๐ฆDi Antara Hukum Dalam Mentalqin LAA ILAAHA ILLALLAH๐ฆ
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุ ููุงูู : ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู : ” ููููููููุง ู
ูููุชูุงููู
ู : ููุง ุฅููููู ุฅููููุง ุงูููููู “. ุฑูุงู ุงูุฅู
ุงู
ู
ุณูู
.
Dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Talqinlah orang yang akan meninggal di antara kamu dengan LAA ILAAHA ILLA ALLAH.”
๐HR. Muslim(917).
๐ปSyaikh Taufiq Al-Ba’dani hafizhahullah berkata:
“Pendapat yang kuat adalah pendapat Jumhur Ulama bahwasanya disunnahkan untuk menalqin orang yang sakit yang sedang menghadapi kematian (sakaratul maut) dengan kalimat “LAA ILAAHA ILLA ALLAH” (Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah๏ทป).
โถ Perintah menalqin disini hukumnya sunnah bukan wajib menurut Jumhur Ulama berbeda dengan madzhab Zahiriyah yang mengatakan, tidak wajib atas orang yang akan meninggal mengucapkannya selama pada asalnya dia adalah seorang yang bertauhid.
โถ Dan disunnahkan memilih cara yang tepat dalam mentalqinnya sehingga tidak terjadi penolakan yang tidak baik. Bahkan bersikap lembut dan berusaha menyenangkannya karena dia dalam kesusahan yang sangat.
โถ Dan tidak disukai memperbanyak talqin terhadapnya sehingga dia menjadi bosan dan terasa sempit, maka janganlah terus-menerus menalqinnya hanya saja berjeda dan tetap mengusahakan agar akhir ucapannya adalah LAA ILAAHA ILLA ALLAH.
โถ Dan menurut pendapat Jumhur tidak disunnahkan mentalqin dengan dua kalimat syahadat, hanya saja talqin itu dengan LAA ILAAHA ILLA ALLAH saja. Dan ini yang tampak pada hadits :
“ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุ ููุงูู : ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู : ” ููููููููุง ู
ูููุชูุงููู
ู : ููุง ุฅููููู ุฅููููุง ุงูููููู “.
Dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Talqinlah orang yang akan meninggal di antara kamu dengan LAA ILAAHA ILLA ALLAH.”
Dan dikarenakan termasuk konsekuensi dan tuntutan dari ucapan: LAA ILAAHA ILLA ALLAH pengakuan bahwa Muhammad ๏ทบ Rasulullah. Maka barang siapa yang mengucapkan “LAA ILAAHA ILLA ALLAH”, maka dia sudah termasuk di dalamnya, beramal dengan semua yang dikandung makna LAA ILAAHA ILLA ALLAH. Dan dari kandungan makna LAA ILAAHA ILLA ALLAH adalah iman bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah๏ทป.”
๐Faedah Pelajaran Bulughul Maram, Darul Hadits Mabar Yaman, Jumat, 5 Syawal 1443H.
โMuntaqo Al Fawaid
๐ฑhttps://t.me/abuzurahwiwitwahyu
๐https://abuzurahwiwitwahyu.my.id/