ‘AAMIIN’ nya Malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

๐Ÿ“š HR. Bukhori dan Muslim.

โžก Dan juga hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ุญูŽุณูŽุฏูŽุชู’ูƒูู…ู’ ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏู ุนูŽู„ูŽู‰ ุดูŽูŠู’ุกู ู…ูŽุง ุญูŽุณูŽุฏูŽุชู’ูƒูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุฃู’ู…ููŠู†ู.

dari Aisyah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidak ada yang didengki kaum Yahudi atas kalian terhadap sesuatu selain bacaan salam dan aamiin.

๐Ÿ“š HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albany dan Al-Waadi’iy.

61). Apakah seorang yang sholat membaca surat yang lain bersama surat Al-Fatihah?

Jawab:

๐ŸŒพ Ya, imam, seorang yang sholat sendiri dan makmum membaca surat Al-Fatihah dan surat lain pada dua rakaat yang awal di sholat sirriyah, adapun sholat jahriyah makmum cukup membaca surat Al-Fatihah saja kemudian mendengarkan bacaan imam.

๐Ÿ Dalilnya adalah hadits Abi Qatadah radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‚ูŽุชูŽุงุฏูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ุจูู†ูŽุง ููŽูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูููŠ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูˆูŽุณููˆุฑูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽูŠูุณู’ู…ูุนูู†ูŽุง ุงู„ู’ุขูŠูŽุฉูŽ ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงู†ู‹ุง.

dari Abu Qatadah dia berkata, “Dahulu Rasulullah shalat bersama kami (sebagai imam), lalu membaca surat Al-Fatihah dan dua surat dalam shalat Zhuhur dan Ashar pada dua rakaat yang pertama. Dan terkadang beliau memperdengarkan (bacaan) ayat.

๐Ÿ“š HR. Bukhori dan Muslim

๐Ÿ€ Adapun makmum mendengarkan bacaan imam.

Allah Ta’ala berfirman:

{ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‚ูุฑูุฆูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ููŽุงุณู’ุชูŽู…ูุนููˆู’ุง ู„ูŽู‡ู— ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุตูุชููˆู’ุง ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูุฑู’ุญูŽู…ููˆู’ู†ูŽ }.

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 204)

โžก Dan hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:

ุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ : ( ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฅูู…ูŽุงู…ูŒ ููŽู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉูŒ ู„ูŽู‡ู ).

dari Jabir ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa mempunyai (shalat bersama) imam, maka bacaan imam adalah bacaannya. “

๐Ÿ“š HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany.

Risalah Kedua Puluh Satu Tentang Seputar Tata Cara Sholat

62). Apakah saja sholat yang bacaannya jahriyah (dikeraskan) dan sirriyah (dipelankan)?

Jawab:

๐ŸŒฟ Sholat Jahriyah (yang dibaca keras) yaitu sholat Shubuh, dan dua rakaat yang pertama dari sholat Maghrib dan Isya.

๐ŸƒSholat Sirriyah (yang dibaca pelan) yaitu sholat Zhuhur, Ashar, satu rakaat yang terakhir dari sholat Maghrib dan dua rakaat yang terakhir dari sholat Isya.

๐ŸŒฑAdapun sholat Malam (Tahajjud) boleh jahriyah dan sirriyah.

โžก Dalilnya adalah hadits Khabbab radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู…ูŽุนู’ู…ูŽุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ู„ูุฎูŽุจู‘ูŽุงุจู ุฃูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูููŠ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ู‚ูู„ู’ู†ูŽุง ุจูู…ูŽ ูƒูู†ู’ุชูู…ู’ ุชูŽุนู’ุฑููููˆู†ูŽ ุฐูŽุงูƒูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุจูุงุถู’ุทูุฑูŽุงุจู ู„ูุญู’ูŠูŽุชูู‡ู. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ.

dari Abu Ma’mar berkata, “Kami bertanya kepada Khabbab, apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca surah dalam shalat Zhuhur dan ‘Ashar?” Dia menjawab, “Ya.” Kami tanyakan lagi, “Bagaimana kalian bisa mengetahuinya?” Dia menjawab, “Dari gerakan jenggot Beliau.”

๐Ÿ“š HR. Bukhori.

๐ŸŽ‹ Diambil faedah dari hadits ini bahwa dahulu Rasulullah โ€Ž๏ทบ membaca secara sirriyah.

๐Ÿ“ŒDan hadits Aisyah radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ู‚ูŽูŠู’ุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชู ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูุชู’ุฑู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฑูุจู‘ูŽู…ูŽุง ุฃูŽูˆู’ุชูŽุฑูŽ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุฑูุจู‘ูŽู…ูŽุง ุฃูŽูˆู’ุชูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ ุขุฎูุฑูู‡ู ู‚ูู„ู’ุชู ูƒูŽูŠู’ููŽ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุชูู‡ู ุฃูŽูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุณูุฑู‘ู ุจูุงู„ู’ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุฃูŽู…ู’ ูŠูŽุฌู’ู‡ูŽุฑู ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ูƒูู„ู‘ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูู’ุนูŽู„ู ุฑูุจู‘ูŽู…ูŽุง ุฃูŽุณูŽุฑู‘ูŽ ูˆูŽุฑูุจู‘ูŽู…ูŽุง ุฌูŽู‡ูŽุฑูŽ.

dari Abdullah bin Abu Qais, ia berkata; aku bertanya kepada Aisyah mengenai witir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata; terkadang beliau melakukan witir pada awal malam, dan terkadang melakukan witir di akhirnya. Aku katakan; bagaimana bacaan beliau, apakah beliau menyamarkan bacaan atau mengeraskannya? Aisyah berkata; semua itu pernah beliau lakukan. Beliau terkadang menyamarkan dan terkadang mengeraskan. Aisyah radhiyallahu ‘anha memaksudkan dalam sholat malam.

๐Ÿ“šHR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.

63). Bagaimana sifat bacaan sirriyah?

Jawab:

๐ŸŒฟSifatnya adalah seorang yang sholat membaca secara pelan, dia sendiri yang mendengarnya, digerakkan lisannya dan tidak mengganggu orang yang disampingnya, adapun menghadirkan (membaca) bacaan di dalam hati, maka ini tidak sah.

โžก Dan dalilnya adalah hadits Khabbab (soal no.62) bahwasanya dahulu para Sahabat mengetahui bacaan Rasulullah โ€Ž๏ทบ dengan gerakan jenggotnya.

๐ŸƒDipanjangkan pada rakaat yang pertama dan dipendekkan pada rakaat yang kedua.

โžก Dalilnya adalah hadits Abi Qotadah :

( ูŠูุทูŽูˆู‘ูู„ู ูููŠ ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽู‰ ูˆูŽูŠูู‚ูŽุตู‘ูุฑู ูููŠ ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠูŽุฉ ). ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ.

“Beliau ๏ทบ memanjangkan rakaat pertama dan memendekkan pada rakaat kedua..”

๐Ÿ“š HR. Bukhori.

64). Bagaimana sifat bacaan sholat Shubuh?

Jawab:

๐ŸŒฟSunnahnya pada bacaan sholat subuh adalah dipanjangkan.

โžก Dalilnya adalah hadits Jabir bin Samuroh radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ุจู’ู†ู ุณูŽู…ูุฑูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูููŠ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ุจูู‚ ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ู…ูŽุฌููŠุฏู ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ุจูŽุนู’ุฏู ุชูŽุฎู’ูููŠูู‹ุง.

dari Jabir bin Samurah dia berkata, “Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca pada shalat shubuh, ‘Qaf wal Qur’an al-Majid’. Dan shalatnya Beliau ๏ทบ sesudah itu adalah ringan.”

๐Ÿ“š HR. Muslim.

๐Ÿ€ Dan yang semisalnya.

๐ŸƒDan juga hadits Abi Barzah radhiyallahu ‘anhu:

( ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูููŠู‡ูŽุง ุจูุงู„ุณู‘ูุชู‘ููŠู†ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุงุฆูŽุฉู. ูŠุนู†ูŠ ููŠ ุงู„ูุฌุฑ ). ุฑูˆุงู‡ ุงุจู† ุฃุจูŠ ุดูŠุจุฉ.

“Dan beliau melaksanakan shalat Shubuh, beliau ๏ทบ membaca enam puluh sampai seratus ayat.

๐Ÿ“š HR. Ibnu Abi Syaibah.

๐ŸŽ‹Dahulu Beliau โ€Ž๏ทบ memanjangkan rakaat yang pertama lebih dari rakaat yang kedua.

๐Ÿ“ŒDalilnya adalah hadits Abi Qatadah:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจู’ู†ู ุฃูŽุจููŠ ู‚ูŽุชูŽุงุฏูŽุฉูŽ ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠู‡ู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุทูŽูˆู‘ูู„ู ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุฉู ุงู„ู’ุฃููˆู„ูŽู‰ ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูˆูŽูŠูู‚ูŽุตู‘ูุฑู ูููŠ ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠูŽุฉู ูˆูŽูŠูŽูู’ุนูŽู„ู ุฐูŽู„ููƒูŽ ูููŠ ุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ุตู‘ูุจู’ุญู.

Dari ‘Abdullah bin Abu Qatadah dari Bapaknya, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam shalat Zhuhur memanjangkan bacaan pada rakaat pertama dan memendekkannya pada rakaat kedua. Beliau lakukan pula seperti itu pada shalat Shubuh.”

๐Ÿ“š HR. Bukhori.

Risalah Kesembilan Belas Tentang Seputar Tata Cara Sholat

๐ŸŒบSifat Bacaan (Qiro`ah)๐ŸŒบ

53) Apakah yang dibaca seorang yang sholat setelah Takbiratul Ihram?

Jawab:

1). Membaca doa Istiftah.
2). Membaca Ta’awudz (A’udzu billah minasy syaithonir rajim).
3). Membaca Basmalah (Bismillahirrahmanirrahim).
4). Membaca Surat Al-fatihah.
5). Membaca surat selain Al-fatihah.

54). Apakah dalil bacaan doa Istiftah?

Jawab:

๐ŸŒธBacaan doa istiftah banyak dan beragam, dan yang utama membaca secara bergantian, sesekali membaca yang ini dan di sholat yang lain membaca yang lainnya (1).

โ–ถ Di antara dalilnya adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุงุณู’ุชูŽูู’ุชูŽุญูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽ ูˆูŽุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงุณู’ู…ููƒูŽ ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุฌูŽุฏู‘ููƒูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุบูŽูŠู’ุฑูŽูƒูŽ.

dari Aisyah dia berkata; Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hendak memulai shalat, beliau mengucapkan: “SUBHANAKA ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA WA TABARAKAS-MUKA WA TA’ALA JADDUKA WA LA ILAHA GHAIRAKA” (Maha suci Engkau, ya Allah, aku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu, Maha Suci nama-Mu, Maha luhur keluhuran-Mu dan tidak ilah yang haq selain Engkau).

๐Ÿ“š HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.

55). Apakah dalil bacaan Ta’awudz?

Jawab:

โ–ถ Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala berfirman:

{ ููŽุงูุฐูŽุง ู‚ูŽุฑูŽุฃู’ุชูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุงูฐู†ูŽ ููŽุงุณู’ุชูŽุนูุฐู’ ุจูุง ู„ู„ู‘ูฐู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุดู‘ูŽูŠู’ุทูฐู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌููŠู’ู…ู }.

“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl 16: Ayat 98)

56). Apakah dalilnya bacaan Basmalah dibaca secara sirri (secara pelan) atau jahr (secara keras)?

Jawab:

๐ŸŒฟ Basmalah dibaca pelan (hanya didengar yang membaca saja).

โ–ถ Di antara dalilnya adalah hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชู ุฎูŽู„ู’ููŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽุฎูŽู„ู’ููŽ ุฃูŽุจููŠ ุจูŽูƒู’ุฑู ูˆูŽุนูู…ูŽุฑูŽ ูˆูŽุนูุซู’ู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽูƒูŽุงู†ููˆุง ู„ูŽุง ูŠูŽุฌู’ู‡ูŽุฑููˆู†ูŽ ุจู’ ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู…ู.

Dari Anas berkata, saya shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan di belakang Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Usman, mereka tidak membaca BISMILLAHI AR-ROHMAN AR-ROHIM dengan suara keras”.

๐Ÿ“š HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.

โ–ถ Di dalam riwayat lain:

ูƒูŽุงู†ููˆู’ุง ูŠูุณูุฑู‘ููˆู’ู†ูŽ ุจู: ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

“Dahulu mereka membaca pelan Bismillahir Rohmanir Rohiim “.

โ–ถ Dan juga hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูŽูู’ุชูŽุชูุญู ุงู„ู’ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉูŽ ุจู { ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ }.

Dari Aisyah ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulai bacaannya dengan; ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘ALAMIIN (segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam).”

๐Ÿ“š HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany.


(1). Di antara doa istiftah yang tetap dari Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam:

1. Hadits Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุจูŽุงุนูุฏู’ ุจูŽูŠู’ู†ููŠ ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฎูŽุทูŽุงูŠูŽุงูŠูŽ ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุนูŽุฏู’ุชูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุดู’ุฑูู‚ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุฑูุจู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ู†ูŽู‚ู‘ูู†ููŠ ู…ูู†ู’ ุฎูŽุทูŽุงูŠูŽุงูŠูŽ ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูู†ูŽู‚ู‘ูŽู‰ ุงู„ุซู‘ูŽูˆู’ุจู ุงู„ู’ุฃูŽุจู’ูŠูŽุถู ู…ูู†ู’ ุงู„ุฏู‘ูŽู†ูŽุณู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ุณูู„ู’ู†ููŠ ู…ูู†ู’ ุฎูŽุทูŽุงูŠูŽุงูŠูŽ ุจูุงู„ุซู‘ูŽู„ู’ุฌู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุฑูŽุฏู.

“ALLAAHUMMA BAA’ID BAINII WABAINA KHATHAYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIB, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHOTHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANASI, ALLAAHUMMAGH SIL NII MIN KHATHAAYAAYA BITSTSALJI WALMAA’I WALBARAD (Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat, Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran, Ya Allah, cucilah aku dari kesalahanku dengan es, air dan embun).”

๐Ÿ“šHR. Bukhori (774) dan Muslim (598), lafaz hadits milik Muslim .

2. Hadits Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu:

ูˆูŽุฌู‘ูŽู‡ู’ุชู ูˆูŽุฌู’ู‡ููŠูŽ ู„ูู„ู‘ูŽุฐููŠ ููŽุทูŽุฑูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูŽ ุญูŽู†ููŠูู‹ุง ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู…ูุดู’ุฑููƒููŠู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุตูŽู„ูŽุงุชููŠ ูˆูŽู†ูุณููƒููŠ ูˆูŽู…ูŽุญู’ูŠูŽุงูŠูŽ ูˆูŽู…ูŽู…ูŽุงุชููŠ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†ูŽ ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุจูุฐูŽู„ููƒูŽ ุฃูู…ูุฑู’ุชู ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู„ููƒู ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฑูŽุจู‘ููŠ ูˆูŽุฃูŽู†ูŽุง ุนูŽุจู’ุฏููƒูŽ ุธูŽู„ูŽู…ู’ุชู ู†ูŽูู’ุณููŠ ูˆูŽุงุนู’ุชูŽุฑูŽูู’ุชู ุจูุฐูŽู†ู’ุจููŠ ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ููŠ ุฐูู†ููˆุจููŠ ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ูŠูŽุบู’ููุฑู ุงู„ุฐู‘ูู†ููˆุจูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽุงู‡ู’ุฏูู†ููŠ ู„ูุฃูŽุญู’ุณูŽู†ู ุงู„ู’ุฃูŽุฎู’ู„ูŽุงู‚ู ู„ูŽุง ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ู„ูุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูู‡ูŽุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽุงุตู’ุฑููู’ ุนูŽู†ู‘ููŠ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽู‡ูŽุง ู„ูŽุง ูŠูŽุตู’ุฑููู ุนูŽู†ู‘ููŠ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽู‡ูŽุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ู„ูŽุจู‘ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุณูŽุนู’ุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑู ูƒูู„ู‘ูู‡ู ูููŠ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุฑู‘ู ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฃูŽู†ูŽุง ุจููƒูŽ ูˆูŽุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุชูŽุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ูˆูŽุชูŽุนูŽุงู„ูŽูŠู’ุชูŽ ุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽุชููˆุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ.

“WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDLA HANIIFAN WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN, INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN LAA SYARIIKA LAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIIN ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ANTA RABBII WA ANAA ‘ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WA’TARAFTU BI DZANBII FAGHFIL LII DZUNUUBII JAMII’AN INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUB ILLAA ANTA WAH DINII LIAHSANAIL AKHLAAQ LAA YAHDII LIAHSANIHAA ILLAA ANTA WASHRIF ‘ANNII SAYYIAHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYIAHAA ILLAA ANTA LABBAIKA WA SA’DAIKA WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIK WASY SYARRU LAISA ILAIKA ANAA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA TA’AALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA (Aku hadapkan wajahku kepada Allah, Maha pencipta langit dan bumi dengan keadaan ikhlas dan tidak mempersekutukan-Nya. Sesungguhnya shalatku, segala ibadahku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan karena itu aku patuh kepada perintah-Nya, dan berserah diri kepadaNya. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang berwenang untuk mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang paling bagus. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Labbaik wa sa’daik (Aku patuhi segala perintahMu, dan aku tolong agama-Mu). Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan kejahatan tidak datang dari-Mu. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampun dari-Mu dan aku bertobat kepada-Mu)

๐Ÿ“šHR. Muslim (771).

3. Hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu:

ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู…ูŽุง ู†ูŽุญู’ู†ู ู†ูุตูŽู„ู‘ููŠ ู…ูŽุนูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูƒูŽุจููŠุฑู‹ุง ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ูƒูŽุซููŠุฑู‹ุง ูˆูŽุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจููƒู’ุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽุฃูŽุตููŠู„ู‹ุง ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฆูู„ู ูƒูŽู„ูู…ูŽุฉูŽ ูƒูŽุฐูŽุง ูˆูŽูƒูŽุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู…ู ุฃูŽู†ูŽุง ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุนูŽุฌูุจู’ุชู ู„ูŽู‡ูŽุง ููุชูุญูŽุชู’ ู„ูŽู‡ูŽุง ุฃูŽุจู’ูˆูŽุงุจู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู.

dari Ibnu Umar dia berkata; “Ketika kami shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba seseorang mengucapkan ALLAHU AKBAR KABIRAW WAL HAMDU LILLAHI KATSIIRAW WASUBHAANALLAAHI BUKRATAN WA ASHIILAA. (Maha Besar Allah, dan segala puji bagi Allah, pujian yang banyak, dan Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang).” Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Siapakah yang mengucapkan kalimat tadi?” Seorang sahabat menjawab; “Saya wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Sungguh aku sangat kagum dengan ucapan tadi, sebab pintu-pintu langit dibuka karena kalimat itu.”

๐Ÿ“šHR. Muslim (601).

Risalah Ketujuh Belas Tentang Seputar Tata Cara Sholat

47). Apakah gugur kewajiban sholat bagi orang sakit atau tidak mampu?

Jawab:

๐ŸŒธTidak gugur kewajiban sholat bagi orang yang sakit dan tidak mampu, hanya saja dia sholat semampunya. Jika mampu berdiri, bila tidak mampu maka sholat dengan duduk, bila tidak mampu berbaring pada salah satu sisi badan atau dengan isyarat seperti yang terdapat di hadits Imron, pada soal nomor 45.

๐ŸŒฟTidak gugur kewajiban sholat bagi orang sakit kecuali dalam keadaan sakit parah yang tidak memungkinkan bagi orang yang sakit itu menunaikan sholat sampai keluar waktunya seperti sakit hendak melahirkan, ini bagi wanita atau sakit yang sangat parah yang tidak memungkinkan ditegakkannya sholat atau karena operasi besar, Wallahu A’lam.

โžก Berdasarkan firman Allah Ta’ala:

{ ููŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูŽ ู…ูŽุง ุงุณู’ุชูŽุทูŽุนู’ุชูู… }.

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 16)

โžก Dan firman Allah Ta’ala:

{ ู„ูŽุง ูŠููƒูŽู„ู‘ููู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ู†ูŽูู’ุณู‹ุง ุงูู„ู‘ูŽุง ูˆูุณู’ุนูŽู‡ุง }.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)

48). Bagaimana sholat orang sakit yang tidak mampu rukuk dan sujud?

Jawab:

๐ŸDia berisyarat dengan kepala atau jemarinya (1).

โ–ถ Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

{ ููŽุง ุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูŽ ู…ูŽุง ุงุณู’ุชูŽุทูŽุนู’ุชูู…ู’ }.

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 16)

Dan firman Allah Ta’ala:

{ ู„ูŽุง ูŠููƒูŽู„ู‘ููู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ู†ูŽูู’ุณู‹ุง ุงูู„ู‘ูŽุง ูˆูุณู’ุนูŽู‡ุง }.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)

Dan firman Allah Ta’ala:

{ ูˆูŽู…ูŽุง ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ููู‰ ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ู…ูู†ู’ ุญูŽุฑูŽุฌูโ€…}.

“Dia telah memilih kamu dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama.” (QS. Al-Hajj 22: Ayat 78)

โžก Dan hadits Imron bin Hushain pada soal nomor 45.

49). Bagaimana tata cara duduk orang yang sholat dalam keadaan duduk?

Jawab:

๐ŸŒธDuduk bersila atau duduk semampunya.

โžก Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha:

ุนูŽู†ู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ู…ูุชูŽุฑูŽุจู‘ูุนู‹

dari ‘Aisyah dia berkata; ‘Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat sambil duduk dengan kaki bersilang di bawah paha (bersila).”

๐Ÿ“š HR. An-Nasa’i dan dishahihkan oleh Al-Albany.


(1). Penerjemah:

๐ŸŒบBerkata Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah:

Keenam: Apabila tidak mampu isyarat dengan kepala dalam rukuk dan sujud maka dia mengisyaratkan dalam sujud dengan matanya, dia pejamkan sedikit untuk ruku’ dan dia pejamkan sangat (lebih lagi) untuk sujud. Adapun isyarat dengan jari sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sakit tidaklah benar dan Aku tidaklah mengetahui ada padanya asal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan tidak pula perkataan Ulama.

๐Ÿ“š Majmu’ Fatawa wa Rasail Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin (15/230) dalam pembahasan: Bab Sholat Orang Yang Memiliki Uzur.